TeFa) biodiesel Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro. Pembelajaran juga didampingi oleh asisten Rofik Wahyu Hidayat dan Akbar Arsyadani sebagai pemandu bagaimana start up dilakukan sebelum proses pembuatan biodiesel dilakukan.
Mahasiswa//i Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Angkatan 2022 dengan bidang konsentrasi Oleokimia yang diampu oleh Dosen Mohamad Endy Yulianto, S.T., M.T. menerapkan pembelajaran start up di Teaching Factory (Mata kuliah berjenjang dengan konsentrasi Oleokimia angkatan 2022 berjumlah 22 mahasiswa yakni, Firda Cahya Salbina, Amelia Syahrani, Nurika Nazilatul Ilmi, Nur Ilma Awliya, Rahmadhani, Aisyah Ayaa Mumtazah, Kasyfillah Sandy Azizi, Rizky Hanifah Putri Herman, Farichatun Nisak, Afifah Rahmahwati, Amalia Nur Azziza, Shofiana Norlaili, Jeni Laura Tesalonika, Putri Sekar Kinanti, Tiurma Fransiska Simanullang, Dzikri Mahesa Al ghifari, Rhasna Wiritanaya Witrisnanti, Diana Mufiidah, Alam Surya Negara, Faiz Haidhar Kautsar, Eryka Destiawanti, dan Nabila Dhiyaa Faatinugra. Penjelasan start up biodiesel plant pada TeFa Vokasi Undip yang diikuti mahasiswa dengan semangat dan sangat antusias ujar Rofik.
Amelia menyampaikan bahwa proses tahap awal menyalakan control panel box untuk menjalankan alat, kemudian pada feed tank berkapasitas 1000 liter yang terdapat bahan baku minyak jelantah yang sebelumnya sudah diuji kadar FFA, ditampung dan dipanaskan dengan uap panas dari boiler yang dilewati melalui pipa-pipa yang berada di dasar feed tank.
Selanjutnya, feed dipompa menuju oil filter tank untuk disaring dan dihilangkan impuritiesnya. Tahap berikutnya dimana dilakukan start up boiler dengan mula-mula pompa 2 dinyalakan dari control panel, lalu sebelumnya pastikan boiler sudah tersambung oleh sumber bahan bakar. Nantinya boiler dihidupkan dengan memutar tombol emergency, klik ON, nyalakan blower lalu tunggu selama satu sampai satu setengah menit dan nyalakan pemantik, papar Dzikri.
Firda juga menambahkan bahwa untuk aliran gas bahan bakar yang masuk dapat diatur dari regulator dan boiler dioperasikan dengan setting point 120C, 2 bar. Selanjutnya minyak di tampung ke bak penampung dengan kapasitas 1000 liter. Bak penampung ini digunakan untuk menampung raw feed yang sudah melewati beberapa penyaringan, sebelum akhirnya dilanjutkan ke tahap esterifikasi.
Untuk proses selanjutnya pada kolom mixing terdapat raw material berupa methanol dengan KOH sebagai katalis. Sebelumnya jika kadar FFA minyak >2% maka perlu adanya proses esterifikasi terlebih dahulu untuk menghilangkan kadar lemak bebas, pada kolom reaktor esterifikasi ditambahkan asam kuat, yaitu asam sulfat. Tetapi jika kadar FFA <2%, maka proses dapat langsung menuju transesterifikasi dengan campuran katalis dan metanol dialirkan langsung ke dalam kolom reaktor transesterifikasi, tutur Nurika.
Afifah mengungkapkan bahwa suhu pada reaktor berkisar 65C. Nantinya trigliserida yang ada akan bereaksi dan berubah menjadi Fatty Acid Methyl Ester (FAME). Produk yang dihasilkan dari proses esterifikasi berupa biodiesel dan gliserol. Selama proses tersebut baik pompa, suhu dan agitator dikontrol melalui control panel.
Selanjutnya, campuran biodiesel dan gliserol dialirkan ke settling separator tank untuk dilakukan pemisahan antara gliserol (bagian bawah) dan biodiesel (bagian atas) dengan bantuan koil pemanas. Campuran tersebut diendapkan selama 2-5 hari supaya terjadi pemisahan yang maksimal antara gliserol dan biodiesel, terang Tiurma.
Rizky mengatakan bahwa tahap selanjutnya, biodiesel dialirkan ke kolom drying dengan kondisi vakum, yang bertujuan untuk menguapkan sisa kadar air dari biodiesel. Sedangkan untuk gliserol dialirkan ke tangki neutralization dengan penambahan air, yang kemudian dilanjutkan proses pada kolom destilasi untuk memisahkan gliserol, air dan metanol. Dimana methanol akan menguap terlebih dahulu pada suhu 64,7C yang kemudian dikondensasikan di kondensor. Methanol yang sudah dipisahkan disimpan di dalam methanol recovery dan dapat digunakan kembali untuk proses selanjutnya.
Proses start up miniplant biodiesel berbasis minyak jelantah di Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro ini menunjukkan pentingnya pemahaman mendalam tentang prosedur operasional dan keselamatan dalam industri kimia. Dengan mengikuti tahapan dari persiapan bahan baku, pengaktifan kontrol, pemanasan melalui boiler, hingga proses pemisahan dan pengeringan, proses produksi biodiesel dapat berjalan efisien dan aman, ungkap Shofiana.
Keseluruhan langkah memastikan bahwa produk akhir memenuhi standar kualitas, sekaligus memperkenalkan mahasiswa pada praktik industri nyata yang menekankan ketelitian dan tanggung jawab lingkungan. Miniplant ini tidak hanya menjadi sarana edukatif, tetapi juga berkontribusi terhadap upaya pemanfaatan sumber daya terbarukan dalam bentuk energi alternatif yang ramah lingkungan, pungkas Akbar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H