Mohon tunggu...
Mohammad Irkham
Mohammad Irkham Mohon Tunggu... -

Saya berharap bahwa keberadaan saya di dunia bermanfaat untuk orang banyak. Salah satu caranya, dengan menulis artikel inspirasi, pengembangan diri dan motivasi di dunia maya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jangan Karamkan Bahtera Pernikahanmu!

8 November 2011   02:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:56 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerai? Siapa sih suami istri yang mengharapkan perceraian dalam pernikahannya? Secara fitrah, tidak ada. Karena perceraian akan meninggalkan luka yang sangat dalam di hati dan trauma bagi kedua pasangan tersebut. Bahkan, meninggalkan dampak yang buruk bagi anak-anak yang ditinggalkan. Walaupun pada kasus tertentu, cerai adalah solusi. Misalnya, suami istri yang bercerai karena tidak memilik anak. Setelah bercerai dan menikah dengan pasangannya masing, akhirnya mereka memiliki anak.

Awalnya, seseorang yang akan menikahi calon pasangannya karena mencintai kelebihan-kelebihan yang dimiliki pasangannya. Apakah itu kecantikan, sikap atau perilaku, kepintaran, harta atau tahta dan kelebihan lainnya. Hal itu manusiawi, karena manusia suka pada keindahan atau kelebihan. Bahkan, seseorang berusaha menutupi kekurangan-kekuarangan yang dimilikinya agar dicintai oleh pasangannya.

Atas nama cinta, akhirnya pasangan tersebut menikah dengan harapan pernikahan tersebut berlangsung hingga hayat memisahkan keduanya. Dari pernikahan tersebut masing-masing mendambakan kehidupan yang damai, tenang dan tentram. Cinta pun berbunga, tumbuh merekah.

Hari berganti. Berjalannya waktu, ditemukan kekurangan dari pasangannya. Dan biasanya, kita tidak menerima kekurangan yang dimiliki pasangan masing-masing karena awalnya yang kita cintai adalah kelebihan-kelebihan yang dimiliki pasangan kita. Kita tidak memahami bahwa ciri fakta kehidupan bahwa adanya perasaan kurang. Artinya, bahwa apa yang kita harapkan tidak selamanya sesuai dengan realitas. Begitu juga pasangan kita yang memiliki kekurangan seperti diri kita sendiri.

Tidak menerima kekurangan pada pasangan, juga didukung sifat manusia yang sering mengingat kekurangan-kekurangan orang lain (termasuk istri/suami) dan mengingat kelebihan-kelebihan pada dirinya.

Akhirnya, kekurangan-kekurangan tersebut menimbulkan masalah-masalah kecil dalam pernikahan yang mana bila permasalahan kecil tersebut tidak dikomunikasikan dan dikelola dengan baik dalam rumah tangga akan menjadi besar.

Apakah kekurangan-kekurangan tersebut Akan mengaramkan bahtera yang tengah berlayar di tengah lautan? Saat itulah dibutuhkan kesadaran, kefahaman, kesabaran dan ketabahan untuk menerima kekurangan pasangan apa adanya. Bahkan orang yang berpikir positip justru berupaya mengubah kekurangan dan kelemahan untuk menngembalikan dan meningkatkan cinta yang mulai redup agar merekah kembali. Bukan menyalahkan atau menyesali. Karena di balik kelemahan itu tersimpan kekuatan dahsyat yang kadang tak disadari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun