Kamu bisa mengamati beberapa kompetitor terdekat terhadap produk dan jasa yang kamu jual. Terutama, kompetitor yang dirasa punya keunggulan dibandingkan dengan perusahaan kamu. Dari situ, kamu bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti berikut:
Apakah para kompetitor kamu menargetkan kelompok customer yang sama dengan perusahaan kamu?
Apakah mereka menargetkan segmen pasar yang kamu bahkan belum terpikir untuk masuki?
-
Bagaimana cara mereka menjual dan memposisikan perusahaan maupun produk mereka di mata customer?Â
Dan sebagainya.
Setelah menjawab berbagai pertanyaan itu, kamu bisa menentukan dengan bijak, siapa saja yang akan kamu targetkan dalam konten, iklan, email, dan berbagai metode pemasaran kamu.
Jual Benefit, Jangan Jual Fitur Produkmu
Fokuslah untuk menjelaskan manfaat (benefit) dari produk kamu. Ingat, customer tidak peduli komposisi kimiawi dari seporsi mie ayam. Customer hanya ingin tahu apakah mie ayam tersebut enak atau tidak.
Dengan berfokus pada benefit, kita jadi semakin tahu siapa saja yang benar-benar menginginkan produk kita. Apakah kita menjual produk yang menaikkan "gengsi" pembelinya? Apakah kita menjagokan produk yang simpel, murah, dan mudah digunakan? Benefit yang berbeda akan mengarah kepada target pasar yang berbeda.
Buat Pernyataan Tentang Target Pasar Perusahaan Kamu
Bagian ini kedengaran mudah, tapi sebenarnya sangat penting. Di tahap ini, kamu sudah tahu target pasar yang tepat untuk perusahaan kamu. Sekarang, kamu bisa mulai membangun koneksi dengan orang-orang yang menjadi target pasar itu. Caranya dimulai dengan membuat pernyataan di website, media, atau bentuk konten lainnya yang bisa diakses oleh calon customer.Â
Misalnya, kamu menjual software bisnis yang simpel dan lengkap, mudah digunakan, serta tidak harus mengeluarkan biaya-biaya tambahan. Maka, perusahaan kamu bisa mengeluarkan pernyataan seperti ini:
"Untuk kamu yang butuh aplikasi bisnis paling lengkap dan simpel."