Mohon tunggu...
mohammad fahmi
mohammad fahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - sekedar hobi

selalu menjadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Risiko Fintech dalam Perbankan Syariah, Menavigasi Arus Deras Inovasi di Tengah Badai Risiko

26 Juli 2024   20:26 Diperbarui: 26 Juli 2024   20:34 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BSI Mobile, sebagai contoh, menawarkan berbagai fitur perbankan seperti transfer dana, pembayaran tagihan, pembelian pulsa, dan investasi syariah. Sementara itu, BSI Net menyediakan layanan perbankan online yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi perbankan dari mana saja dan kapan saja. BSI juga telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan fintech untuk menyediakan layanan pembayaran digital yang lebih mudah dan cepat.

Namun, perjalanan BSI dalam mengadopsi fintech tidak selalu mulus. Pada Mei 2023, BSI mengalami serangan ransomware yang mengakibatkan gangguan layanan selama beberapa hari. Serangan ini menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi BSI dan mengganggu aktivitas perbankan nasabah.

Masalah dan Solusi dalam Studi Kasus BSI

Masalah:

  • Serangan Ransomware: Serangan ransomware yang dialami BSI menunjukkan bahwa sistem keamanan siber mereka masih memiliki kelemahan. Serangan ini berhasil mengenkripsi data penting BSI dan mengganggu operasional layanan perbankan.
  • Gangguan Layanan: Gangguan layanan yang disebabkan oleh serangan ransomware menyebabkan ketidaknyamanan bagi nasabah dan merusak reputasi BSI. Nasabah kesulitan mengakses rekening mereka dan melakukan transaksi, yang berdampak pada kepercayaan mereka terhadap BSI.
  • Kerugian Finansial: BSI mengalami kerugian finansial yang signifikan akibat serangan ransomware. Kerugian ini meliputi biaya pemulihan sistem, kompensasi kepada nasabah yang terdampak, dan potensi kehilangan pendapatan akibat gangguan layanan.

Solusi:

  • Memperkuat Sistem Keamanan Siber: BSI melakukan peningkatan sistem keamanan dengan menerapkan teknologi terbaru, seperti enkripsi data yang lebih kuat, firewall yang lebih canggih, dan sistem deteksi intrusi yang lebih sensitif. BSI juga meningkatkan prosedur keamanan internal dan melakukan pelatihan keamanan siber secara berkala kepada karyawan.
  • Meningkatkan Kesadaran Karyawan: BSI memberikan pelatihan kepada karyawan tentang keamanan siber, termasuk cara mengenali dan menghindari serangan phishing, ransomware, dan jenis serangan siber lainnya. BSI juga mendorong karyawan untuk melaporkan setiap aktivitas mencurigakan yang mereka temui.
  • Bekerja Sama dengan Pihak Berwenang: BSI bekerja sama dengan pihak berwenang, seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), untuk menyelidiki serangan ransomware dan mencegah kejadian serupa di masa depan. BSI juga berbagi informasi tentang serangan tersebut dengan bank lain dan lembaga keuangan untuk meningkatkan kesadaran tentang ancaman keamanan siber.
  • Memperbaiki Komunikasi dengan Nasabah: BSI meningkatkan komunikasi dengan nasabah selama gangguan layanan akibat serangan ransomware. BSI memberikan informasi terbaru tentang perkembangan pemulihan sistem dan memberikan kompensasi kepada nasabah yang terdampak. BSI juga meminta maaf kepada nasabah atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan.

Pelajaran dari Studi Kasus BSI

  • Studi kasus BSI memberikan pelajaran berharga bagi bank syariah lain tentang pentingnya manajemen risiko fintech. Beberapa pelajaran yang dapat diambil antara lain:
  • Keamanan Siber adalah Prioritas Utama: Keamanan siber harus menjadi prioritas utama bagi bank syariah dalam mengadopsi teknologi fintech. Investasi dalam sistem keamanan yang kuat dan pelatihan keamanan siber secara berkala sangat penting untuk melindungi aset dan reputasi bank.
  • Rencana Kontinuitas Bisnis (BCP) Penting: BCP yang matang dan teruji dapat membantu bank syariah memulihkan operasional dengan cepat dan meminimalkan dampak negatif dari gangguan layanan.
  • Komunikasi Transparan dengan Nasabah: Komunikasi yang transparan dan terbuka dengan nasabah sangat penting selama terjadi gangguan layanan. Memberikan informasi terbaru dan meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dapat membantu menjaga kepercayaan nasabah.
  • Kerja Sama dengan Pihak Berwenang: Bekerja sama dengan pihak berwenang dapat membantu bank syariah dalam menyelidiki serangan siber, mencegah kejadian serupa di masa depan, dan meningkatkan keamanan siber secara keseluruhan.

Strategi Efektif untuk Mengelola Risiko Fintech (Lanjutan)

Penguatan Keamanan Siber:

  • Enkripsi Data: Melindungi data sensitif nasabah dengan teknologi enkripsi yang kuat untuk mencegah akses tidak sah.
  • Firewall: Membangun lapisan pertahanan untuk melindungi jaringan internal bank dari serangan eksternal.
  • Otentikasi Multi-Faktor: Meningkatkan keamanan akses dengan mewajibkan pengguna untuk memberikan lebih dari satu bukti identitas, seperti kata sandi dan kode OTP.
  • Pemantauan Keamanan: Melakukan pemantauan keamanan secara terus-menerus untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan dan potensi ancaman.
  • Uji Penetrasi: Melakukan simulasi serangan siber untuk mengidentifikasi kelemahan sistem dan melakukan perbaikan sebelum dieksploitasi oleh pelaku kejahatan.
  • Pelatihan Keamanan Siber: Memberikan pelatihan secara berkala kepada karyawan tentang keamanan siber, termasuk cara mengenali dan menghindari serangan phishing, ransomware, dan jenis serangan siber lainnya.

 

 

Peningkatan Kepatuhan:

  • Pengembangan Kebijakan dan Prosedur: Mengembangkan kebijakan dan prosedur yang komprehensif untuk memastikan bahwa semua produk dan layanan fintech sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan regulasi perbankan.
  • Audit Kepatuhan: Melakukan audit secara berkala untuk memastikan bahwa semua aktivitas bisnis sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
  • Dewan Pengawas Syariah (DPS): Membentuk DPS yang independen dan kompeten untuk memberikan nasihat dan pengawasan terkait kepatuhan syariah.
  • Pelatihan Kepatuhan: Memberikan pelatihan kepada karyawan tentang prinsip-prinsip syariah dan regulasi perbankan yang relevan dengan produk dan layanan fintech.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun