Mohon tunggu...
Mohamad Gozali
Mohamad Gozali Mohon Tunggu... -

Bergerak dan terus berkarya tanpa nanti tanpa tapi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

PR Buat Guru

10 Juni 2017   00:21 Diperbarui: 10 Juni 2017   00:43 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pikiran hanya terfokus pada nasib guru secara pribadi, otomatis mereka menyelamatkan pekerjaanya dengan seabrek tuntutan pemerintah sehingga untuk memikirkan siswa jadi terbengkalai, menurut anda bagaimana ? tidak juga..atau ya juga...hehehe

Ya sudahlah, sebagai abdi Negara guru hanya bisa menjalankan aturan yang ada. bagi guru yang terpenting adalah mengajar dengan hati dan selalu “menjaga dan meluruskan niat”.

O ya, teringat guru saya dulu, waktu masih duduk di Aliyah Negeri Pemalang. Beliau adalah guru senior, sangking seniornya beliau tidak hafal nama-nama muridnya bahkan suaranyapun gak kenal.

Beliau mengajar sejarah Kebudayaan Islam nama beliau pak Idin (disamarkan). Di kelas kami teman teman seringkali mengerjai pak Idin, terkadang saya juga kasihan sekaligus juga takut dengan beliau. Beliau orangnya cuek tapi jangan coba-coba bikin beliau kesel, bisa berabe !

Bermacam karakter teman teman, yang menarik perhatian saya adalah ada teman yang selalu ngantuk kalau diajar pak Idin, ada dua temen saya yang begitu, yaitu Dowi dan Qulub ya merekalah yang selalu bertamasya di alam mimpi jika pelajaran pak Idin dimulai.

Suatu ketika ulangan lisan dan hafalan hadits terkait dengan sejarah islam. Pak Idin tergolong orang yang tidak sabaran.

“siapakah tokoh Islam yang pertama kali menyelenggarakan peringatan maulid Nabi Muhammad Sollallahu alaihi wasallam?” Beliau bertanya dengan kacamata di hidung sambil menyeleksi nama-nama yang ada di buku daftar nilai untuk ditunjuk menjawab. “coba kamu Dowi!”

Lama juga pak Idin menerima jawaban dari Dowi, “bagaimana Dowi, bisa nggak? Begitu saja gak bisa, memang kerjaanmu apa dirumah? Begitulah pak Idin walaupun beliau berbicara, tetap saja hanya daftar nilai siswa yang dilihat.

Ruri teman Dowi dengan cekatan menjawab,”Solahhudin Al Ayubi pak,”

“Nah begitu….jawab saja kok pakai lama”. Begitulah pak Idin beliau tidak tahu kalau yang jawab bukan Dowi. Ada yang tahu kenapa Dowi tidak menjawab? Yap! tidak meleset jawabanmu, dia lagi berduet dengan Qulub menjelajah seantero jagad raya mimpi. He he.. maaf ya kalau ada yang ngerasa.

Hafalan juga begitu, “Qulub maju!”begitulah pak Idin memanggil untuk hafalan hadits kedepan kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun