Mohon tunggu...
Mohamad Ulum Akbar
Mohamad Ulum Akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya, ulum akbar. seorang mahasiswa tingkat akhir jurusan teknik mesin PNJ. saya saat ini sedang mengerjakan skripsi yang berkaitan dengan teknologi pemecahan masalah.saya sangat tertarik dengan EBT, juga pengurangan emisi karbon yang dihasilkan oleh peralatan manusia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Opini: Biomassa juga Menyebabkan Polusi Udara

22 Juli 2024   14:00 Diperbarui: 22 Juli 2024   14:05 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: dokumentasi pribadi

Biomassa sebagai bahan bakar untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) semakin populer di Indonesia sebagai alternatif energi terbarukan. Namun, penggunaan biomassa dalam PLTU bukan tanpa kontroversi. Beberapa ahli lingkungan mengungkapkan kekhawatiran bahwa biomassa juga dapat menyebabkan polusi udara yang signifikan.

Dalam beberapa tahun terakhir, biomassa telah dianggap sebagai solusi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak. Biomassa, yang terdiri dari bahan organik seperti kayu, sisa tanaman, dan limbah pertanian, dipandang lebih ramah lingkungan karena dapat diperbarui dan dianggap netral karbon. Namun, pembakaran biomassa di PLTU menghasilkan partikel-partikel polutan yang bisa merusak kualitas udara.

Biomassa yang digunakan dalam co-firing di PLTU menghasilkan emisi gas rumah kaca yang signifikan. Meskipun biomassa dianggap sebagai sumber energi terbarukan, proses pembakarannya menghasilkan polutan seperti partikel PM10, NO2, dan CO2 yang berkontribusi pada pencemaran udara. Studi menunjukkan bahwa pencampuran biomassa dengan batubara dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca hingga 26,48 juta ton setara karbon per tahun

Hasil pantauan langsung penulis terhadap salah satu PLTU di provinsi banten menunjukkan truk truk yang membawa biomassa berupa serbuk hasil pengolahan kayu yang akan dikirimkan menuju PLTU Batu Bara. Truk tersebut berasal dari wilayah sekitar PLTU yang bekerja sama memasok kebutuhan biomassa. Kemudian jika dilihat dari asap hasil pembakaran yang keluar dari PLTU yang berwarna coklat menunjukkan bahwa efek dari proses pembakaran biomassa di PLTU yang menghasilkan polusi udara. Polusi ini biasanya berjenis PM 10 yang tidak terbakar sempurna didalam boiler.

Jejak karbon dari Biomassa dan Batubara

Jejak Karbon Biomassa dan Batubara pada PLTU

Jejak karbon mengukur total emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dari suatu kegiatan atau proses. Dalam konteks Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), baik biomassa maupun batubara memiliki kontribusi jejak karbon yang signifikan. Berikut adalah perbandingan jejak karbon antara biomassa dan batubara sebagai bahan bakar PLTU:

Jejak Karbon Batubara

Proses Ekstraksi dan Transportasi:

Pertambangan batubara menghasilkan emisi GRK yang besar, termasuk metana (CH4) dari lapisan batubara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun