Meski terpisah jarak sekitar 108 kilometer, warga penerima bantuan di kedua desa itu mendadak punya kekompakan suara. Demikian terwakili oleh pernyataan pejabat desa setempat: Kalau rusak, yasudah, nanti 'ajukan' lagi.Â
Mengingat liputan itu, saya senyum-senyum sendiri. Apalagi mengingat warga yang terkesan gagap teknologi. Namun terlepas dari itu, agaknya setiap wilayah memiliki dinamikanya sendiri. Namun bagaimanapun bentuknya, ada konsep yang bisa saya pelajari, bahwa kemandirian suatu desa bukan dimulai dari seberapa besar bentuk bantuan yang disalurkan, bukan pula dari jenis energi yang digunakan, melainkan pembinaan yang selaras dengan realisasi pembangunan yang efektif dan berkelanjutan.
Tentunya, saya berharap kedua Desa itu sudah ada kemajuan dibanding kunjungan terakhir saya kesana. Sebab konsep kemandirian desa, menurut saya, dari 'kaki' mereka sendiri mampu mengoptimalkan kemampuan secara swadaya.Â
Kemandirian desa dapat diwujudkan melalui strategi pemberdayaan masyarakat desa. Kegiatan pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk memperluas aset dan kapabilitas warga, terutama kelompok miskin. Dengan meningkatkan kualitas hidup melalui kegiatan swadaya, warga dapat hidup secara mandiri dan meningkatkan kesejahteraan mereka.Â