Mohon tunggu...
Mohammad Fahmi
Mohammad Fahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa semester 2

hobi mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

7 Cara Efektif Mengurangi Gaya Hidup Konsumtif

8 Juni 2022   23:28 Diperbarui: 8 Juni 2022   23:59 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gaya hidup konsumtif adalah tindakan membeli barang yang kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan dan pemenuhan ego, tanpa memikirkan kegunaannya dari sisi kebutuhan.

Dewasa ini kasus kegagalan finansial akibat gaya hidup konsumtif semakin marak terdengar. Seorang remaja 14 tahun sebesar Rp 500.000 per bulan pada fitur pay later aplikasi belanja online untuk membeli cenderamata K-pop. Pemuda 25 tahun di Jakarta Barat melakukan percobaan bunuh diri akibat terjerat hutang pinjaman online sebesar 90 juta rupiah. 

Gaya hidup konsumtif ini didukung dengan mudahnya berbelanja online di era digital. Semakin banyak uang yang dibelanjakan, semakin banyak sampah dari kemasan produk dihasilkan.

Banyak faktor yang menunjang seseorang menjadi pribadi yang konsumtif. Tidak terkecuali perbedaan usia, pendapatan, dan jenis kelamin yang dapat menjadi faktor-faktor pendorong seseorang dalam berperilaku konsumtif. Sebagai contoh, pengaruh teman sebaya sebagai pembuat tren mendorong kita mengikut gaya hidup mereka. 

Faktor tersebut termasuk kedalam faktor eksternal sekaligus internal. Dikategorikan sebagai faktor internal karena hal tersebut kembali ke kepribadian masing-masing dalam memilah dan memilih teman sebaya. Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Dapatkah orang yang telah terlanjur menjalani gaya hidup konsumtif berubah? Bagaimana caranya? Berikut 7 cara efektif mengurangi gaya hidup konsumtif:

1. Melek Literasi Keuangan Pada Generasi Milenial

Literasi keuangan merupakan pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap konsep keuangan dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat literasi keuangan Indonesia saat ini tergolong rendah. Rendahnya tingkat pengetahuan dan pemahaman literasi keuangan menyebabkan seseorang melakukan perilaku konsumtif khususnya pada generasi milenial. 

Generasi milenial harus memiliki literasi keuangan yang cukup, karena dengan memiliki pengetahuan keuangan yang baik generasi milenial bisa memilih berbagai macam produk dan menimbang mana produk yang mereka butuhkan dan mana yang hanya keinginan saja.

2. Atur Anggaran Sesuai Prioritas Kebutuhan

Anggaran adalah cara yang bisa digunakan untuk mengelola keuangan dengan membedakan kebutuhan dan keinginan. Kita harus memahami prioritas kebutuhan untuk jangkauan waktu (memilah skala prioritas kebutuhan dalam anggaran dengan jangka waktu yang dibutuhkan). 

Mulai dengan kebutuhan sehari-hari, setiap bulan, sampai dimasa yang lebih panjang lagi. Dengan mengatur anggaran kebutuhan, kita bisa memiliki kesempatan yang lebih besar dalam memiliki rasa aman serta independensi dalam aspek finansial di masa depan dalam upaya tidak hidup dengan sikap konsumtif.

3. Puasa

Puasa tidak hanya mengharuskan kita menahan lapar dan dahaga, tetapi puasa juga mengharuskan kita untuk menahan hawa nafsu seperti halnya menahan diri dari belanja sesuatu yang tidak penting. Puasa juga melatih diri kita untuk bertahan pada komitmen yang telah kita tetapkan.

Jadi puasa bisa digunakan sebagai sarana untuk mengurangi gaya hidup yang tidak sehat dan konsumtif. Selain itu, puasa juga meningkatkan motivasi kerja secara spiritual sehingga pekerjaan yang kita lakukan menjadi lebih disiplin dan berkualitas. Hal ini tentu saja akan berpengaruh pada penghasilan yang kita dapatkan.

4. Kenali Jebakan dari Pinjaman Online

Pinjaman online merupakan suatu alternatif yang digunakan masyarakat ketika membutuhkan uang disaat mendesak. Hanya menggunakan aplikasi dari ponsel, masyarakat dapat mengakses serta mendapatkan pinjaman dengan mudah. Meningkatnya minat masyarakat dalam menggunakan pinjaman online diikuti dengan adanya 

kasus-kasus pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan pinjaman online ilegal. Kasus penipuan dapat terjadi karena minimnya pemahaman masyarakat terhadap sistem peminjaman online serta dampak yang diberikan apabila kita tidak dapat melunasi sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan.

Perusahaan yang memberikan pinjaman online secara ilegal memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat dengan memberi pinjaman dengan sangat mudah, bunga yang besar, dan denda yang tak terbatas. Namun dibalik itu, masyarakat akan mendapatkan sebuah ancaman berupa teror, penghinaan serta pencemaran nama baik saat penagihan. 

Maka dari itu, perlu bagi masyarakat untuk memahami ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan pinjaman online dengan mempelajari secara detail mengenai manfaat, jangka waktu, denda dan risiko sebelum memutuskan untuk menggunakan layanan pinjaman online.

5. Melakukan Pencatatan Keuangan Harian

Pencatatan keuangan harian menjadi sangat krusial untuk karena berperan sebagai filter diri dalam pengaturan pengeluaran pribadi. Dengan melakukan pencatatan keuangan harian kita menjadi lebih peka dan realistis dengan keadaan finansial. Strategi paling ampuh untuk menerapkan filter diri adalah melakukan 

pencatatan keuangan setiap ada berapapun pemasukan atau pengeluaran, untuk menghindari ingatan manusia yang mudah lupa. Kini sudah banyak aplikasi di ponsel yang memudahkan pencatatan cash flow secara otomatis, seperti Wallet: Budget Expense Tracker, Money+ Cute Expense Tracker, Money Manager Expense & Budget, MyMoney, Budget App, dan masih banyak lagi.

6. Hindari Penggunaan Alat Transaksi Non Tunai

Dengan adanya teknologi, sistem pembayaran transaksi konvensional yang menggunakan uang fisik telah bergeser menjadi sistem pembayaran non tunai yang terus berkembang pesat. Peralihan penggunaan alat transaksi non tunai mendorong masyarakat bersifat lebih konsumtif. 

Hal ini didukung dengan kemudahan bertransaksi menggunakan alat transaksi non tunai yang dapat membuat kita terlena berbelanja. Sehingga sebagai saran untuk mengurangi gaya hidup konsumtif, kita harus lebih bijak dalam penggunaan cashless method.

7. Perencanaan Investasi

Investasi pada dasarnya adalah tindakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan mendapat keuntungan di masa mendatang. Saat ini telah banyak instrumen investasi, seperti deposito, emas, obligasi, reksadana, properti, saham, dan lain sebagainya. 

Perlu di garis bawahi keberhasilan dalam investasi dipengaruhi oleh sikap pengambilan keputusan, dan tingkat pengambilan resiko, untuk mencapai keberhasilan pengambilan keputusan dan resiko perlu adanya pemahaman pengetahuan keuangan tentang investasi seperti mengetahui kerja suku bunga, dampak inflasi, dan konsep diversifikasi risiko.

Hal paling penting dalam mengubah gaya hidup konsumtif adalah kemauan yang datang dari dalam diri. Pastikan anda memiliki tekad yang bulat dan usaha yang kuat untuk merubah gaya hidup konsumtif. Belilah barang-barang yang memang diperlukan, dan tinggalkan konsumsi yang berasal dari gengsi saja. Perhatikan pemasukan dan pengeluaran dan sisihkan untuk menabung. Ingatlah bahwa nilai diri tidak diukur dari kepemilikan barang.

--------------------------------------

Penulis:

Stefani Victoria Santosa

Aulia Alifahrina

Vania Dwi Cahyani

Rafi Naufal Maulana

Verry Vebrian

Muhammad Gaung Genta P

Mohammad Fahmi Ulumuddin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun