28 Oktober ini kita memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-93. Sebuah usia yang sudah sangat tua. Bagaimana para pemuda waktu itu mendeklarasikan diri mereka untuk bertanah air, berbangsa, dan berbahasa Indonesia pada tahun 1928, jauh sebelum negara ini merdeka. Apa yang dilakukan para pemuda tersebut menjadi spirit dan embrio dalam usaha untuk mencapai kemerdekaan.
Pada peringatan tahun ini, diambil tema besar "Bersatu, Bangkit, dan Tumbuh". Tentu ada banyak makna dan harapan yang tersirat dalam tema yang diusung ini.
Dikutip dari situs kemenpora.id makna dari tema tersebut ialah Bersatu: spirit persatuan dalam keberagaman bangsa Indonesia, Bangkit: pemuda sebagai spirit partisipasi kaum muda untuk bangkit melawan pandemi Covid-19, dan Tumbuh: upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi dengan semangat kewirausahaan pemuda.
Bersatu
Negara Indonesia beruntung dikaruniai kekayaan budaya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dengan ribuan pulau dan suku bangsa yang berbeda-beda membuat kita kaya akan keberagaman dan semuanya mencerminkan bangsa Indonesia. Dengan keberagaman tersebut tidak menjadi alasan kita untuk saling bercerai berai, sesuai dengan makna semboyan "bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh".Â
Keberagaman yang mungkin tidak banyak dimiliki negara lain ini tentu menjadi aset yang berharga dan menjadi keunikan tersendiri. Ini adalah kekayaan bangsa kita selain sumber daya alam yang melimpah. Untuk itu, patut kita jaga dan rawat agar senantiasa persatuan ini tetap abadi.
Momentum Sumpah Pemuda 93 tahun yang lalu menjadi contoh nyata bagaimana keberagaman itu menjadi spirit bagi kita untuk bersatu. Pada Kongres Pemuda tersebut dihadiri oleh para perwakilan pemuda dari berbagai wilayah di Indonesia seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Pemoeda Indonesia, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Jong Ambon, dan Pemuda Kaum Betawi.
Apa yang telah mereka lakukan tersebut menjadi embrio perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia. Perjuangan kedaerahan sejenak ditanggalkan untuk bersatu dan bersumpah untuk bertanah air, berbangsa, dan menjunjung bahasa Indonesia.
Bangkit
Saat ini kita masih belum bisa dikatakan terbebas dari pandemi Covid-19 yang sudah menggerogoti selama hampir dua tahun ini. Kita tentu merasakan bagaimana dampak dahsyat dari pandemi ini yang menjalar ke berbagai bidang.
Perekonomian sempat lumpuh, kegiatan ibadah terbatas, pembelajaran di sekolah terhenti, sektor pariwisata sempat kolaps, banyak orang yang kehilangan pekerjaan. Ribuan nyawa melayang, ribuan tenaga kesehatan (dokter, perawat) tumbang.