Mohon tunggu...
M Zein Rahmatullah
M Zein Rahmatullah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis di Kompas Group

Kadang menulis, kadang jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Resureksi Ingatan Lewat Koleksi Buku Lama

21 April 2024   18:23 Diperbarui: 23 April 2024   00:53 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, kalau masih ada yang bilang komunis adalah ajaran untuk tak bertuhan, maka dia termasuk golongan orang-orang yang merugi lahir batin.

Hanya saja terlepas dari itu, saya sempat heran saat bisa dengan bebas membeli buku ini. Padahal ketika itu, pemberangusan buku sayap kiri sedang masif-masifnya di Kota Istimewa. 

Terakhir, buku Seandainya Saya Wartawan Tempo. Buku ini sama tipisnya seperti buku Manifesto Partai K*munis tadi. Buku karya Goenawan Mohamad ini memberikan pandangan mendalam tentang jurnalisme dan penulisan berita di media yang diasuhnya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Sebagaimana judul, buku ini mengajak pembaca untuk melihat bagaimana roda media seperti Tempo digerakkan. Dimulai dari pengamatan sederhana terhadap sebuah hal, lalu diperdalam melalui observasi, riset, dan wawancara. 

Sesederhana dengan menaiki angkutan umum, menyimak anak-anak sekolah yang bergelantungan di gagang pintu. Kemudian si jurnalis menangkap itu lalu menceritakan lewat deskripsi yang genap. 

Secara garis besar, buku ini mengulas hal-hal teknis yang fundamental bagi seorang jurnalis, seperti cara menulis feature berita dan human interest. Selain aspek teknis, buku ini juga menekankan pentingnya memiliki "modal moral" seperti kejujuran, kepekaan, dan ketelitian dalam jurnalisme. 

Goenawan Mohamad, melalui buku ini, sembari memberi gambaran dapur redaksi Tempo, turut berbagi pengalaman dan pengetahuannya untuk membantu pembaca memahami dan menguasai seni jurnalisme.

------

Selain ketiga buku itu, tentu masih ada beberapa buku lain yang ikut mengiringi tumbuh kembang saya di perkuliahan dan organisasi. Misalnya, tetralogi Pulau Buru karangan Pramoedya Ananta Toer. 

Koleksi buku-buku yang tersisa ini masih bagus, belum ada yang lapuk. Tapi untuk saya yang kembali membaca koleksi lama, bukan hanya menyegarkan ingatan literatur, namun juga membawa saya mengenang bagaimana saya bertahan hidup disaat membaca buku-buku itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun