Mohon tunggu...
Mohamad FikriHermaningtias
Mohamad FikriHermaningtias Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

si pria tangguh

Selanjutnya

Tutup

Bandung Pilihan

Perjalanan Hidup Anggi Pramayuda: Menemukan jati Diri di Tengah Pergulatan Hidup

15 Januari 2025   00:36 Diperbarui: 15 Januari 2025   00:36 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pangalengan, sebuah kota kecil yang terletak di kabupaten Bandung, Jawa Barat, menjadi tempat lahirnya seorang pemuda bernama Anggi Pramayuda pada tanggal 14 Maret 2004. Kota yang terkenal dengan perkebunan tehnya ini tidak hanya menjadi tempat Anggi dilahirkan, tetapi juga menjadi saksi perjalanan hidupnya yang penuh dengan lika-liku dan pembelajaran berharga.

Masa kecil Anggi dihabiskan seperti kebanyakan anak di Pangalengan. Setiap pagi, ia bergegas ke sekolah dasar dengan semangat yang membara, menyusuri jalan-jalan yang diapit hamparan kebun teh yang menghijau. Lingkungan yang asri dan kehidupan masyarakat yang guyub ini membentuk karakter dasarnya yang sederhana namun pantang menyerah.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, Anggi melanjutkan pendidikannya ke SMPN 2 Pangalengan. Di sekolah menengah pertama ini, ia mulai mengenal dunia yang lebih luas dan membangun mimpi-mimpi besarnya. Pergaulan dengan teman-teman sebaya dan bimbingan dari para guru membuka wawasannya tentang berbagai kemungkinan masa depan yang bisa ia raih.

Namun, perjalanan hidup sering kali membawa kejutan yang tidak terduga. Memasuki jenjang SMA, Anggi dihadapkan pada cobaan pertama dalam hidupnya. Kondisi ekonomi keluarga yang semakin sulit memaksanya untuk membuat keputusan yang berat. Sebagai anak dari keluarga petani sederhana, biaya pendidikan SMA terasa sangat memberatkan. Meskipun Anggi memiliki semangat belajar yang tinggi, realitas ekonomi keluarga tidak memungkinkannya untuk melanjutkan pendidikan. Setelah hanya enam bulan menempuh pendidikan menengah atas, dengan berat hati ia harus mengambil keputusan untuk berhenti sekolah.

Keputusan untuk berhenti sekolah bukanlah hal yang mudah bagi Anggi dan keluarganya. Orang tuanya, yang selalu mendambakan pendidikan terbaik untuk anaknya, terpaksa menerima kenyataan pahit ini. Namun, keterbatasan ekonomi dan kebutuhan hidup yang semakin mendesak tidak menyisakan pilihan lain. Situasi ini menjadi titik balik yang mendorong Anggi untuk mencari jalan hidupnya sendiri di usia yang masih sangat muda.

Dengan tekad yang kuat, Anggi memberanikan diri untuk merantau ke kota. Langkah ini bukanlah keputusan yang mudah bagi seorang pemuda desa yang minim pengalaman. Kehidupan kota yang serba cepat dan individualistis ternyata sangat berbeda dengan kehidupan di Pangalengan yang ia kenal. Ketidaksiapan mental dan fisik akhirnya memaksanya untuk kembali ke kampung halaman.

Kepulangan ke kampung tidak lantas membuatnya menyerah. Justru sebaliknya, Anggi membuktikan jiwa wirausahanya dengan mendirikan sebuah warung kopi yang ia beri nama "WARKOP (Warung Kopi Budak Ngora)". Usaha ini menjadi pembelajaran berharga baginya tentang bagaimana mengelola bisnis dan menghadapi berbagai tantangan. Meskipun pada akhirnya warung ini harus tutup karena masalah pengelolaan kredit pelanggan, pengalaman ini justru memperkaya wawasannya dalam dunia usaha.

Setelah penutupan WARKOP, Anggi kembali mencoba peruntungannya di kota dengan bekerja di sebuah pabrik peking. Namun, sekali lagi ia merasakan ketidakcocokan dengan lingkungan kerja perkotaan. Bukannya patah semangat, pengalaman ini justru membawanya pada penemuan jati dirinya yang sejati: menjadi petani di kampung halamannya.

Keputusannya untuk menjadi petani mencerminkan kebijaksanaan seorang anak desa yang telah menemukan makna hidupnya. Anggi memahami bahwa kesuksesan tidak selalu diukur dari gelar akademis atau pekerjaan di kota besar. Terkadang, jawaban yang kita cari justru ada di tempat kita berasal.

foto sedang di kebun
foto sedang di kebun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun