Mohon tunggu...
Mohamad Endy Yulianto
Mohamad Endy Yulianto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

chemical

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Khasiat Sejati Iles-Iles Taklukkan HIV

28 Mei 2024   23:25 Diperbarui: 28 Mei 2024   23:44 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mohamad Endy Yulianto, Dosen Prodi TRKI Vokasi undip/dokpri

Indonesia merupakan negara mega diversity dengan kekayaan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia setelah Brazilia, yang diperkirakan memiliki 10% dari flora dunia dan sebagian besar keanekaragaman hayati tersebut tersimpan dalam hutan hujan tropis Indonesia. Akan tetapi hingga kini, eksplorasi sumber daya hutan hanya berorientasi pada kayu, padahal produk hasil hutan bukan kayu dapat dijadikan potensi yang dapat menjadi penghasilan masyarakat di sekitar hutan.

Salah satu inovator Indonesia  yang merupakan Dosen Prodi TRKI Vokasi Undip yakni Mohamad Endy Yulianto yang biasa disapa Endy menyampaikan bahwa salah satu jenis tanaman umbi yang mempunyai potensi ekonomi tinggi dan prospek untuk dikembangkan di Indonesia diantaranya Iles-iles (Amorphophallus onchophyllus) termasuk dalam famili Araceae. Selain termasuk dalam tipe tumbuhan liar (wild type), tumbuhan ini juga mampu menghasilkan karbohidrat dan indeks panen tinggi. Melalui penanganan dan aplikasi teknologi proses, iles-iles dapat menjadi aset yang mempunyai daya guna dan nilai ekonomis yang tinggi. Hal ini karena iles-iles memiliki kandungan glukomannan yang bernilai guna tinggi dan dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan.

Indonesia melakukan ekspor tepung iles-iles (crystal grey) seharga 4,5 USD/kg yang berasal dari umbi iles-iles (Amorphophallus muelleri), tetapi melakukan impor glukomannan murni yang berasal dari tepung iles-iles seharga 250 USD/kg. Tepung biles-iles produksi Jepang (konjac flour) mencapai nilai 55 USD/kg karena memiliki kualitas lebih tinggi dengan kadar glukomannan 55-67%, viskositas 28.000 cp dan berwarna putih. Tepung iles-iles Indonesia mempunyai kadar glukomannan 40-50%, viskositas dibawah 10.000 cp dan berwarna coklat keabuan, tutur Endy.

Endy mengungkapkan bahwa iles-iles dari jenis Amorphophallus oncophyllus Prain ex Hook f. merupakan bahan baku potensial dalam pembuatan glukomannan yang dapat dipakai sebagai bahan pembuat gel, pengental, penstabil produk pangan, dan obat-obatan. Glukomannan di dalam parenkim sel mempunyai ukuran partikel 100 -- 500 m sehingga dapat dipisahkan secara mekanis menggunakan ayakan. Pencucian dengan larutan mengandung etanol berguna untuk mencegah proses enzimatis yang dapat menurunkan berat molekul maupun viskositas glukomannan, sekaligus mencegah penyerapan air oleh partikel glukomannan dan meningkatkan efisiensi pengeringan.

Konjac glukomannan tersulfatasi berbasis iles-iles diyakini sangat berkhasiat dalam menggempur HIV. Pemeriksaan Anti-HIV merupakan pemeriksaan darah yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan antibodi terhadap HIV. Pada umumnya, antibodi ini terbentuk dalam waktu sekitar 3-6 minggu setelah terinfeksi atau pada individu dengan pembentukan antibodi yang lambat dapat terbentuk setelah 3-6 bulan terinfeksi. HIV merupakan suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan mengakibatkan daya tahan tubuh menurun hingga akan lebih mudah terinfeksi. Individu dengan infeksi HIV akan mengalami beberapa fase, yakni fase akut - fase laten -- AIDS, papar Endy.

Endy menjelaskan formulasi secara garis besar obat anti HIV yang berupa Sulfatasi Konjac Glukomannan. Umbi iles-iles yang telah kering, digiling menjadi tepung dan diayak menggunakan ayakan 30 mesh dan 60 mesh sehingga menghasilkan ukuran yaitu 30 -- 60 mesh (250 -- 500 m), selanjutnya dilakukan pencucian 2 tahap menggunakan 50 % etanol diikuti dengan pencucian 80 % etanol. Viskositas 1 % larutan tepung iles-iles sebesar 30.077,78 mpa, kekerasan gel 231,83 N dan elastisitas gel 36,14 %.

Hidrolisis kojac glukomannan dengan asam sulfat (25%, 10 ml) ditambahkan tetes demi tetes ke dalam larutan viskos konjac glukomannan (konsentrasi akhir asam sulfat dalam larutan 2,5%), dan campuran lebih lanjut diaduk selama 2 jam pada suhu 70 oC. Setelah didinginkan pada suhu ruangan, campuran reaksi dinetralisasi dengan larutan NaHCO3 jenuh, dialyzed terhadap air demineral selama 24 jam, dan kemudian dikeringkan dengan menggunakan freeze-dried untuk memberikan 0,41 gram konjac glukomannan dengan berat molekul rendah (Mn=3,7x104), ujar Endy.

 

Konjac glukomannan disulfatasi dengan menggunakan asam sulfonik N piperidin atau komplek piperidin SO3. Hasilnya dikeringkan dengan menggunakan freeze-dried untuk memberikan 0,26 gram konjac glukomannan tersulfatasi dengan jumlah berat molekul rata-rata Mn=0,7x104. Diperoleh C: 19,7%, H: 3,0%, S: 14,7%. Semoga terobosan inovatif  ini bisa bermanfaat untuk masyarakat khususnya orang-orang yang berjuang untuk sembuh dari penyakit," pungkas Endy.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun