Mohon tunggu...
Billi Ridky
Billi Ridky Mohon Tunggu... Penulis - Movie Enthusiast. Writer.

Penulis dan penikmat film

Selanjutnya

Tutup

Film

Review "Story of Kale"

28 Oktober 2020   00:36 Diperbarui: 28 Oktober 2020   00:38 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Spoiler alert! (Without context).


Bagi yang belum menonton filmnya. Harap tidak membaca. Jika tetap membaca, resiko ditanggung sendiri.


Film yang bisa ditonton di bioskoponline (legal streaming service) ini sangat bagus. Meskipun tidak ditayangkan di bioskop namun kualitasnya tetap tidak hilang. Ketika menonton, seakan kita menonton di layar lebar.

Film dengan dengan durasi 77 menit yang berfokus pada tokoh kale dan dinda ini sangat intim dan bagus dalam pembawaan.
Dengan alur maju mundur. Kita tidak dibuat pusing dengan menontonnya.

Bila diringkas, ada 3 fase kita menikmati film ini.

Merasakan jatuh hati. Menikmati hati. Dan terpatahkan oleh hati itu sendiri.

Merasakan jatuh hati.

Sebagai pria yang menonton film ini. Melihat tokoh kale berada di momen yang pas ketika dinda sedang 'sakit' dapat menggiring kita ikut jatuh hati pada tokoh Dinda. Rasa-rasanya, karakter Dinda sangat pas membuat siapapun pria yang berada di posisi kale untuk tidak bisa tidak jatuh hati. Terlebih saat melihat momen Dinda yang diperlakukan kasar oleh pasangannya, belum lagi ditambah dengan perjalanan musik yang ada.

Menikmati hati.

(Lagi) Sebagai pria yang menonton film ini.
Melihat usaha kale yang direspon oleh dinda ikut membuat kita larut dalam fase menikmati hati. Ditambah dengan bumbu musik lagu2 ciptaan kale dan dinda di filmnya, romansa kebersamaan mereka dan saling merasa antar mereka membuat kita hanyut dalam fase menikmati hati.

Terpatahkan oleh hati itu sendiri.

(Kembali) Sebagai pria yang menonton film ini.
Bila kita sudah menonton film NKCTHI, pasti dapat memperkirakan arah akhir film ini. Setelah kita ikut larut dalam jatuh hati dan menikmati hati dinda, kitapun kembali terbawa oleh momen terpatahkan, terpatahkan oleh Dinda. Rasanya, siapapun yang berada diposisi kela akan merakan hal serupa. Sangat berat, ingin melawan namun akhirnya harus melepaskan.

Secara keseluruhan, film ini sangat sederhana, tapi dapat membuat penonton ikut merasa.


Penilaian : 4.75/5
Respect untuk marchella FP. Angga dwimas sasongko. Ardhito pramono. Aurelie moeremans. Dan seluruh tim yang turut serta.
Ingat. Majukan film Indonesia dengan menonton secara legal !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun