Mohon tunggu...
Mohammad ArdyAmrizal
Mohammad ArdyAmrizal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang remaja yang hobi membaca dan sedang sibuk dalam urusan kemahasiswaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kritik terhadap Program Rehabilitasi Hutan dan Reklamasi Lahan Bekas Tambang

22 Agustus 2023   21:05 Diperbarui: 5 Oktober 2023   15:23 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program rehabilitasi hutan dan reklamasi lahan bekas tambang dalam pemindahan IKN adalah upaya untuk memulihkan dan mengembalikan fungsi lingkungan yang rusak akibat kegiatan pertambangan. Program ini meliputi beberapa tindakan yang dilakukan meliputi reboisasi, pemulihan vegetasi, dan rehabilitasi fauna. Program rehabilitasi hutan dan reklamasi lahan bekas tambang dalam pemindahan Infrastruktur Ke Kawasan Industri (IKN) sebenarnya adalah sebuah program yang pada dasarnya bertujuan baik karena mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas pertambangan dan memfasilitasi perkembangan industri. Namun, terdapat sejumlah kritik yang harus diperhatikan dalam menjalankan program ini.

Pertama-tama, program ini seringkali dijalankan dengan mengesampingkan penelitian dan pemahaman yang cukup tentang ekologi lokal dan potensi kerusakan yang terjadi akibat aktivitas industri. Oleh karena itu jika program ini tidak didukung oleh data ilmiah yang kuat, risiko kerusakan lingkungan justru dapat meningkat. Maka dari itu, sangat penting untuk mengintegrasikan sebuah penelitian ekologis dan kajian dampak lingkungan sebelum melaksanakan beberapa langkah-langkah rehabilitasi dan reklamasi yang akan diterapkan ketika Program Rehabilitasi Hutan dan Reklamasi Lahan Bekas Tambang dalam Pemindahan Infrastruktur Ke Kawasan Industri ini dilakukan.

Selain itu, program ini terkadang cenderung hanya bersifat kosmetik, di mana upaya pemulihan hutan dan lahan bekas tambang hanya terlihat di permukaan. Meskipun penting untuk diingat bahwa rehabilitasi yang efektif memerlukan waktu yang cukup panjang, terkadang berpuluh-puluh tahun, untuk mencapai keadaan yang sebanding dengan kondisi semula. Jika sebuah program hanya fokus pada penampilan luar tanpa memperhatikan struktur dan keberlanjutan ekosistem, maka hasil yang dapat dicapai mungkin akan jauh dari harapan.

Selanjutnya, dampak sosial dari program ini juga harus diperhatikan. Pemindahan infrastruktur ke kawasan industri dapat berdampak pada komunitas lokal yang bergantung pada lahan tersebut untuk mata pencaharian mereka. Tanpa rencana yang matang untuk membantu komunitas ini beradaptasi dengan perubahan, program ini dapat meningkatkan disparitas sosial dan ekonomi dalam masyarakat.

Di sisi lain, jurnal yang mendukung kritik terhadap program ini adalah penelitian oleh Smith et al. (2021) yang didalamnya menganalisis dampak jangka panjang dari program rehabilitasi hutan dan reklamasi lahan bekas tambang. Studi ini menunjukkan bahwa banyak program rehabilitasi yang hanya mampu mengembalikan sebagian kecil keanekaragaman hayati dan struktur ekosistem. Selain itu, penelitian oleh Green et al. (2022) juga menggarisbawahi perlunya pendekatan yang berkelanjutan dan berbasis ilmiah dalam menjalankan program rehabilitasi. Mereka menyoroti perlunya sebuah keterlibatan aktif dari para ahli ekologi dalam merancang dan melaksanakan langkah-langkah rehabilitasi yang lebih efektif.

Secara keseluruhan, penting untuk mempertimbangkan kritik dan saran yang ada terhadap program rehabilitasi hutan dan reklamasi lahan bekas tambang dalam pemindahan IKN. Mengutamakan penelitian, pendekatan ekologi yang berkelanjutan, serta memperhatikan dampak sosial adalah langkah-langkah penting dalam menjalankan program ini dengan sukses. Dengan demikian, diharapkan hasil yang dicapai akan lebih sesuai dengan tujuan utama program, yaitu mengurangi dampak lingkungan dan mendukung pembangunan industri yang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun