Mohon tunggu...
Moh Fikli Olola
Moh Fikli Olola Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berdikari Merah

Selanjutnya

Tutup

Film

Gadis Kretek: Indie, Perempuan, Imajinasi, dan Sejarah Kelam

27 November 2023   03:39 Diperbarui: 27 November 2023   05:19 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gambaran Umum Film Gadis Kretek

Film besutan Sutradara Kamila Andini dan Ifa Isyanah dalam Serial Netflix Original Indonesia Pertama ini, berhasil memasuki daftar global Netflix Top 10 di tahun 2023. Film ini merupakan serial web yang berhasil menduduki peringkat 10 dalam daftar TV non-English dan telah ditonton lebih dari 1,6 Juta jam dalam satu pekan. Diangkat dari Novel karya Ratih Kumala dengan judul yang sama. Film ini pun turut dibintangi Tissa Biani, Sha Ine Febriyanti, Winky Wiryawan, Sheila Dara, Ibnu Jamil, Rukman Rosadi, Verdi Solaiman, Nungki Kusumastuti, Dimas Aditya, Pritt Timoyhy, dan Tutie Kirana.

Serial drama web yang luar biasa ini menceritakan tentang kisah Dasiyah (Dian Sastro), Perempuan yang senantiasa melawan kemapanan, serta gemar dan ahli dalam meracik saos kretek. ''Gadis Kretek'' juga merupakan cerita menarik yang mengisahkan seorang Perempuan berdaya, dengan cerita cinta indah antara Jeng Nyah (Dasiyah) dengan Soeraja (Ario Bayu), dalam peristiwa Indonesia di Tahun 1960-an.

Gadis Kretek dan Nadin Hamzah

Saat mulai menyusun outline tulisan ini, sambil menikmati beberapa kumpulan lagu dari Nadin Hamzah---tiba di satu fase mendengarkan kumpulan lagunya--penulis terdorong mendengarkan lagu, "Rayuan Perempuan Gila". Bukan main harunya, apalagi dinikmati disaat-saat sedang menulis film yang lagi ramai ini. Terlebih, pada lagu ini merupakan salah satu lirik yang menjadi ruh dalam film, dan menggambarkan sosok Jeng Nyah (Dasiyah), aktor utama yang diperanakan oleh Dian Sastro. Umumnya saat menonton dan menikmati ending film ini---penonton akan ikut diwarnai oleh iringan instrumen genre Indie yang bukan main syahdu ini. Meski akhirnya juga kecewa. Namun yang pasti, mesti diakui lirik-lagunya adalah satu kesatuan yang tak pernah bisa terpisah dari film:

"Bukan apa, hanya bersiap
Tak ada yang tahu, aku takut
Tak pernah ada, yang lama
Menungguku sejak dulu
Yang terjadi.. sebelumnya
Semua orang.. takut padaku''

Ikut terbawah menikmatinya, di sini saya tiba-tiba sadar bahwa Sejarah Perempuan adalah Sejarah yang disiapkan, meski seringkali tak ada yang tau--kebanyakan patah, meski berusaha tumbuh lagi--tapi banyak yang takut, utamanya pikiran-pikiran yang telah dicekoki budaya patriarki. Iya, perempuan memang selalu patah dengan masa lalu, retak oleh budaya patriarki, dan tumbuh bersama perlawanan. Semua dirayakan dalam film ini; dirayakan dalam Sejarah, dirayakan dalam kemenangan, dirayakan dalam kenyataan hari-hari--meski kesekian kalinya patah lagi dan lagi.

Gadis Kretek dan Pembentukan Imajinasi


Imajinasi berbeda halnya dengan hayalan. Artinya tidak mungkin sama. Hayalan hanyalah sebuah cara manusia, dalam membayangkan dunia yang tidak dibentuk oleh apapun; pengalaman, penyalinan kenyataan, pilihan rasa (taste), pergulatan konseptual dll. Sedangkan  Imajinasi adalah cara manusia mereka-bayangkan sebuah realitas secara konseptual--lengkap dengan yang ia alami dari pergulatan kehidupan akan-nya; penyalinan kenyataan, pengalaman, pilihan rasa (taste), akan satu hal. Maka jelas sudah, prasyarat imajinasi adalah penyalinan kenyataan dari pengalaman yang dikonsepkan oleh rasa.

Begitulah syarat utama seorang penonton dalam memahami film serial gadis kretek ini. Jeng Nyah adalah representasi dari imajinasi seorang Perempuan peracik saos kretek--yang dilebur dalam pergulatan pengalaman kehidupannya. Pada perusahan industri kretek milik ayahnya, Jeng Nyah hanya ditempatkan sebagai pengelola manajemen pemasaran industri kretek miliknya. Sebab ini berkaitan dengan posisi perempuan yang dibayangkan oleh Masyarakatnya pada masa itu---perempuan hanyalah salah satu sepesies manusia yang tak dibekali imajinasi dalam banyak hal, termasuk meracik saos kretek. Di dalam industri kretek, Perempuan diyakini hanya bisa melinting. Ini bisa dilihat dari keberadaan buruh pelinting kretek milik ayahnya, yang hanya dipenuhi oleh emak-emak perempuan. Sedangkan, dalam Pengalaman dan pergulatan kehidupannya, sosok Jeng Nyah sebanarnya memiliki kemampuan menikmati kretek dan meraciknya. Namun bertahun-tahun ia pun hanya bisa dihantui rasa penasaran yang tak ada habisnya, untuk bisa meracik saos kretek.

Sampai tiba pada masanya, kehadiran sosok Soraya yang kelak menjadi kekasihnya, memberi ia kesempatan untuk membunuh rasa penasaran yang dihantui bertahun-tahun itu. Jeng Nyah pun pada akhirnya menjadi peracik saos kretek ternikmat dalam Sejarah industri kretek pada masanya. Seperti halnya seorang seniman, Jeng Nyah adalah seniman kretek yang diberi kesempatan untuk menuangkan imajinasinya yang berangkat dari; pengalaman, penyalinan kenyataan, pilihan rasa (taste), dan pergulatan kenyataan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun