Kedua, fungsi partai politik sebagai sarana sosialisasi politik. Sosialisasi politik ini bisa dikatakan sebagai sebuah proses pencerdasan politik terhadap seseorang atau masyarakat sehingga memiliki kemampuan dalam bersikap dan menentukan orientasinya ketika menghadapi peristiwa politik, pencerdasan ini juga mencakup penyampaian norma-norma dan nilai-nilai dari generasi ke generasi.
Pihak yang berperan dalam sosialisasi politik ini cukup banyak sebenarnya, misalnya keluarga, lembaga pendidikan, pergaulan, dan media massa. Tentunya partai politik termasuk salah satu pihak yang memiliki peran dalam melakukan sosialisasi politik. Hal tersebut juga selain karena memang merupakan fungsi dari partai politik itu sendiri, tapi juga karena ini salah satu cara bagi partai politik untuk bisa menjaring dukungan sebanyak mungkin untuk dapat memperoleh kemenangan di dalam pemilu.
Partai politik melalui fungsi sosialisasi politik ini akan berupaya untuk menciptakan citra yang baik tentang partainya di mata masyarakat, contoh sederhananya seperti di kampanye yang mana partai politik dalam kegiatan tersebut akan bertindak untuk menunjukkan bahwa partai mereka benar-benar bergerak demi kepentingan masyarakat. Tentunya sosialisasi politik ini tidak hanya ditujukan kepada masyarakat, melainkan ditujukan juga kepada internal dari partai politik itu sendiri. Partai politik berdasarkan fungsi ini harus bisa menanamkan kepada kadernya untuk mengedepankan kepentingan nasional.
Fungsi partai politik sebagai sarana sosialisasi politik ini pada intinya mengarah kepada upaya untuk meningkatkan partisipasi politik di masyarakat. Namun, fungsi ini juga masih bisa dikatakan kurang optimal dalam implementasinya oleh partai politik di Indonesia. Tentu saja hal tersebut tidak hanya disebabkan oleh partai politik itu sendiri, melainkan ada beberapa faktor lain yang bisa dikatakan menjadi hambatan. Partai politik melalui sosialisasi politik tentunya akan berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan sesuatu yang positif kepada masyarakat sebab seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa ini salah satu cara mereka mendapat dukungan.
Mari ambil contoh sederhana yaitu kampanye ketika pemilu. Kampanye yang dilakukan dikatakan merupakan cara pendidikan politik yang mana pendidikan politik ini juga bagian dari sosialisasi politik. Namun, kampanye yang dilakukan masih memiliki berbagai permasalahan. Permasalahan tersebut misalnya adanya informasi-informasi yang tidak relevan dengan tujuan dari kampanye tersebut dan partai politik lebih sering sekedar beriklan dibanding benar-benar menunjukkan kelebihan dari partainya.
Selain itu, di Indonesia masih ada budaya di mana seseorang memberikan pilihannya berdasarkan pilihan pihak yang memiliki hubungan dengannya, contohnya dalam pemilu seorang anak yang memilih karena orang tuanya memilih calon tersebut. Hal tersebut sebenarnya tidak sepenuhnya salah, jika si anak juga mengerti terkait visi misi, program yang dibawa, dan track record dari si calon. Namun, budaya tersebut juga menunjukkan masih kurang optimalnya implementasi fungsi sosialisasi politik oleh partai politik di Indonesia.
Ketiga, fungsi partai politik sebagai sarana rekrutmen politik. Sesuai nama fungsinya, melalui fungsi ini partai politik akan mencari serta merekrut orang-orang yang dianggap mampu atau berbakat untuk ikut andil secara aktif dalam kegiatan politik sebagai bagian dari partai politik. Fungsi ini implementasinya bisa dikatakan yang paling baik dilakukan oleh partai politik di antara fungsi partai politik lainnya. Hal tersebut tidak lepas dari fakta bahwa fungsi ini akan berperan cukup penting agar partai politik bisa mendapatkan kekuasaan politik serta kedudukan politik yang mereka tuju.
Sebelumnya disebutkan sebuah contoh sederhana di mana masyarakat menjadi kurang atau tidak percaya terhadap partai politik tertentu akibat dari tindakan kadernya yang kurang baik atau kurang disukai oleh masyarakat. Jadi, melalui fungsi ini partai politik tentunya harus benar-benar berupaya semaksimal mungkin agar bisa mendapatkan kader-kader yang bisa membantu mereka mencapai tujuannya. Fungsi ini juga memiliki keterkaitan dengan fungsi sosialisasi politik tadi yang mana disebutkan bahwa fungsi tersebut juga diarahkan kepada internal dari partai politik itu sendiri. Jadi, setelah merekrut, partai politik juga harus "mencerdaskan"-nya. Selain itu, fungsi ini dapat membantu juga peningkatan partisipasi politik. Melalui fungsi ini, partai politik biasanya mengarahkan pandangannya pada generasi muda untuk diajak bergabung ke dalam partai politik.
Fungsi rekrutmen politik ini akan membantu generasi muda untuk bisa berperan dalam kegiatan politik secara lebih aktif. Selain itu, masuknya generasi muda ke dalam partai dapat membantu partai politik tersebut untuk mengurangi perspektif negatif yang mereka terima dan tentunya hal tersebut juga membantu partai politik untuk bisa tetap menjaga eksistensinya dalam perpolitikan di Indonesia.
Cara-cara serta pemikiran-pemikiran baru yang dibawa oleh generasi muda ke dalam partai politik juga akan membawa angin segar bagi perpolitikan di Indonesia, terutama berkaitan dengan partai politik itu sendiri. Namun, tentunya hal tersebut harus menjadi perhatian bagi partai politik yang melakukannya sebab partai politik harus bisa benar-benar membuat kader mudanya tersebut memiliki rasa tanggung jawab, mampu untuk berkarya membangun partainya serta masyarakat tentunya, dan penting juga untuk ditanamkan rasa kepemilikan atau sense of belonging pada kader muda tersebut. Contoh partai politik yang dalam implementasi rekrutmen politiknya mengarah pada generasi muda adalah Golkar.
Di Golkar, para kader muda menunjukkan perannya dalam membantu partainya, kader muda Golkar yang disebut Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) melakukan evaluasi terhadap Ketua Umum partainya, kemudian "berkeliling" untuk menyampaikan hasil evaluasi mereka kepada para elit partainya. Hal tersebut menunjukkan adanya regenerasi yang positif di dalam internal partai. Selain Golkar, ada juga partai lain seperti Gerindra dengan Sandiaga Uno, Demokrat dengan Agus Harimurti Yudhoyono, dan lainnya. Hal tersebut mengindikasikan partai politik benar-benar memperhatikan pentingnya fungsi rekrutmen politik apalagi melalui fungsi ini partai politik bisa tetap eksis dan berkembang tentunya.