Uneg-uneg lain yang saya dapatkan selain di atas ketika kuliah S2 yaitu mata kuliah atau pembahasan yang mengalami pengulangan (repetisi), serupa dengan ketika di S1. Bagi mahasiswa seperti saya yang mengambil prodi Ilmu al-Qur`an dan Tafsir di S1 tidak asing dengan mata kuliah seperti Studi al-Qur`an dan Hadits, Filsafat dan Kalam, Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam, dan Tasawuf & Psikologi. Tema-tema dalam mata kuliah tersebut merupakan makanan sehari-hari bagi kami.
Menurut saya itu merupakan sesuatu yang wajar karena program studi yang saya pilih di S2 ini adalah Studi Islam yang di dalamnya berisi lulusan dari berbagai program studi. Oleh karena itu, perlu pemerataan dalam hal pemahaman terhadap dasar-dasar Islam dengan kokoh dan holistik.
Selain itu, pengulangan pembahasan di semester awal ini membuka kesempatan kembali khususnya saya untuk melakukan pembacaan ulang terhadap pembahasan-pembahasan yang ada di beberapa mata kuliah tersebut secara lebih mendalam.
Selain beberapa mata kuliah tersebut, ada mata kuliah yang memang bagi saya adalah baru seperti  Hermeneutika Sosial dan Metodologi Studi Islam. Di mata kuliah Hermeneutika Sosial yang diampu oleh Prof. Ahmad Rizqon Khamami dikenalkan dengan berbagai teori-teori dan tokoh-tokoh besar sosiologi seperti Karl Mark dan Max Weber khususnya tentang teori tindakan masyarakat.
Jadi, hermeneutika dalam hal ini bukan tentang aktivitas interpretasi terhadap teks, tetapi dalam ruang yang lebih luas, yakni masyarakat.
Menurut Prof. Rizqon, tujuan mempelajari teori sosial adalah agar dapat memahami kondisi masyarakat. Oleh karena itu, perlu pemahaman terhadap teori sosial karena pola gerakan yang terjadi di masyarakat dapat dipelajari lewat teori-teori tersebut.
Sedangkan mata kuliah Metodologi Studi Islam yang diampu oleh Prof. Ngainun Naim, di pertemuan awal membahas tentang metode, pendekatan, objek, teknik, dan teori dalam penelitian khususnya dalam ruang lingkup studi Islam. Dalam pembahasan tentang pendekatan penelitian kami  diperkenalkan dengan pelbagai pendekatan dalam Studi Islam, seperti multidisipliner, interdisipliner, dan transdisipliner.
Pada pertemuan-pertemuan berikutnya Prof. Naim memberikan tugas kepada mahasiswa untuk melakukan review terhadap buku atau karya ilmiah lain misalnya tesis atau disertasi yang berkaitan dengan penelitian seputar studi Islam.
Dua mata kuliah tersebut menunjukkan karakteristik dari Prodi Studi Islam ini. Karakteristik yang dimiliki Studi Islam ini antara lain menekankan pada kontekstualisasi keilmuan terhadap fenomena aktual dan memadukan dengan disiplin ilmu lain. Tidak heran jika tugas-tugas yang diterima oleh mahasiswa diharuskan dihubungkan dengan kondisi atau fenomena sosial yang terjadi belakangan.
Kemudian, untuk tugas akhir (tesis) sangat dianjurkan untuk menggunakan penelitian lapangan. Ini benar-benar tantangan untuk saya yang terbiasa melakukan penelitian kajian pustaka (library research). Maklum, dalam hal metode penelitian di S1 dulu hanya diajarkan penelitian tafsir seperti maudhu'I, muqaran, ijmali, dan tahlili.
Memilih Studi Islam adalah tantangan bagi saya. Sangat berbeda  dengan saat S1 yang fokus pada kajian terhadap al-Qur'an dan Tafsir. Metode penelitian  yang digunakan pun berbeda sehingga menuntut saya untuk mempelajari metode-metode penelitian tersebut, dalam hal ini saya mengalami ketertinggalan.