Oleh: Handina Zahrarizka Nugrahaningrum, Mohammad Ardian Riviyanto, Himatul Aliyah.
Gender sering kali menjadi isu di segala bidang kehidupan, baik pendidikan, politik, maupun bisnis. Pada artikel ini, kami akan membahas mengenai persamaan hak gender, serta gambaran mengenai permasalahan gender dalam bisnis.Â
Sebelum itu, hendaklah kita memahami materi yang akan dibahas pada artikel kali ini. Apa itu bisnis? Bagaimana sebuah bisnis berjalan? Apa itu gender? Bagaimana keterkaitan antara gender dengan bisnis?Â
Di dunia ini, manusia disebut makhluk sosial, dimana kegiatan interaksi menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Dalam proses interaksi tersebut, terdapat reaksi timbal balik untuk mendapatkan sesuatu. Rotasi timbal balik itulah yang akan berujung pada sebuah keuntungan yang terbagi secara adil. Kegiatan untuk saling mendapat keuntungan ini disebut juga sebagai bisnis.
Bisnis merupakan serangkaian kegiatan individu atau kelompok dengan tujuan mendapatkan keuntungan melalui produksi barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Terdapat tahapan-tahapan sebelum sebuah bisnis bisa berjalan atau yang disebut fungsi manajemen, yang terdiri dari empat bagian yakni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta pengawasan.Â
Adapun kerja sama merupakan kunci utama yang sangat dibutuhkan agar setiap bagian mampu berjalan lancar serta tujuan bisa dicapai. Selain itu, kerja sama bisnis penting untuk pertumbuhan dan daya saing perusahaan dalam berbisnis. Perusahaan dapat mendorong inovasi, mengelola sumber daya secara efektif, meningkatkan nilai, dan pendapatan melalui kolaborasi antara kesetaraan dan tanggung jawab bersama untuk mencapai sebuah keberhasilan.
Pembahasan selanjutnya adalah mengenai gender, dan kaitannya dengan dunia bisnis. Gender, apa itu gender? Istilah gender pertama kali dikemukakan oleh Robert Stoller yang mendasarkan pada pendefinisian karakteristik yang bersifat sosial budaya berdasarkan pada ciri-ciri biologis, untuk membedakan peran dan fungsi manusia.Â
Jadi, apa hubungan serta masalah yang menyertai gender dalam dunia bisnis? Untuk hubungan gender dengan bisnis sendiri, berkaitan pada pembahasan di paragraf kelima, kalimat terakhir, "kolaborasi antara kesetaraan" yang mana potongan kalimat ini menyinggung permasalahan utama dalam gender, yakni "kesetaraan".
Kolaborasi kesetaraan yang dimaksud di sini adalah penyamarataan antara laki-laki dan perempuan, untuk menciptakan lingkungan yang adil dan setara bagi semua orang, tanpa memandang gender. Hal ini mencakup keterlibatan aktif dalam berbagai bidang kehidupan, seperti pekerjaan, keluarga, politik, dan lain-lain.
Biasanya, pemegang kuasa dalam semua bidang adalah laki-laki karena mereka dianggap mampu dan mumpuni untuk tugas-tugas tersebut. Â Dulu, perempuan dianggap remeh dan sering mendapatkan perbedaan hak. Adanya sifat patriarki, yaitu sistem sosial yang menjadikan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama di berbagai peranan masyarakat, turut menjadi sebab dunia bisnis zaman dahulu banyak dipegang oleh para lelaki.Â
Perempuan dianggap tidak mampu untuk mengemban sebuah tanggung jawab penting, misalnya bisnis. Namun, seiring perkembangan zaman, perempuan tidak dapat dianggap remeh karena mereka banyak menunjukkan strategi penanggulangan yang tangguh ketika menghadapi kegagalan bisnis, memungkinkan mereka untuk berhasil meski ada hambatan sosial, budaya, dan politik yang membatasi (Rahmadina 2023).
Diskriminasi gender dalam dunia bisnis masih sering kita jumpai sekarang ini, contohnya ketimpangan perempuan untuk mengakses berbagai jenis pekerjaan, perbedaan upah antara pekerja laki-laki dan pekerja perempuan, dan pelecehan seksual dalam bentuk verbal (Sarina 2021). Hal ini mencerminkan adanya hambatan struktural yang masih ada dalam dunia kerja yang menghambat pencapaian kesetaraan gender dan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk berkembang dalam karier mereka.
Salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan menetapkan target untuk meningkatkan jumlah perempuan di posisi eksekutif atau pimpinan. Selain itu, perusahaan juga bisa membuat program pelatihan untuk para karyawan dan manajer, supaya mereka lebih peka terhadap perbedaan gender. Dengan cara ini, perusahaan tidak hanya membuka kesempatan yang lebih luas, tetapi juga menciptakan suasana kerja yang lebih adil dan inklusif.
Meskipun sejarah patriarki mendominasi, perempuan kini semakin mampu mengatasi hambatan tersebut. Untuk menciptakan lingkungan bisnis yang adil, penting untuk mendorong kesetaraan gender melalui peningkatan jumlah perempuan di posisi pimpinan dan pelatihan yang meningkatkan kesadaran tentang perbedaan gender di tempat kerja.
Daftar Pustaka:
Rahmadina, C A. 2023. "Model Bisnis Di Tangan Woman Entrepreneur," 1--3. https://osf.io/d9z4u/download.
Sarina. 2021. "Diskriminasi Gender Terhadap Perempuan Pekerja Di Kawasan Industri Makassar." Pinisi Journal Of Sociology Education Review 1 (2): 64.
Â
      Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H