Mojokerto, 18 Januari 2025 – Dalam rangka program Pengabdian kepada Masyarakat, mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya berhasil menghadirkan inovasi baru untuk membantu proses produksi tempe di Desa Pandanarum, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Para mahasiswa menciptakan rak pengatur suhu tempe, yang menjadi solusi atas tantangan suhu tidak stabil selama proses fermentasi tempe di mitra UMKM setempat.
Program ini bertujuan meningkatkan efisiensi produksi dan memastikan kualitas tempe yang lebih baik dengan menggunakan teknologi sederhana yang ramah lingkungan dan mudah diimplementasikan. Rak pengatur suhu dirancang untuk menjaga stabilitas suhu fermentasi, faktor penting yang memengaruhi keberhasilan produksi tempe.
Solusi Sederhana, Manfaat Maksimal
Ketua tim mahasiswa, (Moh. Darmawan), menjelaskan bahwa inovasi ini dikembangkan berdasarkan pengamatan langsung di lapangan. “Kami melihat bahwa banyak produk tempe gagal akibat suhu yang tidak stabil. Dengan rak pengatur suhu ini, proses fermentasi dapat berjalan lebih optimal, sehingga kualitas tempe menjadi lebih konsisten,” ujar (Moh. Darmawan).
Produk rak ini dibuat menggunakan bahan yang mudah ditemukan di sekitar desa, dengan konsep hemat energi dan mudah digunakan oleh pelaku UMKM. Pemilik UMKM mitra, (Mas Uqi), menyampaikan apresiasinya terhadap hasil karya mahasiswa ini. “Suhu yang stabil sangat membantu proses produksi kami. Hasil tempe lebih baik, dan waktu fermentasi menjadi lebih efisien,” ujarnya.
Dukungan Masyarakat dan Pemerintah Desa
Program ini mendapat dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah Desa Pandanarum. Kepala Desa, (Endik Sugianto), menyatakan bahwa inovasi mahasiswa Untag Surabaya ini sejalan dengan upaya pemerintah desa untuk memberdayakan UMKM lokal. “Kami bangga karena desa kami menjadi lokasi penerapan teknologi tepat guna yang nyata manfaatnya bagi masyarakat,” ungkapnya.
Mahasiswa Untag Surabaya: Komitmen untuk Memberdayakan UMKM
Pengabdian kepada masyarakat ini menjadi bukti nyata bagaimana mahasiswa mampu mengimplementasikan ilmu yang dipelajari di bangku kuliah ke dunia nyata. Selain itu, program ini juga memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa untuk berkontribusi langsung terhadap pengembangan ekonomi masyarakat desa.
Dengan adanya rak pengatur suhu ini, diharapkan produksi tempe di Desa Pandanarum dapat terus berkembang dan menjadi contoh bagi UMKM lainnya di wilayah Kabupaten Mojokerto. Kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat seperti ini diharapkan dapat terus berlanjut demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H