Mohon tunggu...
Mohammad Faqih Ramdhani
Mohammad Faqih Ramdhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kalo bagus diemin, kalo jelek kasih saran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Para Ahli Ibadah dan Ahli Amal Saleh yang Tertipu

16 Juni 2023   22:28 Diperbarui: 16 Juni 2023   22:47 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KITAB ASNAFUL MAGRURIN


PARA AHLI IBADAH DAN AHLI AMAL SALEH YANG TERTIPU
Kelompok ke Sembilan (Senang dengan perkara sunnah sehingga tidak menganggap penting terhadap perkara fardhu)

Zaman semakin canggih sehingga penyebaran islam semakin mudah. Hal ini merupakan dampak positif dari perkembangan zaman, sehingga sudah banyak orang muslim yang 'mungkin' dapat mengakses materi keislaman lewat video di sosial media.

Dampak postif selalu berdampingan dengan dampak negatif. Begitu juga dalam mengakses materi keislaman lewat sosial media. Banyak orang yang salah faham tentang materi keislaman terlebih lagi tentang syariat. Hal itu disebabkan karena minimnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan sosial media, sehingga banyak masyarakat tidak selesai dalam menonton kajian keislaman yang menyebabkan kesalah fahaman tentang syariat. Dan alangkah lebih baiknya dalam mempelajari agama islam secara tatap muka untuk menambah chemistry dalam mempelajari nya.

Dari kurangnya pengetahuan menggunakan sosial media yang baik dalam mencari informasi tentang syariat islam dan tidak pernahnya mengkaji syariat secara langsung menyebabkan pengetahuan syariat masyarakat yang minim.

Seperti, mencari manfaat sholat tahajud, manfaat sholat duha dan bahkan manfaat dari gerakan wudhu. Dari pengetahuan mereka tentang hal tersebut menyebabkan mereka terpaku atas itu semua, seperti mengerjakan tahajud dengan jumlah rakaat yang banyak karena mengharap hajatnya diqobul, tetapi mendekati waktu subuh ia mengantuk dan tertidur sehingga sholat subuhnya menjadi kesiangan.

Sholat dhuha dengan dengan jumlah rakaat yang banyak sehingga waktu bekerja atau sekolah menjadi terlambat.

Dan yang terakhir kerap kali kita temui di tempat umum seperti di stasiun dll. kita menemui ketika sholat di tempat umum yaitu seseorang berwudhu dengan menerapkan semua sunnah wudhu, padahal keran wudhu terbatas sehingga menyebabkan antrian yang cukup panjang.

Fardhu wudhu diantaranya yaitu niat, membasuh muka, membasuh kedua tangan sampai sikut, menguasap sebagian kepala, membasuh kedua kaki sampai mata kaki dan tertib.

Dari segala kejadian yang terjadi di atas pada awalnya baik, akan tetapi jika tidak diterapkan pada tempatnya maka tidak baik. Bahkan islam pun mengajarkan untuk 'moderat'. Yaitu beragama dengan secukupnya. Bahkan dalam surat al-A'raf ayat 31 Allah membenci orang orang yang berlebihan.

Sebagaimana yang tercantum dalam kitab asnaful maghrurin karangan Imam Hujjatul Islam Abu Hamid Al-Ghazali menerangkan "Kelompok yang lain adalah mereka yang sangat senang dengan perkara sunnah sehingga tidak memandang penting terhadap perkara fardlu. Sebagian mereka merasa gembira dengan sholat dhuha, sholat malam, dan sunnah sunnah yang lain. Pada sholat fardhu, ia tidak mendapatkan kelezatan dan kebaikan dari Allah swt"

Tentu tidak salah dalam menerapkan perkara sunnah jika perkara wajib tidak diabaikan dan lebih di prioritaskan.

Sholat malam baik, jika sesuai kadarnya. Jika kita sekolah atau bekerja paginya lebih baik mengerjakannya dekat dengan waktu subuh.

Jika kita sholat dhuha lebih baik di sesuaikan dengan jadwal jam kerja kita atau sekolah kita. Bisa juga di sela sela waktu kegiatan kerja atau sekola kita untuk melaksanakan sholat duha

Menerapkan sunnah wudhu itu baik, jika tidak mengganggu lingkungan sekitar. Jika kita berada di tempat umum yang ramai, sebaiknya kerjakan saja yang fardhunya.

Bahkan habib Husein bin Ja'far dalam bukunya yang berjudul "Seni Merayu Tuhan" mengangkat tema 'Kemanusiaan sebelum Keberagamaan'. Di dalam buku tersebut menjelaskan bahwa Al-qur'an membicarakan tentang sholat tetapi tidak ada cara bagaimana kita menjalani sholat. Berbeda dengan hal waris, dalam ayat waris dijelaskan sangat detail sampai disebutkan siapa saja penerima waris tersebut.

Allah sangat menghargai manusia sebagaimana dalam firman nya surat Al-Taghabun:16, Allah katakan "kita 'hanya' perlu malakukan sesuatu semampu kita".

Wallahu a'lam bish-shawab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun