Mohon tunggu...
mohamad bajuri
mohamad bajuri Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru bloger

Tenaga pendidik di MTsN 3 Kebumen Jateng

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Boleh Bersamanya, Asal...

11 November 2022   22:06 Diperbarui: 11 November 2022   22:07 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya juga katakan kepada anak sulung bahwa saya sebagai orang tua akan merasa bahagia jika kabar itu datang dari diri anak. Dibandingkan jika kabar itu saya dengar dari mulut orang lain. 

Jadi  jika ada masalah yang berkaitan dengan hubungan dengan pacar harus cerita kepada kedua orang tua. 

Harus ditandaskan ke anak bahwa pacaran itu hanya sebatas teman dekat. Teman dekat itu bukan seorang istri yang halal. Jadi tidak boleh duduk berdekat dekatan, karena belum masanya. Belum halal pegang tangannya. Apalagi pegang yang lain.

Anak juga diberi penawaran pilihan. Jika berpacaran bisa membuat semangat belajar itu boleh-boleh saja. Namun jika menjalin hubungan itu hanya membuat terlibat perbuatan maksiat dan menurunkan semangat belajar lebih baik tidak perlu dilakukan. Anak nantinya akan berpikir dan membuat pilihan. Apapun pilihan anak orang tua harus dukung.

Tanyakan ke anak bahwa apakah dirinya sudah siap menerima resiko dan konsekuensi punya pacar. Karena banyak resiko dan konsekuensi dari orang yang punya pacar. Sebagai orang tua bolehlah berbagi pengalaman tentang untung dan ruginya orang memiliki pacar. Boleh bercerita tentang pengalaman pribadi atau pengalaman dari orang lain.

Perlu disampaikan juga bahwa kemungkinan orang yang berpacaran sejak remaja sembilan lima persen yang gagal. Lima persen sisanya sampai ke jenjang pernikahan. Artinya kemungkinan besar suatu saat hubungan itu akan putus. Siapkah anak kita?

Kesimpulan dari uraian singkat saya kali ini adalah, merasa bersyukur jika anak sudah mulai tertarik dengan lawan jenis. Sebagai orang tua merasa senang jika anak-anak tumbuh normal secara fisik dan psikologis. Artinya anak tidak mengalami disorientasi seksual.

Rambu-rambu aturan pertemanan dengan lawan jenis harus jelas dan mudah dimengerti oleh anak. Jangan sampai anak merasa dikekang, karena bisa menimbulkan efek yang negatif.

Nah demikian tadi tulisan saya semoga bermanfaat. Salam sehat sejahtera selalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun