"Aman, akan dipandu dan tetap safety. Penumpang akan dimintai mengenakan pelampung," papar Dika.
Mesin perahu yang digunakan para penyewa, seperti yang dimiliki Dika, menggunakan diesel pompa air yang dimodifikasi dengan bahan bakar gas LPG.
Satu tabung gas 5 kilo bisa digunakan untuk perjalanan pulang pergi sebanyak 5-6 kali. "Ada yang masih pakai Pertalite, memang lebih mudah dihidupkan tapi lebih mahal harganya," imbuh Dika.
Untuk membuat satu kapal, Dika butuh duit sekitar 10 juta rupiah. Namun, meski biaya awal cukup besar, keuntungan yang didapatkan saat musim liburan sangatlah menggiurkan.
Setiap perahu yang disewakan, itu bisa menghasilkan cuan hingga jutaan rupiah dalam sehari.
Layaknya pada libur Tahun Baru 2025 lalu, Dika meraup penghasilan antara 2 hingga 5 juta rupiah dalam sehari.
"Alhamdulillah cucuk (sebanding)," ucapnya sambil tersenyum.
Saat ditanya jumlah pengguna jasa naik perahu, Dika menyebut ada sekitar 200 hingga 600 perahu aktif dalam sehari setiap momentum libur.
"Sebenarnya kadang juga bisa lebih. Tergantung cuacanya juga, kalau hujan ya sepi," ungkap Dika
Sementara, wisatawan Lutfi Abdul Majid Amin asal Kebonagung dan teman-temannya, mengaku senang.
Lutfi, bersama rombongan, merasa puas dengan perjalanan yang penuh keindahan alam dan ketenangan, jauh dari hiruk-pikuk kota.Â