Mohon tunggu...
Mohamad Mahrus Ali
Mohamad Mahrus Ali Mohon Tunggu... -

Maka, biarlah begitu adanya, biar menetap di hati, diterima dengan lapang. Menerimanya dengan baik justru membawa kedamaian.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Asrama Membunuhmu(?)

1 Oktober 2018   14:48 Diperbarui: 1 Oktober 2018   17:16 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Maka waktu selama perjalanan tersebut adalah sangat berharga bagi mereka yang produktif karena mereka dapat membaca buku, mengerjakan tugas kuliah atau organisasi, menulis, atau bahkan istirahat, sehingga ketika sudah sampai di kampus mereka siap untuk belajar tanpa harus memikirkan tugas, rasa kantuk karena begadang semalaman mengerjakan tugas atau lain sebagainya.

Berbeda bagi mereka yang tidak memanfaatkan waktu semaksimal mungkin, maka bagi mereka keresahan setiap hari di pertengahan malam untuk belajar, mengerjakan tugas dan lain sebagainya karena ketika mereka mempunyai waktu luang tidak dipergunakan secara maksimal.

Jika kita ingin melakukan banyak hal namun kita sendiri sibuk dengan kegiatan-kegiatan yang ada, maka jangan menunggu waktu luang, karena hingga kapanpun waktu luang tidak akan pernah ada bagi orang sibuk atau bahkan ketika nanti menjadi orang-orang besar. Namun, kalian harus meluangkan waktu untuk sesuatu tersebut, meski sebentar saja.

  • Respect to System

Asrama bukan sekadar tempat tidur, tempat mandi, atau tempat untuk makan dan menyuci saja. Bagi mereka yang menerima beasiswa pendidikan dan harus hidup di asrama, maka asrama merupakan tempat bagi mereka untuk berkembang, menjadi seseorang yang berbeda 180 derajat dibandingkan teman-teman mereka yang tidak hidup di asrama.

Sama halnya seperti pondok pesantren, maka di asrama akan ada kegiatan yang mungkin menurut penghuninya melelahkan, tidak manusiawi, atau pun terlalu banyak tugas ini dan itu, banyak aturan-aturan yang membuat keleluasaan mereka menjadi terbatas seperti jam malam, waktu bangun yang lebih pagi, atau bahkan waktu mandi yang harus antri satu sama lain.

Namun, sejatinya aturan atau sistem yang dibuat di asrama adalah yang terbaik dan manfaatnya akan kembali kepada penghuni asrama tersebut. Jika kita melanggar sistem yang ada, maka kacau lah segala urusan kita kedepannya. Karena respect kepada sistem merupakan perpaduan yang kompleks antara respect to people dan respect to time. 

Ketika dua respect tersebut sudah kita kuasai dengan baik, niscaya untuk respect to system bukan lah hal yang menyusahkan atau memberatkan. Kunci dari semua itu adalah meluruskan niat, berusaha semaksimal mungkin, dan yakin akan langkah demi langkah yang kita ambil, bahwa semua perjuangan dan pengorbanan saat ini adalah untuk masa depan yang lebih baik dan manis buahnya kelak.

Tidak ada orang sukses yang hidupnya penuh dengan kenyamanan, tidur di Kasur empuk, makan ayam setiap hari, dan tidak merasakan susahnya tidak punya uang. Mereka pasti telah melewati itu semua, karena perjuangan dan pengorbanan merupakan syarat dan harga mati bagi mereka yang ingin hidup sukses di masa depan kelak.

Jadi, Asrama bukan membunuhmu, tetapi mendidikmu, memberi kesempatan untuk berkembang, dan menjadi tempat perjuangan awal sebelum nanti perjuangan sesungguhnya dimulai. Semoga bermanfaat.

zurhaM,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun