Ari menambahkan bahwa hasil docking senyawa theasinensin A telah dihasilkan binding affinity sebesar -6,7 kcal/mol. Hasil docking menunjukkan nilai binding affinity senyawa theasinensin A lebih tinggi dibanding kontrol dengan mununjukkan 6 ikatan hidrogen pada residu asam amino LysA:5, LysA:187, SerA:139, PheA:140, HisA:172, dan GlyA:170.
Senyawa theasinensin A menunjukkan interaksi yang sama dengan kontrol yaitu LysA:5, dimana pada senyawa ataupun kontrol asam amino ini membentuk ikatan hidrogen. Asam amino pada hasil docking antara ligan dengan kontrol menunjukkan bahwa ligan berpotensi sebagai senyawa pengganti control.
Kajian dan simulasi dinamika molekular menunjukkan bahwa senyawa Oolonghomobisflavan-A dan Theaflavin-3-O-Gallate sangat prospektif dalam memblokir sisi aktif katalitik protease utama (Mpro) pada SAR-CoV-2. Oleh karenanya studi In Silico ini digunakan sebagai pijakan untuk penelitian lebih lanjut oleh Tim Periset.
Namun demikian kajian tersebut perlu dipublikasikan ke Internasional melalui jurnal yaitu Journal of Applied Pharmaceutical Science dengan judul “Characterization in silico of bioactive compound in tea plant as a potentials inhibitor of SARS-CoV-2 Mpro”, dan Materials Today: Proceedings yakni “Optimization of UV-photo fermentation conditions theaflavin from tea leaves (Camellia sinensis) using response surface methodology (RSM) as inhibitor in SARS-CoV-2” serta beberapa paper yang telah disubmit ke Jurnal Internasional bereputasi, ungkap Ari.
Hasil penelitian ini berupa prototipe produk yang memiliki potensi penting dalam upaya penanganan dan pencegahan COVID-19, mengurangi resiko kanker, menjaga kesehatan jantung, prostat, liver dan bersifat anti oksidan. Saat ini status produk sedang dalam proses riset sebagai Obat Herbal Terstandar (OHT). Tim saat ini bekerjasama dengan industri teh Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung di Bandung Selatan dan PT. Rumpun Sari Medini untuk pengembangan produk komersial bubuk theaflavin teh.
Semoga dalam waktu dekat bisa komersialisasi produk di industri melalui riset terapan dan komersial, sehingga hasil riset ini bisa bermanfaat untuk masyarakat khususnya orang-orang yang berjuang untuk sembuh dari penyakit," pungkas Ari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H