Artikel ilmiah menurut Suyitno (2011) ialah karya tulis yang didesain untuk dimuat dibuku kumpulan artikel atau Jurnal, ditulis dengan tata cara penulisan ilmiah yang disesuaikan dengan konvensi ilmiah yang berlaku.Â
Sedangkan menurut Brotowidjoyo (2002), sebagai bagian dari karya ilmiah adalah karya ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
Artikel ilmiah yang berkualitas dinilai dari: (1) novelty (kebaruan), artinya bidang yang dikaji sangat baru dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, (2) memberikan kontribusi nyata bagi kehidupan, (3) dilalui dengan proses metodologis yang benar, (4) bukan pengulangan, apalagi penjiplakan, dari karya sebelumnya, dan (5) dilakukan dengan penuh kejujuran.Â
Siapa yang menilai kualitas sebuah artikel, tentunya seorang reviewer profesional yang ditugaskan menilai kualitas suatu artikel. Dan juga pembaca secara umum atau luas yang membaca artikel tersebut.Â
Dalam dunia Akademisi dan publikasi, kualitas suatu artikel dinilai dari publishernya, artinya jika artikel tersebut terbit pada publisher terakreditasi dan atau terindeks, maka menjadi ukuran artikel tersebut berkualitas.Â
Karena terbit di publikasi terakreditasi atau terindeks telah melalui serangkaian review/penilaian yang ketat terhadap suatu artikel untuk layak di terbitkan.
Kuantitas artikel adalah seberapa banyak seorang dosen/penulis/peneliti dalam menghasilkan suatu artikel. Sebagai Dosen dalam pemenuhan BKD nya terkadang mengejar kuantitas artikel agar indikator publikasi karya ilmiah terpenuhi dan dapat digunakan untuk BKD (Beban Kerja Dosen).Â
Namun apakah kualitas terabaikan? kembali kepada penilaian, Namun, menurut saya jika artikel tersebut telah dipublikasikan walaupun oleh penerbit yang belum mendapat akreditasi maupun indeksasi, maka artikel tersebut berkualitas, karena pastinya telah melalui review oleh team reviewer penerbit tersebut.
Manfaat artikel ilmiah terdiri dari dari: (1) manfaat teoritis; dan (2) praktis. Â Manfaat teoritis atau akademis merupakan manfaat penelitian bagi pengembangan ilmu.Â
Sehingga manfaat teoritis ini dapat mengembangkan ilmu yang diteliti dari segi teoritis yang berfungsi untuk menjelaskan bahwa teori yang digunakan masih relevan untuk penelitian penulis, relevan secara umum, atau tidak sama sekali. Namun dapat juga untuk memperkuat atau menggugurkan teori tersebut setelah mengetahui hasil penelitian.Â
Penelitian dilakukan karena ada fenomena masalah yang ingin dicari penyelesaiannya berdasarkan teori yang relevan. Â juga dapat diarahkan untuk lebih dari satu subjek.Â
Misalnya manfaat untuk mahasiswa yang mengerjakan topik skripsi serupa, civitas akademika yang melakukan penelitian yang sama, dan lain-lain. Subjek ini disesuaikan dengan penelitian peneliti.
Saya pribadi dalam menilai sebuah artikel dilihat dari sisi kebermanfaatannya, tanpa dipusingkan dengan akreditasi maupun indeksasi (karena keterbatasan diri dari sisi pembiayaan).Â
Jadi, manakala artikel yang telah diterbitkan dibaca oleh akademisi maupun praktisi dari berbagai negara maupun institusi, sudah menjadi kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri .Â
Terlebih lagi, artikel yang kita publikasikasikan menjadi rujukan atau disitasi oleh peneliti selanjutnya, luar biasa itu, berarti artikel kita bermanfaat walaupun artikel kita terbitkan bukan pada penertbit yang terakreditasi ataupun terindeks.Â
Jadi, menulislah sesuai kaidah ilmiah tanpa perlu dipusingkan dengan akreditasi maupun indeksasi penerbitan, artikel yang kita tulis Insya Allah bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan semoga menjadi amal jariah kita dan menjadi cerita kebanggaan bagi anak cucu kita.Â
Kebermafaatan artikel yang kita tulis, mungkin tidak kita rasakan saat ini atau dalam waktu dekat. Tapi yakinlah bahwa artikel yang kita tulis akan bermanfaat.
Mari menulis, dengan menulis kita mengukir sejarah diri dan manusia, dengan menulis kita akan turut serta dalam pengembangan ilmu pengetahuan, dengan menulis akan menjadi catatan amal jariah. Aamiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H