Mohon tunggu...
Mohamad Darmawan
Mohamad Darmawan Mohon Tunggu... -

alumni UI 2002

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Komunikasi Poligami Anis Matta

2 Januari 2014   13:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:14 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemunculan Anis Matta (AM) dan istri keduanya di Taman Suropati cukup menyedot perhatian publik (Rabu 25/12). Detik.com sendiri menurunkan fokus berita khusus dengan thread “Politik Poligami Anis Matta”. Tercatat ada 101 berita, 9 video dan 13 Foto1.

Dilihat dari sisi berita, peristiwa tersebut sangat menarik karena isu poligami (adanya kontroversi), dilakukan oleh presiden partai Islam dengan istri wanita asing (adanya tokoh) dan dalam acara rekreasi keluarga (unsur human interest). Maka tak heran semua media menurunkan berita tersebut.

Peristiwa tersebut merupakan publisitas yang berhasil. Menurut Paul J Krupin publisitas yang berhasil mengandung unsur unsur  respon media dan respon dari publik yang membaca media tersebut. 2 saya mengambil satu artikel yang ada di thread “Politik Poligami Anis Matta” didetik.com. Artikel tersebut dikomentari  oleh 45 pembaca dengan total 378 kali di share ke facebook dan twitter . Bayangkan multiplier effect jika kita menghitung jumlah comment di setiap account facebook dan twitter yang mengshare link tersebut. 3

Jikalau issue poligami yang mengemuka di publik adalah publisitas negatif, maka  sangatlah naïf bila AM  tidak memperhitungkan dampaknya. Terlebih lagi dalam waktu 4 bulan kedepan hajat besar pemilu akan diselenggarakan. Bagaimana jika publisitas tersebut malah jadi blunder bagi perolehan suara PKS di 2014?

Quote menarik ditulis oleh harian The Atlanta Constitution pada januari 1915 “All publicity is good if it is intelligent”.4 Dalam banyak hal publisitas negatif lebih baik daripada tidak ada publisitas sama sekali. Saya menduga peristiwa tersebut by design dilakukan oleh AM sebagai cara menciptakan publisitas yang efektif. Studi kasus menarik bagi pemasar, bagaimana memanfaatkan “badai” yang menerpa brand anda. Beberapa pelajaran yang bisa dipetik sebagai berikut:

1.AM ingin menghilangkan dampak negatif kontroversi Poligami sesegera mungkin. Karena jika tidak dikomunikasikan dari sekarang, isu poligami menjadi blunder komunikasi politik menjelang April 2014

2.AM ingin mengkomunikasikan keterbukaan. Sebuah informasi yang tidak disampaikan secara terbuka akan menjadi gossip liar. Bak bola salju jika tidak dikendalikan bisa sangat merusak efeknya. Dalam sosok AM, poligami sudah menjadi gossip dan pengetahuan publik. Untuk apa disembunyikan . Dalam hal ini AM malah memanfaatkan isu tersebut5

3.Untuk AM, issue poligami paling mungkin diangkat, isu tersebut kontroversial. Sosok seperti AM tidak bisa lagi “menjual” kehidupan sederhana misalnya. Publik sudah memberikan stigma hidup mewah dalam issue jam tangan rolex

4.Keinginan AM bermain di celah sempit yang masih tersedia dikepala publik. Sudah menjadi rahasia umum kalau banyak pejabat memiliki wanita simpanan, ada satu ruang kosong yang berbeda-yaitu poligami. Dimana hubungan tersebut legal menurut Negara dan halal secara syariah

5.AM menghindari AA Gym  effect. Sebelum ditempa issue poligami, Aa Gym adalah superhero dikalangan ibu ibu. Publik menjadi shock, bagaimana sosok AA Gym yang sempurna bisa berpoligami. Saat isu itu menerpa, brand Aa Gym langsung terjun bebas. Pun, sampai saat ini brand tersebut belum mencapai posisi semula. Hal yang sama menjawab pertanyaan, mengapa film Spiderman lebih laris daripada film Superman? Karena Spiderman adalah Hero, sedangkan Superman adalah Super Hero. Sebagai gambaran, Thrill Film Spiderman menghasilkan USD 3.2 bio6 dibandingkan dengan Superman yang hanya menghasilkan USD 1.5 Bio7. Kenyataannya Hero lebih diterima pasar daripada superhero

Bukan kali ini saja komunikasi brand dilakukan oleh PKS. Pergantian tagline partai dari “bersih, peduli dan profesional'” menjadi “Cinta, Kerja, dan Harmoni” adalah respon dari turunnya tingkat kepercayaan publik. Tagline “bersih, peduli dan profesional'” menjadi kehilangan makna. Tanpa ragu PKS merubah menjadi tagline “Cinta, Kerja, dan Harmoni”.8

Hanya saja saya melihat canggihnya komunikasi brand di level petinggi PKS tidak diikuti oleh level akar rumput. Kenyataan di sosial media pola komunikasi akar rumput terhadap isu PKS sangat defensif. Pun komunikasi dilakukan dalam penataan yang lemah. Alih alih menahan laju jatahnya brand, pola komunikasi tersebut malah memperparah laju kerusakan brand.

Tulisan ini bukan untuk membela dan menghujat sosok AM dan PKS. Hanya sebagai praktisi sales dan marketing saya tergelitik dengan peristiwa seputar PKS dari kacamata branding.

Mohon maaf jika anda tidak mendapatkan hujatan atau pujian terhadap sosok AM dan PKS dalam tulisan ini. Sepertinya anda terpancing dengan judulnya yang KONTROVERSIAL J.

Hei, apakah saya mendapatkan publisitas?

mohamaddarmawan@yahoo.com

References

1.http://news.detik.com/indeksfokus/1219/politik-poligami-anis-matta?ndt992204lblartikel

2.http://www.directcontactpr.com/free-articles/article.src?ID=14

3.http://news.detik.com/read/2014/01/01/133355/2455878/10/fahri-hamzah-sebut-poligami-bung-karno-gagal?n992204fksberitadsfdsf

4.http://phrases.org.uk/meanings/there-is-no-such-thing-as-bad-publicity.html

5.http://leadingwithtrust.com/2011/07/05/four-leadership-practices/

6.http://en.wikipedia.org/wiki/Spider-Man_in_film

7.http://en.wikipedia.org/wiki/Superman_in_film

8.http://www.merdeka.com/politik/pks-ganti-tagline-039bersih039-dengan-039cinta-kerja-dan-harmoni039.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun