Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Konsumsi tempe di Indonesia telah mencapai 8,5 kg per kapita per tahun dan tempe juga memiliki peluang ekspor yang semakin besar.
Berdasarkan hal inilah, Kepala BPOM, Roy Sparringa bersama dengan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert O. Blake, Jr., dan Walikota Bogor, Bima Arya pada Selasa, 29 April 2014 meresmikan Rumah Tempe Indonesia (RTI) sebagai pusat inovasi pengembangan tempe dan produk olahannya.
Tempe yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak sehat menjadikannya mudah dicerna dan diserap tubuh. Tempe sangat baik dikonsumsi anak-anak untuk mengoptimalkan pertumbuhannya dan bagi orang dewasa untuk menjaga fungsi organ tubuh. Seiring berjalannya waktu makanan ini mengalami inovasi dengan diolah menjadi keripik tempe yang popular dikalangan masyarakat Indonesia sebagai camilan yang murah dan mudah dijumpai di berbagai daerah.
Proses pengolahan Keripik Tempe, Pertama tempe jadi yang sudah dipotong-potong menjadi beberapa lapis menggunakan pisau, lalu diberi adonan agar potongan tempe menjadi lebih gurih, kemudian digoreng sampai tingkat kematangannya sempurna, lalu setelah matang ditiriskan kemudian dikemas.
Kami tim PKM-T Universitas Negeri Surabaya mempunyai solusi kreatif untuk mengatasi persoalan prioritas mitra yang terdapat pada proses penggorengan keripik tempe yaitu mesin Mesin Penggoreng Keripik Tempe Semi Otomatis dilengkapi Digital Temperature Control untuk meningkatkan produktivitas dan efektivitas UKM keripik tempe. Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang memiliki gagasan tersebut ialah Muhammad Amanda Widyabadra, Mohammad Rozaq Febri Sudibyo, Arsal Naufal Yudhatama, Faisal Rahmat Ramadhan, Achlun Nazar Banuaji dengan Dosen Pembimbing Drs. Djoko Suwito, M.Pd.
Mesin yang akan digunakan untuk penggorengan ialah tungku penggoreng dengan system heating berotasi yaitu sistem pemanasan (penggorengan) dengan mekanisme putaran. Penggorengan berbentuk tabung dengan pemanas yang berasal dari gas LPG dan dilengkapi sistem kontrol. Pertama irisan tempe dimasukkan ke dalam tabung penggorengan kemudian tabung tersebut masuk ke dalam bak yang berisi minyak yang dipanaskan oleh suhu kompor, waktu dan kecepatan penggorengan diatur oleh control yang tersistem di dalam ECU (Electronic Control Unit).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H