Usai pemerintah menetapkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sebagai teroris/ separatis bersenjata, muncul beberapa kabar dikirimnya satuan-satuan anti teror TNI-Polri ke Papua salah satunya adalah Detasemen Jalamangkara (Denjaka).
Kabar ini mulai ramai di Twitter dan sempat menjadikan trending topic. Kabar pengiriman pasukan khusus ini ditepis oleh Komandan Korps Marinir bahwa tidak ada berita itu. "Pergerakan Denjaka pasti tidak pernah disampaikan mau ke mana, di mana. Tidak pernah ada informasi, kalau diinformasikan berarti hoax " demikian ditambahkan Kadispenal Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono .
Terlepas dari berita tersebut, penulis teringat dengan prajurit yang menghuni Kesatrian Marinir Artur Solang, Cilandak Jakarta ini. Ada secuil kisah menarik saat mengikuti latihan operasi khusus mereka di lapangan. Setidaknya ada tiga cerita menarik yang penulis alami dengan mereka.
Selama beberapa kali mengikuti mereka di dalam maupun di luar satuan, hanya satu kata yang tepat, salut dan angkat topi untuk mereka! Keseharian mereka adalah pertama yang ingin penulis acungi jempol. Meskipun berlabel prajurit khusus, dalam keseharian mereka tetap seperti prajurit pada umumnya.
Mereka selalu rendah hati dan cukup ramah kepada siapa pun. Mereka pun terkenal solid. Dalam pandangan penulis, pangkat bagi mereka hanya tempelan yang digunakan saat rantai komando berputar, selebihnya mereka adalah teman dan saudara seperjuangan dalam suka maupun duka.
Berikut sedikit pengalaman penulis dengan mereka.
"Tertipu di Kapal Tanker Raksasa"
Saat itu di penghujung tahun 1999, sebuah instalasi minyak pertamina berupa kapal tanker raksasa yang berada di kepulauan seribu dikuasai oleh sekelompok teroris. Para teroris menuntut pembebasan para Napi teroris yang saat itu ditahan pemerintah Indonesia.
Kabar ini selanjutnya ditindaklanjuti oleh Pemerintah. Panglima TNI perintahkan Kasal untuk menyiapkan pasukan Denjaka. Perintah ini diteruskan kepada Komandan Korps Marinir untuk segera menyiapkan pasukan Denjaka. Perintah pemberangkatan menunggu berita.
Selama proses penyiapan, negosiasi antara pemerintah dan teroris berjalan, namun akhirnya menemui jalan buntu. Panglima TNI pun segera mengeluarkan perintah, laksanakan penindakan dengan operasi khusus anti teror, kerahkan Denjaka!
Untuk misi melumpuhkan teroris di kapal tanker ini, Denjaka mengerahkan tiga tim serbu, yakni tim Charlie yang akan melakukan penyerbuan dengan terjun tempur dari udara, Tim Bravo dengan selam tempur dari bawah permukaan air dan tim Alfa dari atas permukaan menggunakan Sea Rider. Karena ini sekedar latihan, tim serbuan masuk dan menyelesaikan sasaran secara bergantian dimulai dari udara, bawah air dan atas permukaan.