Mohon tunggu...
Mohammad Fariz
Mohammad Fariz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hukum Universitas Negeri Semarang

Saya adalah Mahasiswa dengan jurusan Ilmu Hukum di Universitas Negeri Semarang mempunyai Hobi menulis dan mengkritisi setiap peristiwa yang terjadi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran para Intelektual dan Praktisi Hukum dalam pesta Demokrasi 2024 dalam Menyikapi Ancaman saat pemilu

29 Januari 2024   17:53 Diperbarui: 29 Januari 2024   17:55 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun ini tepatnya tahun 2024 adalah tahun dimana terjadinya pesta demokrasi yang sangat besar  bukan tidak mungkin setiap 5 tahun sekali diadakannya pemilu banyak peristiwa yang terjadi baik peristiwa positif dan negatif, seperti tindakan negatif represif aparat yang bisa menjadi momok menakutkan bagi masyarakat sipil yang ingin menyuarakan demokrasi dan kebebasan berbicara.

peran praktisi hukum serta para intelektual berperan penting dalam perhelatan pesta demokrasi ini karena pada dasarnya merekalah orang - orang yang berpengaruh dalam penyebaran informasi perkembangan politik serta melawan intimidasi aparat yang bertindak respresif dengan adanya sumbangsi mereka kita sebagai masyarakat sipil dan masyarakat yang masih kurang secara literasi berpolitik bisa terbantu tercerahkan dan terlindungi.

dalam konteks ini penulis ingin membahas tentang apa saja peran serta tindakan para praktisi hukum dan para intelektual dalam menjaga kestabilan saat pemilu berlangsung.

peran para praktisi hukum dan para intelektual adalah sebagai penyeimbang arus politik dalam pesta pemilu , sebagai contoh para praktisi hukum dan para intelektual adalah tonggak utama sebuah elemen pelindung dan penyebaran ilmu di masyarakat yang bergerak di bidang politik dan advokasi  bukan tidak mungkin dengan adanya sumbangsi dari mereka kita sebagai warga sipil merasa terbantu dan terlindungi dari bayang - bayang ancaman dan intervensi eksternal baik tindakan aparat maupun para elit politik di luar sana.

dengan adanya peristiwa ini salah satu organisasi para praktisi hukum dan para intelektual yang tergabung dalam TPR

( Tim Pembela Rakyat ) yang bergerak dalam bidang advokasi dan perlindungan terhadap ancaman - ancaman yang terjadi pada saat pemilu berlangsung menjadi titik terang dan penolong bagi kita 

Tim Pembela Rakyat datang untuk menjadi penjaga kestabilan pemilu nanti agar terciptanya ruang pemilu Langsung , Umum , Bebas , Rahasia , Jujur dan Adil   Hal ini diatur dalam Pasal 2 UU No. 7 Tahun 2017 (UU Pemilu) yang bunyinya sebagai berikut:

"Pemilu dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil." bunyi Pasal 2 UU Pemilu.

peran para praktisi hukum dan intelektual didalamnya menjadi suatu elemen kolaborasi yang sempurna jika kita nilai dari segi akademis dan sosial karena di dalamnya mereka mempunyai tupoksi kerja yang saling berkorelasi peran praktisi hukum sebagai sarana advokasi dan pelindung bagi siapa saja yang merasa terancam oleh banyak nya intervensi saat pemilu nanti dan juga praktisi hukum memainkan peran krusial dalam memastikan bahwa hak-hak demokratis warga negara terlindungi dan bahwa proses pemilu berlangsung sesuai dengan ketentuan hukum. Mereka dapat memberikan edukasi hukum kepada masyarakat tentang hak-hak mereka, termasuk hak untuk memilih, dan memastikan bahwa proses pendaftaran pemilih berjalan dengan adil dan transparan.

Selama kampanye, praktisi hukum dapat memberikan panduan terkait etika kampanye, peraturan penggalangan dana, dan memastikan bahwa kompetisi politik dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Di samping itu, para intelektual memiliki peran strategis dalam memberikan analisis mendalam terkait platform politik, isu-isu kritis, dan dampak kebijakan yang diusulkan oleh kandidat atau partai politik. Mereka dapat mengorganisir forum diskusi, seminar, atau penulisan opini untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat tentang isu-isu kompleks yang memengaruhi kehidupan mereka. 

Dengan menyediakan informasi yang akurat dan terperinci, intelektual membantu masyarakat dalam membuat keputusan yang lebih terinformasi saat memberikan suara mereka.

Kerjasama antara praktisi hukum dan intelektual dapat menciptakan sinergi yang kuat dalam membela hak-hak rakyat selama pemilu. Praktisi hukum memberikan perlindungan hukum dan menjaga integritas proses pemilu, sementara intelektual memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih dalam terkait dengan isu-isu kebijakan yang dihadapi masyarakat. Melalui keterlibatan aktif dan kolaboratif mereka, praktisi hukum dan intelektual berkontribusi pada pembentukan masyarakat yang lebih terinformasi, partisipatif, dan demokratis.

pada kesempatan ini Tim Pembela Rakyat hadir sebagai penolong untuk siapa saja yang merasa dirugikan dan merasa kurang secara literasi berpolitik agar terciptanya Sumber Daya Manusia yang cerdas dan berani menyuarakan pendapat politiknya agar terciptanya situasi pemilu yang bersih , Sehat serta adil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun