Mohon tunggu...
Mohammad ridwan
Mohammad ridwan Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Happiness only real when shared

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kutumpahkan Keluh

27 Mei 2023   08:23 Diperbarui: 27 Mei 2023   08:24 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matilah semua doa yang berjelaga, bulirnya tersesat di antara moralitas dan ketuhanan. Keyakinan mengerucut menjelma kebencian yang mendominasi hati.

Apa  yang salah?  Selalu kulalui setiap takdir yang dihidangkan. Walau kadang dipaksa tangguh di tengah kuasa-Nya yang begitu angkuh.

Sia-sia takdir yang kurajut dengan nafas yang tersisa, hingga renjana raga tak sabar memeluk tanah pusara.

Dunia begitu luas, namun begitu sempit saat melangkah. Sesempit waktu yang terus memaksaku untuk berucap kata "Andai" dan "Jika".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun