Mohon tunggu...
Mohamad Fadli
Mohamad Fadli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dunia itu keras kalau kita lembek maka kita akan diinjak sedangkan kita yang keras maka dunia akan lembek kepada kita

Selanjutnya

Tutup

Trip

Akhir Pekan, Pengusaha Perahu Sungai Maron Pacitan Raup Cuan Melimpah

23 Januari 2025   15:24 Diperbarui: 23 Januari 2025   15:24 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah wisatawan tengah menikmati wahana susur sungai di Sungai Maron Pacitan. (Foto: Muhammad Fadly Said for Kompasiana)

Tanggal merah alias akhir pekan selalu menjadi berkah tersendiri bagi para penyedia jasa perahu di Sungai Maron, Pacitan, Jawa Timur.

Di sepanjang pesisir kali yang mirip di Sungai Amazon itu, terdapat sekitar 120 perahu yang siap disewa oleh para wisatawan.

Pun, setiap musim liburan atau hari-hari besar, permintaan untuk jasa perahu ini mengalami lonjakan yang signifikan.

Banyak pengunjung yang memanfaatkan momen liburan untuk menikmati waktu bersama keluarga atau teman-temannya.

Salah satu pengusaha persewaan perahu asal Desa Dersono, Kecamatan Pringkuku, Dika Kurnia (20), mengungkapkan, setiap satu perjalanan akan membawa pengunjung sampai ke Pantai Ngiroboyo, kemudian kembali lagi ke Dermaga Sungai Maron. 

Para wisatawan dapat menikmati perjalanan perahu menakjubkan sepanjang 4,5 kilometer di aliran sungai.

Dari sini, pengunjung dapat merasakan keindahan alam yang memukau, sambil menikmati suasana tenang yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan.

Satu perahu, dapat menampung maksimal 4 penumpang, yang menempuh jarak pulang pergi, (PP) sekitar 9 kilometer. 

"Harga tiketnya 100 ribu rupiah per perahu," ucap Dika, Rabu, 23 Januari 2024.

Tak diminta menyetir sendiri, para penyewa perahu ini akan ikut hadir sebagai nahkoda. Penumpang hanya diminta duduk dan menikmati indahnya pemandangan alam.

"Aman, akan dipandu dan tetap safety. Penumpang akan dimintai mengenakan pelampung," papar Dika.

Mesin perahu yang digunakan para penyewa, seperti yang dimiliki Dika, menggunakan diesel pompa air yang dimodifikasi dengan bahan bakar gas LPG.

Satu tabung gas 5 kilo bisa digunakan untuk perjalanan pulang pergi sebanyak 5-6 kali. "Ada yang masih pakai Pertalite, memang lebih mudah dihidupkan tapi lebih mahal harganya," imbuh Dika.

Untuk membuat satu kapal, Dika butuh duit sekitar 10 juta rupiah. Namun, meski biaya awal cukup besar, keuntungan yang didapatkan saat musim liburan sangatlah menggiurkan.

Setiap perahu yang disewakan, itu bisa menghasilkan cuan hingga jutaan rupiah dalam sehari.

Layaknya pada libur Tahun Baru 2025 lalu, Dika meraup penghasilan antara 2 hingga 5 juta rupiah dalam sehari.

"Alhamdulillah cucuk (sebanding)," ucapnya sambil tersenyum.

Saat ditanya jumlah pengguna jasa naik perahu, Dika menyebut ada sekitar 200 hingga 600 perahu aktif dalam sehari setiap momentum libur.

"Sebenarnya kadang juga bisa lebih. Tergantung cuacanya juga, kalau hujan ya sepi," ungkap Dika

Sementara, wisatawan Lutfi Abdul Majid Amin asal Kebonagung dan teman-temannya, mengaku senang.

Lutfi, bersama rombongan, merasa puas dengan perjalanan yang penuh keindahan alam dan ketenangan, jauh dari hiruk-pikuk kota. 

"Perjalanan menyusuri sungai dan menikmati Pantai Ngiroboyo sangat menyenangkan. Benar-benar menyegarkan pikiran," ujar Lutfi.

Lutfi menambahkan bahwa pengalaman ini juga semakin seru karena pelayanan dari penyewa perahu yang ramah dan profesional.

"Kapalnya nyaman, dan pemandu yang mengawal kami sangat ahli. Keamanan kami juga terjamin dengan pelampung yang disediakan. Semua berjalan lancar, kami bisa menikmati waktu bersama tanpa khawatir," ungkap Lutfi.

Lutfi berharap dapat kembali ke Sungai Maron di kesempatan lain, karena suasana yang ditawarkan benar-benar memberikan kenangan indah bersama teman-temannya

"Pokoknya mantap," ucap Lutfi.

Lebih lanjut, selain untuk disewakan, sejumlah warga setempat juga menggunakan kapal-kapal mereka untuk digunakan kegiatan sehari-hari.

"Mata pencaharian kami ya memang mengandalkan kapal-kapal ini. Ada yang memancing, menjaring ikan, menganggkut bibit, hasil kelapa hingga mencari rumput," tandasnya mewakili warga setempat. (*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun