Mohon tunggu...
Moh Fikli Olola
Moh Fikli Olola Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berdikari Merah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Peleburan Percakapan Antagonis: Fenomena Muktamar IMM Ke-XIX & Kaderisasi dari Sudut Kota Manado"

22 Oktober 2021   15:38 Diperbarui: 22 Oktober 2021   21:16 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jumaat, 22 Oktober 2021 

Pukul 13.00 selepas menikmati "Sijum" (Nasi Jumaat), di Mesjid sebelah kampus. Saya memilih bersua di kantin Kampus dengan membuka Handphone, untuk melihat pesan Whatsapp--sembari menyusupi secangkir kepulan Kopi & Susu, khas paman di kantin. 

Siang itu, satu pesan Whatsaap masuk dari Farlan (Ketua Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) Kota Manado. Ini pastinya, tak lepas dari pesan; "Koordinasi untuk aktivitas dan program Sekretariat, atau perhelatan Muktamar IMM di kendari, yang sedang berlangsung," Tandas ku, sebelum membuka Pesan masuk. 

"Ada salam dari Ketua Cabang Bantul Mas Wahyu, langsung dari Arena Muktamar," Kata Farlan. 

"Oh Iya, Cab. Alaikumsalam," Jawabku dengan nada penuh harap--agar bisa melanjutkan percakapan.

"Iya, Ada baku dapa (Ketemuan) dengan Ikram (Kabidor Mando), di Arena Muktamar katanya."


***

Sebelum lupa dan tak dapat dipersiapkan yang seharusnya untuk hari ini. Saya memilih, mengalihkan percakapan:

"Sore nanti, kalau ada peralatan di rumah tolong di bawah Cab, untuk menyiapkan Rak-Perpus di Sekretariat." Pinta saya sebagai anak Kost hehe. 

"Nanti coba saya lihat, dan persiapkan." Jawabnya, dengan nada keberpihakan dan penuh tanggung jawab, dari rumah. 

Fokus percakapan, bisa berubah kapan saja. Tak heran tiba-tiba saya mengirimkan Fenomena Pragmatis Muktamar, lewat Vidio yang beredar semalam. "Coba lihat vidio dari salah satu Calon Ketua Umum, yang mengundurkan diri, dan, memilih mendorong calon lainnya, Cab."

"Vidio itu saya dapatkan dan beredar tadi malam, Cab."

"Wah! Deklarasi yah! Benar kan prediksi kita, sejak penetapan Calon beberapa bulan kemarin," Haha jawab Farlan.

"Satu calon yang lainnya, bisa memposisikan persoalan ini dalam dua kemungkinan: pertama, ia bisa membacanya sebagai kemungkinan--yang tak akan memberi dampak signifikan. Dan, juga artinya ia bisa melerai sikap untuk para pendukung dari calon yang memundurkan diri. Kedua, Ia akan menerima kenyataan, bahwa ada basis masa yang menguat, setelah fenomena pengunduran diri dari salah satu Calon itu." Tanggap saya dari jawaban Farlan.

"Haha bisa jadi," Kata Farlan. 

"Tapi, kayaknya kita berdua sudah bisa jadi peramal, yang hampir mirip dengan para peramal Athena dulu Cab.. Hahaha."  Mengajaknya bercanda. 

"Atau kaya mama Lauren dan Yahya Waloni.. Hahaha." Jawabnya dengan Nanda yang sama. 

"Namun, perlu disadari bahwa satu calon dari ketiga Calon Ketua Umum itu merupakan penyelamat Musyawarah yang tetap Demokratis, di Muktamar kali ini. Banyangkan jika hanya dua calon yang teleh Deklarasi dan menyatu tadi, pasti! Aklamasi." Kata kacab dengan penuh hikmad, dan, ingin berterimakasih yang entah pada siapa. 

"Tapi, ngomong-ngomong seruan Moral Diogenes dalam politik "Ugahari" (Kenali diri mu dan tahu diri lah)--sedang berlaku dalam Muktamar kali ini Cab.. Huhu, lihat saja salah satu Calon telah memundurkan diri." Kata saya dengan nada bercanda. 

"Iya, bisa jadi yah." Atau biar lebih Muhammadiyah: "Si calon yang memundurkan diri, berada pada posisi Next-Level Al-Maun; Memberi untuk meminta," Jawab Farlan dengan Nanda serupa, Hahaha. 

"Tak ada yang paling mulia dari penajaman gagasan, lewat rumusan sikap yang dibuat oleh Cabang Manado dan DPD IMM Sulut dalam Muktamar kali ini. Sisanya, mari kita mengamini sikap-sikap itu agar 'Semoga' bisa diprogresifkan dan 'semoga' Muktamar kali ini bisa melahirkan Kepengurusan IMM yang Ideal kedepannya." Tutup kita, dalam percakapan sebelum beranjak dari tempat masing-masing untuk menuju Sekretariat, dalam pendampingan Kaderisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun