Candu Aksara Karya Mas Jumadi Menebar Candu

Selamat berjumpa lagi Kompasianers 

Kali ini aku akan membahas tentang buku yang menginspirasi. Tulisan ini aku ikutkan untuk tantangan menulis grup Lagerunal.  

Aku memilih sebuah buku berjudul  Candu Aksara karya penulis kondang dari Grobogan Jawaban.  Beliau adalah Moh.  Jumadi, S. Pd.  Seorang pujangga yang masih aktif menulis hingga kini. 

Baca juga: Masa Kecilku Bermain Melulu, Masa Kecilmu Bagaimana?

Di dunia kepenulisan beliau dikenal dengan nama pena Mas.  Jumadi. 

Beberapa buku pernah beliau terbitkan.  Bahkan beliau pernah mendapat anugerah penghargaan sebagai penulis teraktif di Kotanya. 

Buku Candu Aksara diterbitkan oleh penerbit Ahsyara Kendal.  Tebal buku terdiri dari 117 halaman dengan ukuran buku 14x20 cm. 

Baca juga: Bertemu Wanita Cantik di Pelataran Candi Prambanan, Diakah Ratu Itu?

Sampul buku Candu Aksara.  Dokpri. 

Dilihat dari covernya menurutku elegan.  Dengan gambar buku yang bertabur bintang dengan latar belakang warna hitam.  Tulisan Candu Aksara berwarna coklat yang terlihat jelas dan mencolok.

Baca juga: Ngidam, Rekayasa Ibu Hamil atau Natural?

Buku ini berisi tentang kajian mengenai puisi.  Mulai dari jenis,  teknik,  bentuk dan bunga rampai puisi. 

Buku ini sangat menginspirasiku dalam membuat karya puisi.  Dari buku inilah aku bisa belajar bagaimana membuat puisi yang bagus.  

Walaupun ketika membuat sebuah karya puisi aku masih membutuhkan kritik dan saran dari para pujangga.  Terutama yang tergabung dalam grup wa Candu Aksara. 

Di dalam buku Candu Aksara pada bagian awal pembaca akan dibeberkan tentang kajian salistika,  dan diksi konotataif. 

Disajikan contoh kata-kata konotatif dalam puisi Chairil Anwar.  Ada tiga kata konotatif.  Kata konotatif yang mengekspresikan religiusitas,  jiwa Nasionalis dan perasaan cinta. 

Pada halaman selanjutnya penulis menyuguhkan Bunga Rampai Puisi I. 

Ada 19 judul puisi karya Mas Jumadi yang mengisi lembar Bungai Rampai Puisi. 

Salah satunya aku terkesan dengan puisi berjudul "Puntung-Puntung Senja"

Aku akan kutipkan sedikit baris puisinya yang yahut. 

Kutermenung merajut sisa-sisa memori

Di sana berserakan puntung puntung luka

Ada yang pendek dan ada yang panjang

Tergeletak di sela-sela gerbang waktu

Dst.  

Selanjutnya beliau mengajak untuk menganalisis struktural dan simiotik puisi. 

Pada bab berikutnya kembali penulis mengajak berkelana di Bungai Raampai Puisi II. Ada enam judul puisi karya beliau yang memang aduhai indahnya. 

Pada bab selanjutnya dibahas tentang puisi akrostik dan Bungai Rampai Puisi Akrostik. 

Pada halaman selanjutnya dibahas tentang seluk beluk puisi.  Dimulai dengan pengertian puisi lama,  puisi baru,  puisi kontemporer,  pengertian puisi,  unsur-unsur puisi dan perbedaan puisi baru dan lama. 

Buku ini ditutup dengan bab Bungai Rampai Puisi III.  Ada dua belas judul puisi yang menghiasi bab ini. 

Buku ini sangat bermanfaat bagi orang yang ingin belajar puisi.  Terutama bagi para pujangga pemula yang mau terjun ke dunia puisi sastra. 

Aku sendiri (penulis)  setelah membaca buku ini memiliki keberanian untuk membuat puisi. 

Setelah merasa berani membuat karya puisi,  mulai timbul kepercayaan diri untuk mengikuti event lomba cipta puisi. 

Beberapa penghargaan sudah aku miliki dalam kegiatan event lomba cipta puisi ataupun kegiatan Nubar (nulis bareng).

Bearawal dari inspirasi Buku Candu Aksara aku berhasil membuat buku Antologi Solo,  Antologi berempat dan Antologi keroyokan dalam membuat karya puisi. 

Terima kasih aku ucapkan kepada Bapak Mas Jumadi sebagai pembimbing di grup Candu Aksara yang telah berhasil membangkitkan semangat berkarya di dunia kepenulisan,  terutama puisi. 

Semoga Tuhan membalas dengan balasan yang jauh lebih baik. 

Demikian tulisan aku kali ini semoga bermanfaat.  Salam Literasi.  Love for WAG Candu Aksara.  Love for Lagerunal.  Love all of you.  Love for Kompasianers.