Hari demi hari, masa demi masa, era demi era marak nya kasus korupsi tiada henti terjadi di negeri ini. Korupsi atau kegiatan yang dilakukan oleh individu guna memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan jabatan/kekuasaaan atau bisa dikatakan penyalahgunaan kekuasaan. Korupsi sudah mengakar dan sudah menjadi budaya karena kurangnya rasa empati dalam diri baik rakyat maupun pemerintah. Kurangnya SDM juga menjadi cikal bakal terjadinya korupsi, sebanyak 85 kasus korupsi terdata KPK pada periode 1 Januari - 6 Oktober 2023. Lantas dimana empati para wakil-wakil rakyat yang pernah dipilih rakyat dimana mereka berjanji akan mensejahterakan rakyat dimana mereka akan menyuarakan suara rakyat kemana semua janji-janji itu, ibarat air susu dibalas air tuba apakah ini balasan dari kepercayaan rakyat kepada para wakil-wakil rakyat.Â
Dalam KBBI, empati adalah keasadaran diri untuk menempatkan posisi diri dalam posisi orang lain maksudnya adalah menempatkan diri pada sudut pandang yang lain tak hanya perorangan. Minimnya empati ini penanda kurangnya SDM negara ini. Penanaman dan pendidikan empati sejak dini penting dilakukan untuk menaikan SDM bangsa ini agar mampu menyadari kesengsaraan orang lain supaya bisa lebih peduli apa yang dilakukan dan manfaat apa yg diterima orang lain. Pengandaian jika wakil rakyat ini jadi rakyat dan rakyat menjadi wakil rakyat terus mereka bertindak seenaknya apa yg dirasakan? Mentalitas seperti ini yang harus dimiliki bangsa ini. Bangsa ini dikatakan akan membinasakan korupsi jika bangsa ini juga punya empati. Orang dengan empati pasti akan sadar atas perbuatannya dan dampaknya terhadap org lain.
Empati sangat penting untuk dimiliki oleh para individu pada bangsa ini penanaman nilai-nilai empati ini perlu dilakukan sejak dini. Mentalitas seperti ini mampu mengalahkan yang namanya sifat egois dalam diri. Munculnya korupsi juga ditandai dengan keegoisan manusia yang amat tinggi serta hilangnya empati dalam diri. Apakah akan terus seperti ini atau akan bergerak untuk merubahnya? Semua tergantung pada dirimu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H