Mohon tunggu...
mohamad bajuri
mohamad bajuri Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru bloger

Tenaga pendidik di MTsN 3 Kebumen Jateng

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Calon Eyang, Pesan Tukang Batu (Bagian 2)

26 Juni 2022   16:05 Diperbarui: 26 Juni 2022   16:25 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maha karya dari pemahat.  Dokpri.

Dengan menyebut asma Tuhan yang Maha Agung lagi Maha Penyayang. 

Melanjutkan cerita kemarin tentang pertemuanku dengan tukang batu.  

Tukang batu tamuku itu biasa menyebutku dengan Pak Guru.  Kadang juga menyebutnya dengan Pak Kaji(logat Jawa untuk menyebut Haji). 

Aku mengiyakan saja,  mau protes nanti takut terkesan tidak bisa menyenangkan orang lain.  Hanya sekedar panggilan saja kok repot sih.  Biarkan saja yang penting bukan panggilan jelek.  Betul gak? 

Dengan nada berapi-api si tukang batu bercerita.  Suara beratnya yang khas membuat aku terpukau untuk selalu menyimaknya. 

Kali ini memang aku memposisikan diri untuk menjadi murid yang belajar dari apa saja kapan saja. 

Dia melanjutkan ceritanya begini.  

Pak Guru,  manusia itu hanya wayang saja. Tuhanlah dalangnya. Manusia hanya sekedar menjalankan kisah apa yang telah ditentukan oleh sang dalang kehidupan. 

Makanya jangan bangga dengan pangkat dan jabatan.  Apalagi bangga dengan harta kekayaan.  Kita manusia hanya sekedar wayang.  Kita saat ini sedang menjalankan kisah kehidupan yang sudah digariskan. 

Secara kebetulan Tuhan menentukan aku sebagai tukang batu.  Panjenengan ditakdirkan sebagai seorang guru.  Lalu apa bedanya aku dengan Pak Guru? 

Atau mentakdirkan seseorang sebagai presiden,  petani,  tukang sapu,  tukang rongsok.  Apa bedanya dengan Kita? 

Kita manusia tak ada bedanya Pak Guru.  Kita di hadapan Tuhan memiliki kedudukan yang sama satu sama lain. Yang membedakan adalah amaliah kita.  Perbuatan kita yang membedakan kedudukan di mata Tuhan. 

Lalu apa yang dibanggakan sebagai manusia? Semua harta kekayaan, pangkat dan jabatan hanya titipan.  Suatu saat dan kapan saja bisa diambilNya. 

Jadi jangan sombong kepada sesama karena harta kekayaan dan jabatan yang dimiliki sekarang.  Itu hanya titipan. 

Dan apapun yang Tuhan telah gariskan kepada manusia berupa harta,  pangkat, jabatan dan kedudukan jadikan sebagai wasilah atau jalan untuk mencari rido Tuhan. 

Sesunghuhnya jiwa manusia terbelenggu oleh raga.  Padahal jiwa manusia yang bersih rindu sekali dengan jiwa Tuhan yang Maha Suci. 

Kehidupan dunia serta hingar bingar syahwat manusia yang menjadi sebab terciptanya hijab antara jiwa manusia dengan Tuhan. 

Eeh lagi asyik datang seseorang yang tiba-tiba menyapu dengan menyebut namaku.  

Ternyata teman satu SMP dulu.  Ceritanya sambung besok ya... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun