Mohon tunggu...
Mohamad Rian Ari Sandi
Mohamad Rian Ari Sandi Mohon Tunggu... -

Alumni PKn-FPIPS UPI. Peserta Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T) di Pulau Telaga Besar Kab.Kepulauan Anambas. -Berhenti meratap masa lalu, mulailah menatap masa depan-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Alasan Mengidolakan Anies Baswedan

31 Juli 2016   10:27 Diperbarui: 31 Juli 2016   11:47 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ABW sudah berprestasi sejak belia dan remaja. Berbagai macam prestasi baik di bidang akadamik maupun non akademik terukir indah di riwayat hidupnya. Selain itu, ketika ia menjadi salah satu peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, ia mampu merekrut hampir 30 ribu relawan Turun Tangan tanpa bayaran satu sen pun. Mereka (termasuk saya) menjadi relawan bukan karena diimingi jadi kaya, tetapi karena percaya.

Kegilaan saya dalam mengidolakan ABW membuat saya sering mencoba meniru gaya berpidatonya setiap saya mendapat kesempatan berbicara di depan umum atau pun setiap mengajar di kelas. Sangat sering juga saya mengutip kalimat ABW ketika berpidato, berdiskusi di sebuah forum, atau pun di artikel-artikel yang saya tulis.

Kegilaan saya dalam mengidolakan ABW membuat saya secara tidak sadar sering menceritakan profil ABW ke teman, sahabat, anak didik, rekan guru, dan orang-orang dimana saja (termasuk di pelosok Anambas tempat saya bertugas saat ini). Boleh jadi diantara mereka mungkin ada yang heran kenapa saya begitu mengidolakan ABW. Boleh jadi diantara mereka juga ada yang terganggu setiap kali saya menceritakan ABW.

 Tetapi saya tidak peduli, saya hanya ingin menularkan virus positif kepada banyak orang. Bukan agar mereka menjadi pengagum ABW, tetapi agar mereka menjadi orang-orang optimis, orang-orang yang lebih memilih menyalakan lilin daripada mengutuk gelap, memacu diri agar memiliki kompetensi kelas dunia dan memahami akar rumput, dan ikut turun tangan dalam melunasi janji kemerdekaan, sesuai dengan pesan-pesan ABW.

Tetapi seandainya banyak orang yang tertular menjadi penggemar ABW pun tidak masalah. Toh hari ini kita kekurangan stock tokoh idola yang layak dijadikan panutan, apalagi idola di ranah politik. Kalupun ada, tokoh idola kita pastilah tokoh-tokoh bangsa yang sudah tiada. Jika semakin banyak yang mengidolakan ABW, mudah-mudahan kelak takdir membawanya menjadi Presiden Indonesia.

Begitulah sesi curahan hati saya dalam mengobati kekecewaan pencopotan ABW dari kursi Mendikbud. ABW adalah orang yang tulisan-tulisannya saya baca berulang kali, video-video pidatonya saya tonton berulang kali, dan kalimat-kalimatnya saya kutip baik ketika berbicara maupun menulis berulang kali, tak pernah bosan. 

Karena ABW, saya bisa tergugah untuk mendidik anak-anak di penjuru Indonesia (walaupun bukan melalui jalur IM). Karena ABW, saya berusaha untuk selalu menjadi orang yang optimis, menyalakan lilin daripada mengutuk gelap, turun tangan daripada urun angan, dan menempa diri agar bisa menjadi pribadi yang memiliki world class competence and grassroots understanding. Karena ABW, saya tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Kamu adalah siapa yang kamu idolakan :) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun