Mohon tunggu...
Mohammad Sofyan
Mohammad Sofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Programer Penelitian Sosial Ekonomi

Programer Penelitian Sosial Ekonomi CV ODIS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dosen dan Fake Productivity

6 Mei 2024   08:20 Diperbarui: 6 Mei 2024   08:21 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konteks akademik, produktivitas nyata bisa berarti penelitian yang menghasilkan temuan baru atau publikasi yang bermanfaat bagi komunitas ilmiah. Di sisi lain, "fake productivity" mungkin terjadi ketika seorang akademisi terlalu fokus pada jumlah publikasi tanpa memperhatikan kualitasnya atau ketika mereka menghabiskan terlalu banyak waktu untuk administrasi atau aktivitas lain yang tidak mendukung misi pendidikan atau penelitian.

Dalam lingkungan profesional, produktivitas nyata bisa berarti mencapai tujuan bisnis yang telah ditetapkan atau memberikan solusi yang inovatif untuk masalah yang dihadapi perusahaan. Di sisi lain, "fake productivity" dapat terjadi ketika seseorang terlalu sibuk dengan tugas-tugas administratif atau pertemuan yang tidak menghasilkan dampak langsung pada kinerja bisnis.

Siklus kesibukan yang tidak menghasilkan hasil yang bermakna adalah kondisi di mana orang atau tim terus-menerus sibuk dengan berbagai aktivitas tanpa menghasilkan dampak yang signifikan. Ini dapat menjadi masalah serius karena menghabiskan waktu dan energi untuk hal-hal yang tidak memberikan nilai tambah bisa menyebabkan penurunan produktivitas secara keseluruhan.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan orang atau tim terperangkap dalam siklus kesibukan yang tidak produktif, seperti (1) Ketidakkonsistenan dalam Prioritasi yang jelas untuk tugas-tugas mereka, sehingga mereka terlibat dalam aktivitas yang tidak relevan atau tidak penting; (2) Kurangnya perencanaan atau manajemen waktu yang buruk dapat menyebabkan orang terjebak dalam melakukan tugas-tugas yang tidak penting dan mengabaikan yang lebih krusial; (3) Kecenderungan untuk Multitasking dapat membuat seseorang merasa sibuk, tetapi pada kenyataannya, hal itu sering kali mengurangi produktivitas karena membagi perhatian dan energi antara berbagai tugas; dan (4) Kebiasaan buruk seperti menunda-nunda atau menghindari tugas-tugas yang sulit dapat menyebabkan seseorang mengisi waktu dengan aktivitas yang kurang bermanfaat.

Untuk keluar dari siklus kesibukan yang tidak produktif, penting untuk melakukan refleksi diri, mengevaluasi prioritas, dan mengembangkan strategi manajemen waktu yang lebih efektif. Ini mungkin melibatkan menetapkan tujuan yang jelas, mengidentifikasi tugas-tugas yang paling penting, mengatur jadwal dengan bijaksana, dan menghilangkan gangguan yang tidak perlu. Dengan pendekatan yang lebih disiplin dan terorganisir, seseorang atau tim dapat meningkatkan produktivitas mereka dan mencapai hasil yang lebih signifikan.

Pendekatan yang lebih disiplin dan terorganisir adalah kunci untuk meningkatkan produktivitas dan mencapai hasil yang lebih signifikan, baik bagi individu maupun tim dengan mengidentifikasi tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang spesifik dan terukur. Tujuan-tujuan ini harus memandu aktivitas sehari-hari dan membantu fokus pada tugas-tugas yang paling penting. Membuat rencana kerja yang terperinci yang mencakup langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan. Bagilah pekerjaan menjadi tugas-tugas yang lebih kecil dan tetapkan jadwal untuk menyelesaikan setiap tugas. Memprioritaskan tugas-tugas berdasarkan urgensi dan pentingnya. Gunakan teknik manajemen waktu untuk meningkatkan fokus dan produktivitas, jangan menunda-nunda tugas-tugas penting. Mulailah dengan tugas yang paling sulit atau tidak menyenangkan terlebih dahulu, dan gunakan motivasi dari pencapaian awal untuk mendorong Anda maju. Memanfaatkan teknologi dan alat bantu yang ada untuk membantu mengatur dan mengelola waktu, tugas, dan proyek. Misalnya, aplikasi manajemen tugas seperti Trello atau Todoist dapat membantu mengatur daftar tugas dan memantau kemajuan. Memastikan komunikasi yang jelas dan efektif antara anggota tim. Tentukan harapan, tanggung jawab, dan batas waktu dengan jelas untuk setiap tugas atau proyek. Serta secara teratur evaluasi kemajuan Anda dan identifikasi area di mana Anda dapat meningkatkan efisiensi atau efektivitas. Terapkan perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja di masa mendatang.

Semoga kita terhindar dan selalu berusaha agar tidak termasuk golongan "Fake Productivity".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun