Mencari Kebenaran dengan Hati ??
Berdasarkan pendapat Freud, Ada 2 janis insting atau naluri, yaitu eros (naluri kehidupan untuk memertahankan kelangsungan kehidupan individu atau spesies) dan tanatos (naluri kematian, dorongan untuk menghancurkan yang ada pada setiap manusia dan dinyatakan dalam perkelahian, pembunuhan, perang, sadisme, dan sebagainya).
Naluri ini merupakan dorongan alami yang ada pada manusia bisa dipermudah menjadi naluri bertahan hidup dan naluri untuk merusak. Naluri bertahan hidup bisa dijelaskan seperti kebutuhan akan makan, minum, tidur dan lain lain (contoh lengkapnya ada dalam pembahasan Id). Selain melakukan kegiatan untuk bertahan hidup manusia melakukan kegiatan merusak seperti membunuh orang lain untuk merampas harta atau mendapatkan makanan secara mudah dll.
Dalam teori Psikoanalisis Sigmeund Freud kepribadian manusia memiliki 3 struktur yakni :
Struktur Kepribadian
1)Id
2)Ego
3)Superego
Point pertama : Struktur Kepribadian
1.Id (nafsu)
Id merupakan sistem kepribadian yang paling primitif/dasar yang sudah beroperasi sebelum bayi berhubungan dengan dunia luar. Id adalah sistem kepribadian yang di dalamnya terdapat faktor – faktor bawaan (Freud, dalam Koswara, 1991:32). Aspek kepribadian sepenuhnya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif.
Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk kepuasan segera dari semua keinginan, dan kebutuhan diri. Jika kebutuhan ini tidak puas langsung, hasilnya adalah kecemasan atau ketegangan.
Sebagai contoh, peningkatan rasa lapar atau haus harus menghasilkan upaya segera untuk makan atau minum. id ini sangat penting awal dalam hidup, karena itu memastikan bahwa kebutuhan bayi terpenuhi. Jika bayi lapar atau tidak nyaman, ia akan menangis sampai tuntutan id terpenuhi. Contoh yang pas untuk melihat Id yakni dengan melihat tingkah laku bayi karena bayi belum pernah atau belum terpengaruh oleh nilai nilai dari orang tua atau masyarakatnya.
Kebutuhan tidur, badan akan terasa lelah, ngantuk dan tidak konsentrasi ketika kebutuhan tidur tidak terpenuhi.
Contoh lain seperti buang air, sex, refresing, dll
Hal hal seperti ini merupakan suatu tuntutan kebutuhan diri dari manusia.
Pemuaskan kebutuhan Id ini tidak selalu realistis atau bahkan tidak mungkin. Jika kita diperintah terus oleh prinsip kesenangan dan kebutuhan diri, kita mungkin menjadikan diri kita seperti binatang, kita meraih hal-hal yang kita inginkan dari pemaksaan, pencurian dari kepemilikan tangan orang lain hanya untuk memuaskan keinginan kita sendiri. Seperti Perkosaan (kebutuhan sex), Pencurian (kebutuhan makan, ekonomi dll). Perilaku semacam ini akan mengganggu hubungan dengan orang lain dan secara sosial tidak dapat diterima.
2.Ego
Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani, menjembatani dengan realitas. Menurut Freud, ego berkembang dari id. Ego bisa dikatakan merupakan suatu pengendali dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi ego baik terletak pada pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar.
3.Superego
Menurut Freud, superego adalah aspek pandangan hidup, aspek pandangan sosial dari kepribadian dan merupakan hasil dari "interaksi" terhadap perilaku masyarakat, nilai–nilai tradisional, pendidikan sekolah, atau cita–cita masyarakat seperti contoh pola asuhan orangtua kepada anak–anaknya, yang dimaksud dengan berbagai perintah dan larangan (melalui Suryabrata, 1993:148). Jadi, bisa dikatankan superego terbentuk karena adanya fitur nilai yang berasal dari luar individu tersebut.
Di dalam pribadi manusia bergejolak 3 unsur tersebut dan “Ego” lah yang menjadi pengambil keputusan dalam peperangan antar “Id” kebutuhan hidup manusia dan “Superego” nilai nilai yang ada di lingkungan sosial.
Setelah mengetahui bagaimana struktur kepribadian dalam diri manusia
Apa itu hati ?
Pertanyaannya dimana letak hati ?
Apakah Hati merupakan Nafsu atau dorongan Id untuk pemenuhan kebutuhan manusia ?
Atau ??
Ada yang janggal dari teori Sigmeund Freud tersebut.
Jika manusia memiliki naluri untuk merusak dan menghancurkan maka seharusnya di dalam diri manusia seharusnya ada naluri untuk berbuat “baik”, berbuat untuk membangun, memperbaiki.
Naluri ini bisa kita lihat ketika kita melakukan kegiatan membantu orang lain tanpa mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan kita.
Ke- Rela -an untuk melakukan suatu tindakan yang tidak menguntungkan bagi dirinya dan menguntungkan bagi orang lain.
Kita hanya berusaha untuk membantu orang tersebut baik itu jatuh dari kecelakaan, memberi uang pada fakir miskin, menyingkirkan duri di jalan, membantu orang menyebrang jalan, gotong royong membantu yang terkena musibah dll.
Tindakan manusia tersebut diatas bisa dikategorikan tindakan yang tidak didasari oleh pemenuhan kebutuhan dirinya namun hanya ingin membantu, meningkatkan keadaan orang yang sedang terpuruk menjadi keadaan yang lebih baik.
Hal ini mungkin bisa disebut naluri untuk berbuat “baik”. Bagian ini mungkin bisa di namakan dengan hati.
Namun apakah hal ini merupakan metode yang pas untuk mencari kebenaran ?
Apakah hal ini merupakan metode untuk menjawab pertanyaan pertanyaan ?
Apakah hal ini bisa meberikan penjelasan mengenai kondisi alam ?
Apakah hal ini bisa memberikan penyelesaian masalah ?
Jika anda mempercayai hati sebagai metode pendari kebenaran coba sebutkan 1 ayat di Al Quran yang menyetakan kebenaran bisa dicari melalui hati ?
CMIIW
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H