Mohon tunggu...
Mohammad Nurfatoni
Mohammad Nurfatoni Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pekerja Swasta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemimpin yang Menggerakkan

8 Juni 2015   09:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:17 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

untuk Presiden

Siapakah saya sesungguhnya? Apakah saya seorang pemimpin? Apakah saya punya potensi untuk mengubah atau memperbaiki keadaan?

Berbicara pengaruh perubahan berarti berbicara tentang kepemimpinan. Kepemimpinan adalah suatu proses di mana seseorang punya pengaruh dalam suatu kelompok untuk menggerakkan individu lain meraih tujuan bersama.

Pemimpin adalah seorang yang mampu melakukan perubahan dengan menggunakan pengaruhnya. Maka pemimpin bukan hanya merujuk pada para pemangku jabatan formal tertentu semacam presiden, menteri, direktur, atau ketua RT.

Pemimpin adalah siapa pun yang mampu menggerakkan perubahan: nabi, kyai, guru, penulis, motivator, pelatih, atau politikus.

Oleh karena itu kepemimpinan adalah sebuah keniscayaan: “Setiap kamu adalah pemimpin, dan akan bertangungjawab atas apa yang telah dipimpinnya” (Nabi SAW). Keniscayaan itu bukan saja karena kita semua berpotensi menjadi pemimpin, melainkan juga karena kita meniscayakan perbaikan kualitas hidup.

Sementara perbaikan kualitas terjadi karena perubahan-perubahan dan perubahan-perubahan terjadi oleh kepemimpinan yang menggerakkan.

Bagaimana Anda Berpengaruh dan Menggerakkan?
Pertama, Anda harus punya integritas. Integritas adalah kesetiaan pada kebenaran atau satunya pemikiran, kata, dan perbuatan. Ibarat seorang guru, pemimpin haruslah digugu dan ditiru. Maka, memimpin dimulai dari diri sendiri. Pimpinlah diri Anda untuk (berproses) setia pada prinsip kebenaran.

Jika Anda sudah memiliki integritas, maka Anda akan mampu menggerakkan, sebab integritas diri Anda akan menimbulkan gelombang perubahan. Bacalah fragmen kepemimpinan Nabi SAW yang berkaitan dengan integritas diri pada peletakkan batu hajar aswad. Berkat integritas “al-amin” beliau dipercaya para kabilah untuk memimpin peletakan batu itu di Ka’bah.

Kedua, Anda harus punya visi atau cita-cita bersama (impian, berpikir besar, perspektif baru, dan cita-cita besar). Bagaimana mereka terpengaruh dan tergerakkan jika tanpa cita-cita yang hendak diperjuangkan. Maka canangkan cita-cita bersama; dan kejarlah!

Ketiga, Anda harus punya keberanian. Dengan keberanian, Anda bisa mengambil inisiatif, tanggungjawab, rela berkorban, dan siap dengan risiko. Pemimpin adalah pahlawan (hero). Pemimpin harus hadir dalam dilema-dilema kaumnya, dalam kesulitan, ketakutan, atau ketidakpastian. Pemimpin harus hadir dan mengambil peran dalam menyelesaikan tantangan itu. Dan itu butuh keberanian. [*]

Mohammad Nurfatoni, sedang memimpin sebuah perusahaan bisnis, pernah memimpin organisasi sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun