Mohon tunggu...
Mohamad Redika Januar
Mohamad Redika Januar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pelita Harapan

Etika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Etika Normatif dan Etika Deontologis dalam Film "Schinder"S List"

5 Juli 2023   21:37 Diperbarui: 5 Juli 2023   21:50 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ferdythan Indha Sugianto1
Mohamad Redika Januar2
Thomas Charles Gibson3

Universitas Pelita Harapan, Indonesia
 
ABSTRACT
An introduction to ethics is very important to do in social life. In social life there are often differences in attitudes, judgments, behaviors and actions, views, ethnicity and culture as well as customs that apply in society. In today's developments, especially in an increasingly modern era that is experiencing rapid development of ethics in people's lives, it is often neglected. The type of research used in this research is to use qualitative methods, namely a method that uses case studies, observation and documentation as data collection techniques. The research method contained in this research is to use data collection using literature. This study aims to find out and understand the definition of Ethics, the definition of Normative Ethics, the definition of Deontological Ethics, responses to the film "Schindler's List" and the problems contained in the film "Schindler's List".
Keywords: Normative Ethics, Deontological Ethics, Schindler's List Film.
ABSTRAK
Pengenalan akan etika diperlukan sangat penting untuk dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat seringkali terdapat perbedaan dalam hal sikap, penilaian, perilaku dan perbuatan, pandangan, suku dan budaya serta adat istiadat yang berlaku di masyarakat. Dalam perkembangan di masa sekarang ini, terlebih di masa yang semakin modern yang mengalami perkembangan pesat etika yang ada dalam kehidupan masyarakat seringkali terabaikan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif yaitu suatu metode yang menggunakan studi kasus, observasi dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan datanya. Metode penelitian yang terdapat dalam penelitian ini yaitu menggunakan pengumpulan data dengan menggunakan studi pustaka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami definisi Etika, definisi Etika Normatif, definisi Etika Deontologis, tanggapan mengenai film "Schindler's List" dan permasalahan yang terdapat dalam film "Schindler's List".
Kata Kunci: Etika Normatif, Etika Deontologis, Film Schindler's List.
 
1. PENDAHULUAN 

a. Latar Belakang

Pengenalan akan etika diperlukan sangat penting untuk dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat seringkali terdapat perbedaan dalam hal sikap, penilaian, perilaku dan perbuatan, pandangan, suku dan budaya serta adat istiadat yang berlaku di masyarakat. Dalam perkembangan di masa sekarang ini, terlebih di masa yang semakin modern yang mengalami perkembangan pesat etika yang ada dalam kehidupan masyarakat seringkali terabaikan. Tak hanya teknologi, bidang-bidang lain seperti ekonomi, sosial, budaya, hukum, politik dan pemerintahan serta bidang lainnya juga memberikan peran yang cukup besar dalam globalisasi.
Di masa modern sekarang ini, tentunya tak asing dengan adanya globalisasi, globalisasi akan terus mengalami perkembangan yang akan membuat perubahan pada gaya hidup serta perilaku masyarakat. Dengan adanya teknologi serta bidang-bidang lainnya yang berperan maka globalisasi akan terus-menerus mengalami perkembangan setiap saat. Indonesia sebagai salah satu Negara yang mengalami globalisasi yaitu juga merupakan negara dengan banyaknya suku serta beragamnya budaya yang merupakan ciri khas atau tradisi dari bangsa itu sendiri. Dalam hal ini, Indonesia beragan dalam hal kebudayaan, agama, bahasa, adat istiadat serta agama. Sesuai dengan semboyan negara kita bahwa "Berbeda-beda tetapi tetap satu" begitu pula dengan negara Indonesia yang memiliki banyak sekali keunikan dan keanekaragaman, namun tetap bersatu dalam negara Indonesia yang tercinta.
Etika merupakan suatu pedoman atau pegangan yang memiliki kewajiban untuk dilakukan oleh individu maupun sekelompok orang dalam masyarakat di mana dipakai oleh mereka untuk menghitung seberapa baik atau buruknya perilaku maupun tindakan seorang individu maupun sekelompok orang dalam suatu masyarakat. Hal yang dialami seorang individu maupun sekelompok orang dalam suatu masyarakat dalam kehidupannya selalu berhubungan atau dikaitkan dengan norma, nilai, perilaku, hukuman atau sanksi maupun moral yang berlaku di dalam kehidupan bermasyarakat. Norma adalah suatu pedoman atau pegangan yang memiliki kewajiban untuk dilakukan oleh individu maupun sekelompok orang dalam masyarakat di mana dipakai oleh mereka untuk menghitung seberapa baik atau buruknya perilaku maupun tindakan seorang individu maupun sekelompok orang dalam suatu masyarakat. Dalam hal ini, norma dan etika berguna atau bermanfaat untuk mengatur perilaku maupun perbuatan manusia maupun setiap individu di masyarakat dan menjadi suatu acuan dalam hukum maupun sanksi yang akan berlaku apabila manusia melanggar melakukan norma dalam moralitas tersebut. Intinya norma dan etika memiliki kaitan atau hubungan dengan moralitas karena masing-masing mereka memiliki hubungan maupun kaitan yang berhubungan dengan bagaimana seorang individu maupun sekelompok orang dalam suatu masyarakat mampu berbuat baik kepada sesama.

b. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah terdiri dari:
-Apa yang dimaksud dengan Etika?

-Apa yang dimaksud dengan Etika Normatif?

-Apa yang dimaksud dengan Etika Deontologis?

-Apa sajakah tanggapan mengenai film "Schindler's List"?

-Apa sajakah permasalahan yang terdapat dalam film "Schindler's List"?
c. Tujuan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, tujuan yang ingin diraih oleh penulis yaitu terdiri atas:

-Untuk mengetahui dan memahami mengenai definisi Etika  

-Untuk mengetahui dan memahami mengenai definisi Etika Normatif

-Untuk mengetahui dan memahami mengenai definisi Etika Deontologis

-Untuk mengetahui dan memahami mengenai tanggapan mengenai film "Schindler's List"

-Untuk mengetahui dan memahami mengenai permasalahan yang terdapat dalam film "Schindler's List"
d. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka manfaat penelitian yang ingin dicapai penulis adalah sebagai berikut:

-Kegunaan Praktis, dari hasil penelitian ini penulis berharap dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai penerapan etika normatif dan etika deontologis dalam film "Schindler's List".

-Kegunaan Teoritis, penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai penerapan etika normatif dan etika deontologis dalam film "Schindler's List" dan menjadikan penelitian ini sebagai salah satu acuan yang dapat digunakan ketika ingin melakukan penelitian di kemudian hari.

2. KAJIAN LITERATUR 

a. Pengertian Etika

Etika merupakan suatu pedoman atau pegangan yang memiliki kewajiban untuk dilakukan oleh individu maupun sekelompok orang dalam masyarakat di mana dipakai oleh mereka untuk menghitung seberapa baik atau buruknya perilaku maupun tindakan seorang individu maupun sekelompok orang dalam suatu masyarakat. Hal yang dialami seorang individu maupun sekelompok orang dalam suatu masyarakat dalam kehidupannya selalu berhubungan atau dikaitkan dengan norma, nilai, perilaku, hukuman atau sanksi maupun moral yang berlaku di dalam kehidupan bermasyarakat. Etika yang ada di masyarakat ini meliputi hal yang dilakukan oleh individu maupun sekelompok orang dalam suatu masyarakat mampu memiliki sifat maupun perilaku yang baik. Etika yang ada di masyarakat juga dijadikan sebagai pegangan untuk menciptakan adanya ketertiban, keamanan maupun kesejahteraan di masyarakat. Dalam hal ini, norma dan moralitas berguna atau bermanfaat untuk mengatur perilaku maupun perbuatan manusia maupun setiap individu di masyarakat dan menjadi suatu acuan dalam hukum maupun sanksi yang akan berlaku apabila manusia melanggar melakukan norma dalam moralitas tersebut. Intinya norma memiliki kaitan atau hubungan dengan moralitas karena masingmasing mereka memiliki hubungan maupun kaitan yang berhubungan dengan bagaimana seorang individu maupun sekelompok orang dalam suatu masyarakat mampu berbuat baik kepada sesama.

b. Pengertian Etika Normatif
Norma adalah suatu pedoman atau pegangan yang memiliki kewajiban untuk dilakukan oleh individu maupun sekelompok orang dalam masyarakat di mana dipakai oleh mereka untuk menghitung seberapa baik atau buruknya perilaku maupun tindakan seorang individu maupun sekelompok orang dalam suatu masyarakat. Sedangkan, moralitas merupakan suatu hal yang dilakukan oleh seorang individu maupun sekelompok orang dalam suatu masyarakat yang terdiri atas perbuatan, perilaku maupun tindakan yang dipakai dalam penentuan apakah seorang individu maupun sekelompok orang dalam suatu masyarakat untuk melihat apakah mereka memiliki sifat yang baik atau buruk dalam melakukan kegiatan atau aktivitas tertentu. Hal yang dialami seorang individu maupun sekelompok orang dalam suatu masyarakat dalam kehidupannya selalu berhubungan atau dikaitkan dengan norma, nilai, perilaku, hukuman atau sanksi maupun moral yang berlaku di dalam kehidupan bermasyarakat. Norma yang ada di masyarakat ini meliputi hal yang dilakukan oleh individu maupun sekelompok orang dalam suatu masyarakat mampu memiliki sifat maupun perilaku yang baik.
Etika normatif merupakan alat untuk menunjukkan perilaku mana yang baik dan perilaku mana yang buruk. Umumnya berbentuk tertulis, misalnya tata tertib perkuliahan, kode etik mahasiswa, kode etik dosen, kode etik advokat, kode etik notaris dan PPAT, kode etik hakim, kode etik jaksa, dan sebagainya. Etika normatif juga merupakan suatu etika yang memberikan gambaran mengenai berbagai ajaran, doktrin, teori dan prinsip moral yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menilai baik atau buruk tindakan seseorang. Etika normatif menjelaskan studi tentang perilaku etis dan merupakan cabang etika filosofis yang menyelidiki pertanyaan yang muncul mengenai bagaimana seseorang harus bertindak, dalam arti moralDalam etika normatif dijelaskan bahwa penilaian mengenai perilaku atau perbuatan manusia dilihat dari norma yang ada dalam kehidupan masyarakat.  

c.Pengertian Etika Deontologis

Pada filosofi Deontologis dijelaskan bahwa suatu tindakan yang dikatakan benar merupakan segala sesuatu yang memiliki niat yang baik terlepas dari hasil yang akan diperoleh. Sedangkan, pada filosofi Utilitarian dijelaskan bahwa suatu tindakan yang dikatakan benar merupakan segala sesuatu yang mampu menciptakan hasil yang terbaik. Dalam hal tersebut, terdapat sekumpulan orang yang selamat yaitu yang mereka pilih secara implisit maupun eksplisit untuk diperoleh hasil yang terbaik. Jadi, hal yang perlu dilakukan oleh mesin yaitu melakukan perbandingan terhadap dua pilihan dengan melakukan perhimpunan penyintas dan melihat mana yang lebih mungkin menjadi bagian dalam kelompok tersebut.
Etika deontologi menjelaskan mengenai tindakan dinilai baik buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Etika deontologi sangat menekankan motivasi, kemauan baik, dan watak yang kuat untuk bertindak sesuai dengan kewajiban. Etika deontologi juga merupakan suatu teori dalam filsafat moral yang mengajarkan bahwa sebuah tindakan itu benar kalau tindakan tersebut selaras dengan prinsip kewajiban yang relevan untuknya.
Dalam Deontologis akan menyelamatkan satu orang untuk mengorbankan lima nyawa. Secara etika tidak akan pernah ada solusi yang sempurna untuk permasalahan dalam Problem Trolley karena hal tersebut akan menimbulkan provokasi dalam hal pemikiran dan menciptakan suatu wacana supaya dilema mengenai Problem Trolley akan dihargai baik itu dalam pemikiran secara filsafat maupun ilmiah. Jika harus memiliki salah satu di antara kedua pilihan yaitu dalam Utilitarianisme dan Deontologis maka yang seharusnya dilakukan itu adalah tidak melakukan apa-apa karena kita tidak pantas untuk menemtukan kematian satu orang yang berada di sebelah jalan. Dalam hal ini, sebagai manusia pastinya kita memilih keputusan yang etis yaitu memilih jalan penderitaan yang paling sedikit.
3. METODE PENELITIAN

a.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif yaitu suatu metode yang menggunakan studi kasus, observasi dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan datanya. Di dalam penelitian kualitatif, peneliti akan melakukan penemuan mengenai kategori-kategori dan hubungan yang sesuai dengan antar kategori bukan untuk melakukan pengujian mengenai hubungan di antara variabel tersebut. Oleh sebab itu, penelitian kualitatif melakukan penyusunan mengenai kategori dengan langkahlangkah yang baru dibandingkan langkah-langkah yang baku. Dalam penelitian kualitatif juga peneliti akan menerangkan mengenai fenomena yang terjadi yang berdasar atas kerangka teori yang sudah dilakukan penyusunan selama penelitian dilakukan. Oleh sebab itu, peneliti tidak perlu mengalami hambatan karena adanya keharusan untuk mengikuti teori yang terletak pada literatur yang sudah dilakukan penyusunan sebelumnya. Teori yang sudah ada tidak sesuai dengan realita yang sebenarnya yang ditemukan di lapangan.  

b. Sumber Data

Sumber data yang terdapat dalam penelitian ini yaitu terdiri atas:

-Data Primer
Data Primer ialah data yang didapatkan oleh peneliti yang berasal dari data yang langsung diperoleh dari tempat asalnya. Data primer biasanya merupakan data yang baru atau sedang terjadi di masyarakat. Peneliti perlu turun langsung dalam melakukan penelitian demi mendapatkan data primer.  

-Data Sekunder  
Data Sekunder ialah data yang didapatkan oleh peneliti yangdidapatkan dari data yang sudah ada atau sudah diperoleh dari tempat asalnya. Data sekunder biasanya merupakan data yang didapatkan darisumber-sumber seperti jurnal atau laporan, buku atau Badan Pusat Statistik (BPS).  

c. Teknik Analisis Data
Analisa data memiliki tujuan untuk melakukan pengurangan dan pemecahan dalam masalah yang terdapat dalam penelitian. Dalam penelitian ini, analisa data yang digunakan adalah analisa dalam bentuk kualitatif dengan tujuan mengumpulkan data, mencari atau menemukan referensi yang berhubungan dengan penelitian, melakukan analisis kemudian menarik kesimpulan dari penelitian yang sudah dilakukan.
Teknik analisis data yang terdapat dalam penelitian ini terdiri atas:

-Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu hal yang terdapat dalam pengolahan data yang dilakukan dengan cara menggolongkan atau membentuk suatu data sehingga nantinya dapat ditemukan hasil atau kesimpulan yang dibutuhkan oleh peneliti.  

-Display Data
Display data merupakan suatu hal yang terdapat dalam pengolahan data di mana data akan disajikan dengan cara induktif di mana masalah dalam penelitian akan diuraikan dan dilakukan pembahasan sehingga memperoleh informasi yang dibutuhkan peneliti.

-Penarikan Kesimpulan  
Penarikan kesimpulan merupakan suatu hal yang terdapat dalam pengolahan data di mana data akan dikumpulkan, mencari atau menemukan referensi yang berhubungan dengan penelitian, melakukan analisis kemudian menarik kesimpulan dari penelitian yang sudah dilakukan.  

d. Teknik Pengumpulan Data

- Studi Pustaka
Menurut Nazir (2013) studi pustaka ialah hal-hal yang perlu dikerjakan untuk mendapatkan data baik itu melalui jurnal atau laporan, buku, literatur maupun informasi lainnya yang terkait denganpermasalahan dalam peneltian. Memahami sumber-sumber maupun teori- teori dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam memecahkan permasalahan penelitian merupakan fungsi dari Studi Pustaka. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh informasi melalui buku-buku maupun jurnal yang membahas mengenai penerapan etika normatif dan etika deontologis dalam film "Schindler's List".

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

 a. Tanggapan Mengenai Film "Schindler's List"

Beberapa tanggapan yang terdapat dalam film "Schindler's List yaitu:

-Kehidupan warga Yahudi yang sebelumnya mengalami kebahagiaan dan kegembiraan, setelah terjadi invasi oleh tentara Nazi berubah menjadi kesedihan dan kekerasan

-Adanya peperangan yang membuat Schindler sadar untuk menyelamatkan warga Yahudi dari invasi atau penangkapan yang dilakukan oleh tentara Nazi dengan cara melakukan perjalanan bisnis meskipun mereka dipaksa bekerja keras namun memperoleh upah yang sedikit

-Terjadi penyiksaan terhadap seluruh warga Yahudi oleh tentara Nazi

-Terjadinya pembantaian yang sangat sadis yang dilakukan oleh tentara Nazi kepada warga Yahudi yaitu meliputi perampasan barang berharga, pembakaran rumah serta melakukan penembakan terhadap warga

-Film dilarang untuk ditayangkan di beberapa Negara karena dianggap terlalu banyak hal yang tidak boleh untuk ditonton atau dilihat dalam film ini

-Dalam film ini terlalu banyak konten negatif dan sensitif yang meliputi konten keagamaan maupun politik

b. Permasalahan Dalam Film "Schindler's List"
Permasalahan yang terjadi dalam film Schindler's List yaitu:
-Terjadinya kepanikan pada warga Yahudi di Polandia yaitu ketika mengetahui bahwa Nazi akan melakukan invasi terhadap negaranya tersebut. Dalam hal ini, yang dapat dilakukan oleh warga Yahudi di Polandia yaitu hanya berdoa untuk keselamatan dan berusaha kabur dari tentara Nazi
-Warga Yahudi dipaksa oleh tentara Nazi untuk ditangkap dan terpisah dari keluarga
-Terjadinya kebiadaban perang yang membuat Schindler sadar untuk menyelamatkan warga Yahudi dari invasi atau penangkapan yang dilakukan oleh tentara Nazi dengan cara melakukan perjalanan bisnis meskipun mereka dipaksa bekerja keras namun memperoleh upah yang sedikit
-Terjadinya pembantaian yang sangat sadis yang dilakukan oleh tentara Nazi kepada warga Yahudi yaitu meliputi perampasan barang berharga, pembakaran rumah serta melakukan penembakan terhadap warga
-Terjadi penyiksaan terhadap seluruh warga Yahudi oleh tentara Nazi
-Di antara kebahagiaan yang terjadi pada saat pesta, terjadi pula penyiksaan yang merengut kebahagiaan warga Yahudi
-Terjadi pelarangan terhadap penayangan film tersebut di beberapa Negara karena dianggap terlalu banyak hal yang tidak boleh untuk ditonton atau dilihat dalam film ini
-Dalam film ini terlalu banyak konten negatif dan sensitif yang meliputi konten keagamaan maupun politik

5. KESIMPULAN

Etika merupakan suatu pedoman atau pegangan yang memiliki kewajiban untuk dilakukan oleh individu maupun sekelompok orang dalam masyarakat di mana dipakai oleh mereka untuk menghitung seberapa baik atau buruknya perilaku maupun tindakan seorang individu maupun sekelompok orang dalam suatu masyarakat. Hal yang dialami seorang individu maupun sekelompok orang dalam suatu masyarakat dalam kehidupannya selalu berhubungan atau dikaitkan dengan norma, nilai, perilaku, hukuman atau sanksi maupun moral yang berlaku di dalam kehidupan bermasyarakat. Etika yang ada di masyarakat ini meliputi hal yang dilakukan oleh individu maupun sekelompok orang dalam suatu masyarakat mampu memiliki sifat maupun perilaku yang baik. Etika yang ada di masyarakat juga dijadikan sebagai pegangan untuk menciptakan adanya ketertiban, keamanan maupun kesejahteraan di masyarakat.
Norma adalah suatu pedoman atau pegangan yang memiliki kewajiban untuk dilakukan oleh individu maupun sekelompok orang dalam masyarakat di mana dipakai oleh mereka untuk menghitung seberapa baik atau buruknya perilaku maupun tindakan seorang individu maupun sekelompok orang dalam suatu masyarakat. Sedangkan, moralitas merupakan suatu hal yang dilakukan oleh seorang individu maupun sekelompok orang dalam suatu masyarakat yang terdiri atas perbuatan, perilaku maupun tindakan yang dipakai dalam penentuan apakah seorang individu maupun sekelompok orang dalam suatu masyarakat untuk melihat apakah mereka memiliki sifat yang baik atau buruk dalam melakukan kegiatan atau aktivitas tertentu. Hal yang dialami seorang individu maupun sekelompok orang dalam suatu masyarakat dalam kehidupannya selalu berhubungan atau dikaitkan dengan norma, nilai, perilaku, hukuman atau sanksi maupun moral yang berlaku di dalam kehidupan bermasyarakat.

Pada filosofi Deontologis dijelaskan bahwa suatu tindakan yang dikatakan benar merupakan segala sesuatu yang memiliki niat yang baik terlepas dari hasil yang akan diperoleh. Sedangkan, pada filosofi Utilitarian dijelaskan bahwa suatu tindakan yang dikatakan benar merupakan segala sesuatu yang mampu menciptakan hasil yang terbaik. Dalam hal tersebut, terdapat sekumpulan orang yang selamat yaitu yang mereka pilih secara implisit maupun eksplisit untuk diperoleh hasil yang terbaik. Jadi, hal yang perlu dilakukan oleh mesin yaitu melakukan perbandingan terhadap dua pilihan dengan melakukan perhimpunan penyintas dan melihat mana yang lebih mungkin menjadi bagian dalam kelompok tersebut. Dalam Deontologis akan menyelamatkan satu orang untuk mengorbankan lima nyawa. Secara etika tidak akan pernah ada solusi yang sempurna untuk permasalahan dalam Problem Trolley karena hal tersebut akan menimbulkan provokasi dalam hal pemikiran dan menciptakan suatu wacana supaya dilema mengenai Problem Trolley akan dihargai baik itu dalam pemikiran secara filsafat maupun ilmiah.

Etika normatif merupakan alat untuk menunjukkan perilaku mana yang baik dan perilaku mana yang buruk. Umumnya berbentuk tertulis, misalnya tata tertib perkuliahan, kode etik mahasiswa, kode etik dosen, kode etik advokat, kode etik notaris dan PPAT, kode etik hakim, kode etik jaksa, dan sebagainya. Etika normatif juga merupakan suatu etika yang memberikan gambaran mengenai berbagai ajaran, doktrin, teori dan prinsip moral yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menilai baik atau buruk tindakan seseorang. Etika normatif menjelaskan studi tentang perilaku etis dan merupakan cabang etika filosofis yang menyelidiki pertanyaan yang muncul mengenai bagaimana seseorang harus bertindak, dalam arti moral. Sedangkan, etika deontologi menjelaskan mengenai tindakan dinilai baik buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Etika deontologi sangat menekankan motivasi, kemauan baik, dan watak yang kuat untuk bertindak sesuai dengan kewajiban. Etika deontologi juga merupakan suatu teori dalam filsafat moral yang mengajarkan bahwa sebuah tindakan itu benar kalau tindakan tersebut selaras dengan prinsip kewajiban yang relevan untuknya.

Beberapa hal yang terdapat dalam film "Schindler's List yaitu kehidupan warga Yahudi yang sebelumnya mengalami kebahagiaan dan kegembiraan, setelah terjadi invasi oleh tentara Nazi berubah menjadi kesedihan dan kekerasan, adanya peperangan yang membuat Schindler sadar untuk menyelamatkan warga Yahudi dari invasi atau penangkapan yang dilakukan oleh tentara Nazi dengan cara melakukan perjalanan bisnis meskipun mereka dipaksa bekerja keras namun memperoleh upah yang sedikit, terjadi penyiksaan terhadap seluruh warga Yahudi oleh tentara Nazi, terjadinya pembantaian yang sangat sadis yang dilakukan oleh tentara Nazi kepada warga Yahudi yaitu meliputi perampasan barang berharga, pembakaran rumah serta melakukan penembakan terhadap warga, film dilarang untuk ditayangkan di beberapa Negara karena dianggap terlalu banyak hal yang tidak boleh untuk ditonton atau dilihat dalam film ini, serta terlalu banyak konten negatif dan sensitif yang meliputi konten keagamaan maupun politik.

Film Schindler's List menghadapkan kita pada banyak dilemma moral. Salah satunya adalah dilemma yang dialami oleh Oscar Schindler, yakni pada sebuah situasi dimana Schindler merasa harus menyelamatkan para Yahudi yang bekerja di pabriknya, namun di sisi lain ia harus berbohong dan menyogok Nazi agar bisa menyelamatkan para Yahudi. Pada awal cerita Schindler menyelematkan Yahudi demi kepentingan pribadi dan ambisinya, tentu tindakan ini bertentangan dengan nilai etis. Namun seiring berjalannya waktu, Schindler menyadari bahwa pilihannya ini memang pilihan yang secara sadar ia putuskan untuk menyelamatkan nyawa para Yahudi. Schindler pun memilih untuk berbohong dan menyogok tentara Nazi demi bisa menyelamatkan para pekerjanya tersebut. Dari sudut pandang moral berbohong adalah tindakan yang tidak baik, dalam sudut pandang Etika Kristen berbohong jelas dilarang dalam Alkitab. Secara etis Schindler telah melanggar Etika Kristen.

Akan tetapi, mari kita memandang dengan kacamata etika lainnya. Pada kasus ini kita akan dihadapkan pada situasi yang mengharuskan Schindler untuk berbohong, yakni demi menyelamatkan banyak nyawa manusia. Ada satu tujuan dan manfaat yang ingin dicapai oleh Schindler, dimana tujuan tersebut berdampak baik bagi banyak orang, disini kita dapat memahami tindakan Schindler sebagai sebuah keputusan yang berlandaskan Etika Normatif yaitu Ulitirianisme. Etika Ulitirianisme adalah etika normatif yang menilai bahwa sebuah tindakan dianggap baik apabila output yang dihasilkan sukses atau berhasil membawa manfaat yang baik bagi sebanyak mungkin orang. Keputusan Schindler tentu merupakan buah hasil pemikiran panjangnya, dimana ia juga harus mempertimbangkan banyak variabel lain, mempertaruhkan nyawa, dan mengesampingkan pandangannya terhadap agama yang ia anut (perbuatan berbohong dan menyogok).

Berangkat dari sudut pandang tersebut dapat disimpulkan bahwa pada situasi ini, Etika Deontologis (non-klausal) akan menilai bahwa tindakan Schindler adalah bertentangan. Etika Deontologis merupakan etika yang mengedepankan kepatuhan, ketaatan, dan kewajiban terhadap moral.

Immanuel Kant menegaskan bahwa Etika Deontologis mutlak mengikat, dan tidak mempertimbangkan pada hasil akhir, baik itu akan memberikan keuntungan atau kerugian. Tentu saja hal ini bertolak belakang dengan Etika Ulitirianisme yang mementingkan kesuksesan dan hasil akhir dari sebuah tindakan atau keputusan.

DAFTAR PUSTAKA
 
Asmaran As. (1992). Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Rajawali Press.
 
Halim, A. Ridwan. (2012). Sendi-Sendi Etika Umum Dalam Praktik Hukum.
Jakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya.
 
Keraf. A. Sonny. (1991). Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis sebagai Profesi Luhur. Yogyakarta: Kasnisius.
 
Keraf. A. Sonny. (2002). Etika Lingkungan, Jakarta: Penerbit Buku Kompas.  
 
K. Bertens. (2000). Pengantar Etika Bisnis, Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
 
Parmono. (1995). Nilai dan Norma Masyarakat. Jurnal Filsafat.
 
Raha Bistara. (2020). Virtue Ethics Aristoteles dalam Kebijaksanaan Praktis dan Politis Bagi Kepemimpinan Islam. Vol. 11, No.2.
 
Wiharto, Mulyo. (2007). Etika. Forum Ilmiah Indonusa. Vol. 4, No. 3.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun