Mohon tunggu...
mohamad bajuri
mohamad bajuri Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru bloger

Tenaga pendidik di MTsN 3 Kebumen Jateng

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bertemu Wanita Cantik di Pelataran Candi Prambanan, Diakah Ratu Itu?

17 Juni 2022   21:51 Diperbarui: 17 Juni 2022   22:38 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antusias murid berfoto dengan turis manca.  Dokpri.

Dua hari yang lalu madrasahku mengadakan study tour ke Yogyakarta. Destinasi pertama berkunjung ke candi Prambanan. 

Lokasi candi Prambanan sangat strategis. Kawasan candi nan eksotik itu berada tepat di pinggir jalan raya Yogya Klaten. Bahkan orang yang sedang lewat menaiki kendaraan dapat dengan mudah memandang bangunan candi dengan leluasa. 

Dialah Lady yang jadi rebutan. Dokpri
Dialah Lady yang jadi rebutan. Dokpri

Kawasan candi Prambanan sangat luas.  Konon jumlah candi dukunya mencapai seribu candi.  Legenda Bandung Bandawasa yang jatuh cinta pada Rara Jonggrang menjadi anggapan yang diyakini terciptanya candi Prambanan. 

Menurut legenda kecantikan Rara Jonggrang termashur di seantero kerajaan.  Berita kecantikannya telah membius Bandung Bandawasa.  Seorang pemuda gagah dan sakti mandraguna. 

Murid dan guru sedang in actiotion. Dokpri
Murid dan guru sedang in actiotion. Dokpri

Namun apa hendak dikata karena Bandung adalah musuh bagi kerajaan Rara Jonggrang.  Dengan kekuasaannya Bandung memaksa Rara Jonggrang menerima cintanya. 

Rara Jonggrang bingung bagaimana caranya menolak keinginan yang tak mungkin baginya menerimanya.  Bagaimana juga Bandung adalah orang yang telah menghancurkan kerajaan ayahnya. 

Antusias murid berfoto dengan turis manca.  Dokpri.
Antusias murid berfoto dengan turis manca.  Dokpri.

Dengan sangat terpaksa Rara Jonggrang akhirnya menerima pinangannya,  namun dengan syarat.  Lamaran itu akan diterima jika Bandung mampu membuat seribu candi dalam semalam. 

Menurut logika manusia lumrah permintaan itu sangat sulit diwujudkan.  Tapi dasar Bandung pemuda yang gagah sakti mandraguna,  permintaan itu disanggupinya. 

Dengan kekuatan ilmu yang dimilikinya Bandung mulai menggarap proyek besarnya.  Dibantu oleh kekuatan gaib  seribu candi dikerjakan pada waktu malam hari. 

Konon penggarapan proyek besar itu hampir rampung.  Kubu Rara Jonggrang gelisah.  Maka dicarilah cara agar proyek itu tidak rampung. 

Dengan bantuan para pembantu setia beserta para petani dikumpulkanlah jerami dalam jumlah yang banyak.  Kemudian jerami itu dibakar.  

Para dayang pembantu diminta untuk membunyikan lesung penumbuk padi.  Suasana seketika berubah menjadi fajar. 

Semburat cahaya terang di ufuk timur akibat jerami yang dibakar ditingkahi suara lesung menunjukkan datangnya fajar. 

Makhluk halus yang  membantu mengerjakan proyek seribu candi mengira datang fajar.  Mereka berlarian meninggalkan proyek itu takut tubuhnya terbakar cahaya matahari. 

Jepretanku.  Dokpri.
Jepretanku.  Dokpri.

Bandung kaget bukan alang kepalang.  Proyeknya yang nyaris rampung ditinggalkan begitu saja.  Lebih kaget lagi ketika melihat cahaya fajar yang mulai menyingsing ufuk timur. Padahal ini belum saatnya pagi datang. 

Kekagetannya berubah menjadi kemarahan yang luar biasa besar.  Ini pasti ulah Rara Jonggrang untuk menggagalkan pekerjaannya,  begitu pikirnya. 

Datanglah Rara Jonggrang ke lokasi proyek candi untuk menagih janjinya. Bandung Bandawasa merasa sudah menyanggupinya.  Sebagai imbalannya seharusnya Rara Jonggrang bersedia menerima Bandung sebagai suaminya. 

Rara Jonggrang berpura-pura menerimanya,  karena dia yakin permintaannya tidak sanggup dilaksanakannnya. Jonggrang dengan suaranya yang lembut sinis meminta Kang Mas Bandung untuk menghitungnya. 

Beberapa kali dihitung ternyata candi yang sudah selesai digarap baru 999 buah.  Masih kurang satu. Bandung geram bukan kepalang atas kenyataan ini. 

Rasa sakitnya tak terkira atas penghiatan Rara Jonggrang.  Dengan kalimat saktinya akhirnya Rara Jonggrang dikutuk menjadi batu untuk melengkapi seribu candi yang kurang satu.  Begitu sejarah terciptanya komplek seribu candi Prambanan

Ada larangan naik ke candi.  Dokpri.
Ada larangan naik ke candi.  Dokpri.

Rombongan murid dan guru nampak antusias melihat-melihat bangunan candi yang indah sekali.  Sebagian orang berfikir bagaimana proses membuat candi pada masa itu sehingga menghasilkan mahakarya agung.  Mungkinkah candi itu dikerjakan oleh makhluk gaib.  Hanya Tuham yang tahu kepastiaannya. 

Yang tak kalah menarik di kawasan candi adalah para turis mancanegara yang juga sedang menikmati keindahan warisan sejarah yang tak ternilai harganya. 

Kehadiran turis manca terlihat sangat mencolok ketika berada di tengah tengah turis lokal.  Warna rambut,  warna kulit dan cara berpakaian mereka sangat berbeda dengan orang Indonesia. 

Turis mancanegara menjadi incaran untuk dijadikan objek swafoto bersama. Mereka berebutan bergantian untuk swafoto.  

Adalah Lady,  penulis menyebutnya begitu karena gadis ini sangat cantik dan ramah. Dengan sabar dan ramah menerima setiap orang yang mengajak untuk swafoto.

Moment yang langka itu oleh ayahnya diabadikan lewat kamera pribadinya.  Nampak terheran-heran ayahnya melihat putrinya layaknya starr yang menjadi rebutan fansnya untuk swafoto. 

Adalah Lady cantik itu putri seorang ayah bernama Remy dari Canada. Penulis berpikir kalau gadis itu layak menjadi Lady Queen dari Canada.  Penulis mengetahuinya setelah mengajak berkenalan dengan ayah gadis itu. 

Menurut Remy ayah gadis itu,  mereka ke Indonesia dengan seluruh keluarganya. Mereka tinggal di Yogyakarta beberapa hari. 

Setelah semua orang selesai dengan swafoto,  Remy menggamit lengan putrinya meninggalkan pelataran candi. Terima kasih Lady Queen from Canada and Dady Remy. 

Sampai jumpa lagi nekt time. 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun