Waktu itu kau terlihat indah bagai bintang satu-satunya  dilangit itu
Aku sering memandangmu dan selalu rindu akan cahaya manjamu
Dimanapun kau berada aku selalu menghampirinya
Kau tak ada di sisipun aku selalu mengingatnya
Engkau jauh tak terlihat, aku selalu percaya akan dirimu
Masih kurang apakah diriku ini...
Semua telah aku beri.
Waktu, telah aku beri...
Perhatian telah aku kasi
Hingga rasa pahit pun ku telan sendiri...
Dan pengorbanan itu, aku berikan hanya untukmu...
Engkau sayangku...
Tak tau harus bagaimana menjelaskan hal ini
Seperti menjelaskan banyaknya warna  kepada orang buta
Memberi pengetahuan terhadap orang terganggu mentalnya
Seperti Bahasa api yang membakar kayu setalah itu menjadi debu..
Dan yang ku tahu hanyalah...
Harapan yang aku tanam berbuah menjadi luka dalam
Seperti hati diremas dengan penuh rasa dendam
Yang tertancap di relung hati yang paling dalam..!
cukup Sekian cerita hari ini
Cobalah ingat dan renungkan kembali....
Mungkin Luka itu lahir...
Karna kebodohan dirimu sendiri...? Â
Feri, 12 Desember 2022 Jember.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H