Dengan menyebut asma Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Â
Melanjutkan kisah sebelumnya pada bagian 3
Akhir bagian 3 tukang batu bercerita berziarah ke makam Sunan  Kudus.Â
"Aku tak tahu Pak Guru, Â ini hanya imajinasiku atau apa. Â Aku tak tahu. Â Dalam pandangan mataku, Â aku melihat makhluk setinggi pohon kelapa berdiri di depan gerbang pintu makam. Â Lalu aku ucapkan salam kepadanya. "
"Lama kelamaan makhluk itu mengecil hingga berwujud seringgi manusia normal. Â Dia melarangku untuk masuk ke area pemakaman. "
"Lagi-lagi aku dibuat takjub. Karena masya Allah, Â para wali menyambutku di pintu gerbang. Â Semua waliyulloh datang menyambutku. Â Dan area pemakaman penuh dengan orang orang yang berpakaian serba putih."
"Entahlah, Â aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada diriku. Â Akhirnya aku pun tak bisa masuk ke pemakaman. Â Aku hanya berziarah dari depan pintu gerbang. "
"Aku bingung pada diriku sendiri. Aku kan hanya manusia biasa. Â Hanya tukang batu, Â bukan kyai atau turunan kyai. Â Aku bukan orang terhormat. Mengapa aku mendapatkan kehormatan seperti itu? "
"Entahlah aku tak tahu?! "
Sementara aku hanya menyimak cerita tukang batu itu dengan seksama. Â Aku juga jarang menyela. Â Aku biarkan dia bercerita tanpa terganggu dengan kata-kata ku. Â Paling aku hanya mengangguk mengiyakan atau menggeleng keheranan.Â