Tahap Pengendalian memiliki fungsi supervisi atau pengawasan dan monitoring terhadap rencana perbaikan yang telah dirancang dan dijadwalkan, dengan kata lain proses improvement sedang di maintain pada tahap ini. Tim bertugas memastikan bahwa proses yang tengah berlangsung termasuk langkah-langkah improvisasinya adalah berada pada range yang ditetapkan atau tidak keluar dari batas-batas toleransi kualitas (Isa Abdussalam & Minto Waluyo, 2024).Â
Kritik Penulis Terhadap Six Sigma
Six Sigma, meskipun populer dan diadopsi secara luas, tidak luput dari kritik. Salah satu kritik utama adalah pendekatan yang terlalu fokus pada statistik, yang dianggap kaku dan sering mengabaikan aspek kreativitas serta inovasi. Dalam industri kreatif atau teknologi, di mana inovasi sering muncul dari eksplorasi yang tidak dapat diukur oleh data historis, metodologi ini dinilai kurang relevan. Selain itu, biaya implementasi yang tinggi, termasuk pelatihan intensif untuk melatih karyawan menjadi "Green Belts" atau "Black Belts," menjadi tantangan bagi usaha kecil dan menengah.Â
Six Sigma juga sering dianggap terlalu kaku, sehingga sulit diterapkan di lingkungan bisnis yang dinamis dan membutuhkan fleksibilitas tinggi, seperti dalam start-up teknologi. Kritik lain menyebutkan bahwa pendekatan ini cenderung terlalu menekankan pada efisiensi dan pengurangan variabilitas, yang berisiko mengorbankan kreativitas dan kemampuan beradaptasi perusahaan. Selain itu, Six Sigma tidak cocok untuk semua jenis proses, terutama di sektor yang hasilnya sulit diukur secara kuantitatif, seperti layanan pelanggan atau seni.Â
Meskipun banyak perusahaan melaporkan keberhasilan dengan Six Sigma, ada pula banyak kasus di mana penerapannya gagal memberikan dampak signifikan, sering kali karena kurangnya komitmen organisasi atau tantangan dalam manajemen perubahan. Kritik-kritik ini menunjukkan bahwa keberhasilan Six Sigma sangat bergantung pada konteks dan penerapan yang tepat, serta memerlukan adaptasi sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Daftar Pustaka
Ananda, M., & Puspitasari, N. B. (2024). STUDI SIX SIGMA DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRINTING PADA GARMEN. September, 1--7.
Isa Abdussalam, & Minto Waluyo. (2024). Analisis Penerapan Metode Six Sigma Untuk Meningkatkan Kualitas Gula Di Pt. Pabrik Gula X. Jupiter: Publikasi Ilmu Keteknikan Industri, Teknik Elektro dan Informatika, 2(1), 43--56. https://doi.org/10.61132/jupiter.v2i1.51
Prastya, F., Bina, U., & Informatika, S. (2024). Penerapan Metode Six Sigma dalam Menganalisa Pengendalian Kualitas Produk Beng-Beng pada Divisi Wafer PT Mayora Indah Tbk Sigma merupakan cara pendekatan kualitas terhadap Total Quality Management ( TQM ). Six 1 . Bagaimana implementasi pengendalian kualitas di PT Mayora Indah Tbk dengan 2 . Faktor -- faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya produk cacat di PT Mayora Indah 3 . Bagaimana saran perbaikan untuk seluruh produk cacat di PT Mayora Indah Tbk? 3(4).
Smith, B. (2024). Making war on defects Six-sigma design. IEEE Spectrum, 30(9), 43--47. https://doi.org/10.1109/6.275174
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H