Mohon tunggu...
Mohammad Arkham Zulqirom Putra
Mohammad Arkham Zulqirom Putra Mohon Tunggu... Buruh - Saya bekerja sebagai Tenaga Harian Lepas di Dinas Sosial Kab. Tegal

Nama panggilan Arom, manusia biasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lahir dan Terulang

24 Mei 2023   00:12 Diperbarui: 24 Mei 2023   00:15 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi/ Mohammad Arkham Zulqirom Putra

Tak ada bunga untuk dikarang, tak ada kado untuk diberi, tak ada pula kata yang mungkin langsung bisa untuk disampaikan.

Umur semakin berkurang, hidup sudah mencapai tahap pematangan perilaku. Tak ada satupun nasihat bisa baik untuk disampaikan, karena beginilah adanya diri yang masih terlena.

Mungkin sedikit bisa berucap, jangan pernah dinodai oleh hal yang belum pasti, itu konyol.

Jika ada orang yang selalu hangat membuatmu risau, bersabarlah ... Masa lalu memang begitu, sulit untuk dilupakan.

Tak seperti aku yang mungkin hanya sandaran untuk hati yang lelah.

Bukan bermaksud bagaimana, tapi teruskan selalu hidup yang penuh perjuangan itu, yang selalu terpaut untuk menjadi hamba yang bisa selalu bertobat dan menjauhi cinta dunia.

Lupakan apa yang tak membuat sesuatu lebih baik, jangan paksakan diri untuk bisa berjumpa kebahagiaan dunia. Cintailah apa yang harus dicintai, tak perlu risau siapa nanti yang akan ada di perjanjian untuk menghalalkan tradisi sunnah yang sudah ada.

Semua yang terjadi hanya bisa dijawab oleh waktu.

Semoga hidup yang bertambah bisa membuat diri menjadi lebih baik.

Mungkin simpanlah beberapa senda gurau yang pernah ada, jika bisa membuat sedikit lebih nyaman.

Biarlah rindu yang jauh untuk teman hati gelisah, semoga bahagia bisa berjumpa.

Untukmu, pujaan keturunan Adam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun