Mohon tunggu...
Mohammad Firmansyah
Mohammad Firmansyah Mohon Tunggu... -

Langkah menjadi Panutan, ujar menjadi Pengetahuan dan Pengalaman menjadi Inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

LRT Transportasiku, Bersih Udaraku

30 April 2019   17:56 Diperbarui: 30 April 2019   18:45 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta. Kota yang panas. Banjir. Dan menjadi kota dengan sejuta persoalan yang dialaminya. Bahkan menurut kabar mereka lebih akrab dengan polusi daripada teman kerja. Kenapa? Baru-baru ini kita mendapatkan informasi bahwa keadaan udara jakarta adalah paling buruk di dunia bahkan mengungguli kota-kota besar lainnya di dunia.

Dari laporan Greenpeace Indonesia, Jakarta berada di tingkat pertama dari 161 kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Disebutkan, rata-rata harian kualitas udara di Jakarta dengan indikator PM 2.5 pada tahun 2018 adalah 45,3 mikrogram per meter kubik udara. Adapun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan pedoman kualitas udara rata-rata harian 25 mikrogram per meter kubik udara.

Tahu, nggak sih polusi di Jakarta disebabkan apa?

Polusi yang terjadi di ibukota kita tercinta Jakarta bukan hanya ditimbulkan oleh industri-industri yang tersebar di area jabodetabek saja atau hasil dari asap rumah tangga. Polusi ini juga terjadi karena adanya peningkatan jumlah kendaraan di Jakarta. Satu kata buat Jakarta ketika jam berangkat dan pulang kerja, pasti macet. Macet adalah salah satu bukti jika ada peningkatan jumlah kendaraan di Jakarta.

Di tiap tahunnya kendaraan bermotor di Jakarta mengalami peningkatan. Di setiap harinya Jakarta melahirkan 1500 kendaraan baru. Kelahiran motor ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kelahiran manusia yang lahir di Jakarta.

Setiap harinya kendaraan yang masuk di Jakarta sekitar 18 juta kendaraan, jumlah ini tentunya lebih banyak ketimbang jumlah penduduk Jakarta sendiri. Maka diperlukanlah kesadaran bagi masyarakat bahwa setiap kendaraan yang kalian pakai akan berdampak besar bagi lingkungan sekitarnya. Setiap harinya 18 juta kendaraan berperan serta juga dalam memberikan penyakit terhadap kita. Kendaraan ini mengeluarkan berbagai senyawa seperti timbal, karbonmonosida, nitrat, dan sulfat yang tentunya dapat menimbulkan peyakit pernafasan.

Apa yang bisa kita lakukan agar udara jakarta sehat?

Tak ada cara instan jika keadaan Jakarta sudah mencapai udara dengan level terburuk di dunia. Dengan mengubah pola hidup masyarakat jakarta yang masih gengsi menggunakan transportasi umum di Jakarta.

Salah satu solusi yang bisa kita gunakan adalah naik transportasi umum. Sudah saatnya kita beralih ke transportasi umum. Banyak pilihan dari trans jakarta, ojek online, dan bahkan baru-baru ini yang dimiliki Jakarta adalah LRT. LRT atau Light Rail Transit adalah salah satu moda transportasi yang aman, ramah, terpercaya, lincah, dan berintegrasi secara mudah dengan transportasi lain.

LRT yang ramah tak hanya ramah pada penderita disabilitas tetapi juga ramah terhadap lingkungan.

Kenapa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun