Pendekatan konseling kognitif perilaku pada dasarnya meyakini bahwa pola pemikiran manusia terbentuk memalui proses rangkain stimulus - kognisi -- respons (SKR) yang saling berkaitan dan membentuk semacam jaringan SKR dalam otak manusia, dimana dalam proses kognitif akan menjadi faktor penentu dalam menjelaskan bagaimana manusia berfikir, merasa dan bertindak Purtantro,2016).Â
B. Tujuan Cognitive RestructuringÂ
  Tujuan dari teknik CR ini sendiri adalah untuk membantu klien dalam mengubah pola berpikir yang salah atau biasa disebut irasional dan menggantikannya dengan pemikiran yang lebih rasional, realistis, dan positif.
   Restrukturisasi kognitif dapat membantu mengatasi berbagai masalah, seperti: Gangguan stres pascatrauma (PTSD), Gangguan obsesif-kompulsif (OCD), Gangguan makan, Gangguan dismorfik tubuh (BDD), Gangguan kecemasan sosial.
C. Tahap Cognitive RestructuringÂ
  Menurut Saputra (2017) langkah-langkah penerapan dari teknik cognitive restructuring sebagai berikut:Â
1) Rasional perlakuan. Pada tahap ini konselor menjelaskan tujuan dan prosedur dalam melaksanakan konseling dengan teknik cognitive restructuring;Â
2) Identifikasi pikiran negatif pada situasi masalah. Pada tahap ini konselor melakukan suatu analisis terhadap pikiran-pikiran siswa dalam situasi yang mengandung tekanan dan situasi yang menimbulkan turunnya motivasi belajar;Â
3) Pengenalan serta perpindahan dari pikiran-pikiran negatif ke coping thought. Pada tahap ini konselor mengenalkan coping thought kepada siswa dan melatih untuk pindah dari pikiran-pikiran yang menyebabkan motivasi belajar menurun ke pikiran yang menanggulangi;Â
4) Pengenalan dan latihan penguatan diri. Pada tahap ini konselor mengajari siswa mengenai cara memberikan penguatan diri untuk setiap keberhasilan yang dicapainya;Â
5) Tugas rumah dan tindak lanjut. Pada tahap ini konselor memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan penguasaan menggunakan coping thought dalam situasi yang sebenaranya.