Mohon tunggu...
Mohammad Hairil Anwar
Mohammad Hairil Anwar Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Akan Seperti Apakah Kita Setelah Lulus Pendidikan Guru Penggerak (?)

20 Desember 2024   19:54 Diperbarui: 20 Desember 2024   20:03 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat dinyatakan lulus dari Pendidikan Guru Penggerak, tentulah para guru akan merasa bangga karena ini ada sebuah pencapaian yang sangat istimewa bagi seorang guru setelah menempuh pendidikan secara daring dan luring selama 6 bulan. Bagi guru yang dinyatakan lulus, seorang guru akan dianggap telah dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan baru untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang inspiratif. Namun, dalam konteks yang sebenarnya, hal ini merupakan salah satu titik balik perjalanan kita sebagai Guru Penggerak baru saja dimulai. Pertanyaan selanjutnya adalah, apa yang harus kita dilakukan setelahnya?

Tantangan kita yang sebenarnya akan diawali dari momentum ini. Saat seorang guru dinyatakan lulus dari Pendidikan Guru Penggerak yang menerima sebuah sertifikat kelulusan, maka kita sebagai guru akan ditunggu oleh beberapa hal penting dalam upaya meningkatkan kualitas Pendidikan. Reputasi kita akan dipertaruhkan atas pencapaian yang membanggakan ini apakah hanya akan sekedar menjadi hiasan, atau kita benar-benar akan memahami esensi dari hasil pembelajaran kita selama beberapa bulan.

Setelah menyelesaikan program Pendidikan Guru Penggerak (PGP), seorang guru telah dibekali dengan berbagai keterampilan dan pengetahuan akan dituntut untuk menjadi agen perubahan di sekolah serta komunitas pendidikan. Namun, lulus dari program ini hanyalah awal dari perjalanan seorang guru penggerak. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh para lulusan PGP untuk memaksimalkan dampak positif di lingkungan sekolah dan meningkatkan mutu pendidikan.

Dengan adanya pergantian jabatan menteri dan nama instansi kementerian, Program Pendidikan Guru Penggerak pelaksanaannya dievaluasi. Entah akan dilanjutkan atau tidak, kita semua belum ada yang tau kepastiannya. Namun bagi seorang yang pernah mengiukuti pendidikan guru penggerak dan pernah pula menjadi pengajar praktik di kegiatan pendidikan guru penggerak saya merasakan bahwa kita tida boleh terhenti sampai disini saja. Setelah dinyatakan lulus, dilanjutkan atau tidaknya program tersebut bukan merupakan penghalan bagi kita untuk tetap berinovasi dan menerapkan hasil selama menempuh pendidikan. Ada beberapa hal yang menurut saya harus senantiasa kita perhatikan dengan predikat sebagai guru penggerak, diantaranya :

1. Mengimplementasikan Proyek Perubahan di Sekolah

Selama mengikuti program PGP, para guru telah merancang proyek perubahan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah mereka. Langkah pertama yang dapat dilakukan setelah lulus adalah melanjutkan implementasi proyek tersebut secara berkelanjutan. Proyek ini bisa berupa inovasi pembelajaran, pengembangan karakter siswa, atau perbaikan budaya sekolah. Dengan mengimplementasikan proyek ini, guru penggerak dapat memberikan contoh nyata bagaimana perubahan kecil dapat berdampak besar bagi kemajuan pendidikan di sekolah. Bekal dari Pendidikan Guru Penggerak yang kemudian akan menuntun guru penggerak untuk senantiasa menggelorakan perubahan positif untuk Pendidikan, minimal di lingkungan kerjanya.

2. Membangun Komunitas Praktisi

Sebagai lulusan PGP, guru memiliki tanggung jawab untuk menjadi fasilitator bagi rekan sejawat di sekolah atau daerah masing-masing. Salah satu cara yang efektif adalah dengan membentuk Komunitas Praktisi di mana guru-guru dapat berkumpul untuk saling berbagi praktik baik, tantangan, dan solusi dalam pembelajaran. Melalui komunitas ini, para guru dapat saling mendukung dan memperkuat kolaborasi untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik. Komunitas Praktisi akan menjadi tempat bagi para guru untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman yang dapat mendorong tercapainya kemajuan pendidikan.

3. Menyebarkan Nilai-nilai Kepemimpinan Transformatif

Guru penggerak bukan hanya berperan sebagai pendidik, tetapi juga pemimpin transformatif. Setelah lulus, penting untuk menyebarkan nilai-nilai kepemimpinan yang inklusif, kolaboratif, dan berorientasi pada perubahan di lingkungan sekolah. Dengan menjadi teladan dalam sikap, perilaku, dan cara berkomunikasi, guru penggerak bisa menginspirasi kolega dan siswa untuk terlibat aktif dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif dan inovatif.

Ilustrasi Guru Menyenangkan
Ilustrasi Guru Menyenangkan

4. Mendorong Partisipasi Aktif Siswa dan Orang Tua

Guru penggerak diharapkan dapat memfasilitasi keterlibatan yang lebih luas dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk siswa dan orang tua. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam proses belajar mengajar melalui pembelajaran yang lebih berbasis proyek (project-based learning) atau student-centered learning. Selain itu, guru penggerak bisa mengajak orang tua untuk berperan aktif dalam mendukung pendidikan anak-anak mereka melalui kegiatan-kegiatan kolaboratif antara sekolah dan keluarga.

5. Mengembangkan Diri secara Berkelanjutan

Pendidikan adalah bidang yang terus berkembang, dan sebagai guru penggerak, penting untuk terus memperbarui diri dengan pengetahuan dan keterampilan terbaru. Guru harus terbuka untuk belajar hal-hal baru, mengikuti pelatihan tambahan, membaca literatur pendidikan terkini, serta terbuka terhadap masukan dan evaluasi diri. Melalui pengembangan diri yang berkelanjutan, guru penggerak akan terus relevan dan siap menghadapi tantangan pendidikan masa depan.

6. Mempromosikan Inklusi dan Kesetaraan dalam Pembelajaran

Seorang guru penggerak juga berperan penting dalam memastikan bahwa setiap siswa, tanpa terkecuali, mendapatkan hak yang sama dalam pendidikan. Ini berarti, guru harus mengembangkan strategi pembelajaran yang inklusif, memperhatikan siswa dengan kebutuhan khusus, serta memastikan tidak ada diskriminasi dalam proses belajar mengajar. Guru penggerak harus memastikan bahwa sekolah menjadi tempat yang aman, nyaman, dan ramah bagi semua siswa, terlepas dari latar belakang mereka.

7. Berpartisipasi dalam Kebijakan Pendidikan

Selain berperan di dalam kelas, guru penggerak dapat terlibat dalam pengembangan kebijakan pendidikan di tingkat lokal maupun nasional. Hal ini bisa dilakukan dengan berpartisipasi dalam forum pendidikan, memberikan masukan kepada dinas pendidikan, atau terlibat dalam penyusunan kurikulum dan program-program sekolah. Guru yang telah lulus dari PGP memiliki wawasan dan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan siswa dan tantangan pendidikan sehingga bisa berkontribusi pada kebijakan yang lebih efektif dan relevan.

8. Menjadi Mentor atau Coach bagi Guru Lain

Sebagai lulusan PGP, guru penggerak memiliki kewajiban moral untuk membimbing rekan-rekan sejawat yang belum mengikuti program tersebut. Guru penggerak dapat menjadi mentor atau coach bagi guru lain dalam mengembangkan keterampilan mengajar, merancang pembelajaran yang lebih efektif, dan meningkatkan kualitas interaksi dengan siswa. Dengan menjadi mentor, guru penggerak ikut berperan dalam memperkuat kualitas pendidikan secara kolektif.

9. Mengoptimalkan Teknologi dalam Pembelajaran

Dalam era digital, guru penggerak harus mampu memanfaatkan teknologi untuk mendukung proses belajar mengajar. Setelah lulus, guru dapat mulai mengintegrasikan teknologi seperti learning management system (LMS), aplikasi pendidikan, atau media sosial untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan relevan bagi siswa. Teknologi juga dapat membantu dalam melakukan evaluasi secara efektif dan memfasilitasi pembelajaran jarak jauh jika diperlukan.

10. Mengembangkan Budaya Sekolah yang Positif

Guru penggerak memiliki peran penting dalam membentuk budaya sekolah yang mendukung pembelajaran dan pengembangan karakter. Setelah lulus, guru dapat bekerja sama dengan pimpinan sekolah dan rekan kerja untuk menciptakan lingkungan yang positif, di mana komunikasi yang baik, saling menghargai, dan semangat kolaborasi menjadi dasar dalam kegiatan sekolah sehari-hari. Budaya sekolah yang sehat akan berdampak pada peningkatan motivasi dan prestasi siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun