Mohon tunggu...
Mohamad Nabil Putra
Mohamad Nabil Putra Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Sepak Bola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Analisis Dampak Covid-19 terhadap Tingkat Tabungan Masyarakat Indonesia

26 Juni 2024   12:01 Diperbarui: 26 Juni 2024   12:12 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selain pendapatan, faktor pendidikan dan literasi keuangan juga memainkan peran penting. Masyarakat dengan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menabung cenderung lebih siap menghadapi krisis ekonomi. Selama pandemi, banyak yang menyadari pentingnya memiliki tabungan darurat untuk mengantisipasi masa depan yang tidak pasti. Edukasi keuangan yang memadai membantu individu mengelola keuangan mereka lebih baik, membuat keputusan keuangan yang lebih bijaksana, dan menabung secara lebih efektif meskipun dalam kondisi sulit.

Kebiasaan dan budaya menabung juga merupakan faktor internal yang signifikan. Di Indonesia, terdapat variasi dalam kebiasaan menabung di antara berbagai kelompok masyarakat. Beberapa komunitas mungkin memiliki tradisi menabung yang kuat, sementara yang lain lebih cenderung mengandalkan pendapatan harian tanpa menyisihkan untuk tabungan. Pandemi telah memaksa banyak orang untuk meninjau kembali kebiasaan menabung mereka, meningkatkan kesadaran akan pentingnya menabung bahkan dalam jumlah kecil.

Faktor lain yang berpengaruh adalah tanggungan dan komposisi keluarga. Rumah tangga dengan banyak tanggungan, seperti anak-anak atau orang tua yang sudah lanjut usia, mungkin memiliki beban keuangan yang lebih besar, sehingga lebih sulit untuk menabung. Selain itu, rumah tangga dengan satu sumber pendapatan cenderung lebih rentan terhadap goncangan ekonomi dibandingkan dengan rumah tangga dengan beberapa sumber pendapatan.

Kesehatan juga menjadi faktor internal yang krusial. Selama pandemi, biaya kesehatan meningkat, dan banyak rumah tangga harus mengalokasikan dana tambahan untuk kebutuhan medis. Ini mengurangi jumlah yang dapat mereka sisihkan untuk tabungan. Kesehatan mental juga berpengaruh; stres dan ketidakpastian yang berkepanjangan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan keuangan, termasuk perilaku menabung.

Akhirnya, akses terhadap layanan keuangan formal mempengaruhi kemampuan menabung. Masyarakat yang memiliki akses mudah ke bank atau lembaga keuangan cenderung lebih teratur dalam menabung dibandingkan dengan mereka yang hanya mengandalkan metode informal. Pandemi mempercepat adopsi layanan keuangan digital, yang membantu lebih banyak orang menyimpan uang secara lebih aman dan mudah.

Dengan mempertimbangkan semua faktor internal ini, dapat dipahami bagaimana pandemi COVID-19 memengaruhi perilaku menabung masyarakat Indonesia secara berbeda-beda. Rumah tangga yang lebih berpendidikan, memiliki pendapatan stabil, dan akses ke layanan keuangan lebih baik cenderung mampu menavigasi krisis ini dengan lebih baik, sementara yang lain mungkin menghadapi tantangan yang lebih besar. Analisis ini penting untuk merumuskan kebijakan yang tepat sasaran guna meningkatkan tingkat tabungan dan ketahanan finansial masyarakat secara keseluruhan.

Analisis Faktor Eksternal:

 

Selain faktor internal, ada sejumlah faktor eksternal yang memengaruhi tingkat tabungan masyarakat Indonesia selama pandemi COVID-19. Salah satu faktor eksternal yang paling signifikan adalah kebijakan pemerintah. Pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai program bantuan sosial seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Kartu Prakerja untuk membantu masyarakat yang terdampak. Program-program ini memberikan dukungan finansial langsung yang membantu banyak keluarga mempertahankan atau bahkan meningkatkan tabungan mereka meskipun pendapatan mereka menurun. Bantuan sosial ini memainkan peran krusial dalam meringankan beban ekonomi masyarakat dan menyediakan jaring pengaman finansial.

Kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia juga memiliki dampak besar. Penurunan suku bunga selama pandemi bertujuan untuk mendorong pinjaman dan menggerakkan ekonomi. Meskipun suku bunga yang lebih rendah berarti hasil yang lebih kecil dari tabungan bank, kebijakan ini membantu menjaga kestabilan ekonomi secara keseluruhan dan memberikan dukungan kepada rumah tangga serta bisnis. Kebijakan ini memberikan sedikit kelonggaran bagi mereka yang memiliki utang dan mendorong aktivitas ekonomi, yang pada gilirannya mempengaruhi perilaku menabung masyarakat.

Situasi ekonomi global juga menjadi faktor eksternal yang mempengaruhi tabungan masyarakat Indonesia. Pandemi menyebabkan resesi global yang berdampak pada perdagangan internasional dan investasi. Ketidakpastian ekonomi global membuat banyak orang lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan mereka dan mendorong mereka untuk menabung lebih banyak sebagai langkah berjaga-jaga. Fluktuasi nilai tukar dan harga komoditas juga memengaruhi pendapatan dan biaya hidup, yang pada gilirannya mempengaruhi kemampuan dan keputusan menabung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun