Mohon tunggu...
mohamad bajuri
mohamad bajuri Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru bloger

Tenaga pendidik di MTsN 3 Kebumen Jateng

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pelepasan Siswa Matsaga Syahdu

16 Juni 2022   23:42 Diperbarui: 16 Juni 2022   23:55 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bapak Jahrani M.Pd. I selaku Kamad MTsN 3 Kebumen melepaskan peserta didik kelas 9 dan dikembalikan lagi kepada wali siswa. Acara tersebut berlangsung pada hari Kamis, 16 Juni 2022 di halaman depan madrasah. Acara berlangsung hikmad dan syahdu.

Hadir sebagai tamu undangan Kakankamenag Kabupaten Kebumen Pak Ibnu Asaddudin, M. Pd. , beserta beberapa Kasi. Nampak hadir di kursi kehormatan Kasi Mapenda Ibu Suwaibah, dan tamu kehormatan yang lain.

Pelepasan siswa kali ini berbeda dengan acara serupa pada tahun-tahun sebelumnya. Perbedaan nampak dari seting panggung beserta susunan acara dan pengisian acara yang memang bena-benar berbeda. 

Seting panggung dibuat megah dan cantik. Bunga-bunga artificial memenuhi sisi depan panggung dan latar panggung. Terlihat lebih manis dengan tambahan lighting di latar panggung dan atas panggung.

Peserta didik  yang biasanya hanya memakai pakaian OSIS saat acara perpisahan, kali ini mereka bersepakat memakai kebaya untuk anak putri dan pakaian hitam putih lengan panjang untuk peserta didik laki-laki. Bukan kehendak guru untuk memakai pakaian seperti itu saat perpisahan. Keputusan itu berdasarkan hasil jajak pendapat yang diberikan ke peserta didik oleh panitia perpisahan.

Bisa dibayangkan penampilan anak putri saat mereka sudah memakai baju kebaya. Banyak dari penampilan mereka yang manglingi (bahasa Jawa artinya berbeda dengan tampilan pada biasanya). Sehingga bapak ibu guru dibuat tidak tahu persis siapa mereka yang sebenarnya. Mereka tampil maksimal dengan baju kebaya pilihan sendiri. Kalau dicermati halaman Matsaga dipenuhi dengan bidadari-bidadari cantik yang ayu nan muda belia.

Bapak ibu guru karyawan  juga diminta untuk memakai baju kebaya untuk guru putri dan setelan jas  berdasi untuk guru laki-laki. Beliau-beliau tampil lebih heboh dibanding dengan peserta didiknya.

Sebelum memasuki tarub semua bapak ibu guru dan karyawan dan peserta didik melakukan kirab. Setiap wali kelas mengawal semua peserta didiknya yang baris dibelakangnya. Sebagai cucuk lampah pasukan paskibra yang membawa bendera.  Iringan -iringan itu berjalan dari halaman samping menuju halaman depan.

Bu guru. Dokpri
Bu guru. Dokpri

Pasukan paskibra berhenti di depan tarub dengan saling berhadapan. Sedangkan bendera merah putih dibiarkan sedikit condong ke depan. Sehingga tercipta payung merah putih.

Karpet merah digelar sepanjang jalan menuju panggung.  Peserta didik begitu memasuki tarub langsung menempati tempat duduknya sesuai pembagian kelas dan nomor absen. Di sebelahnya sudah duduk menunggu wali dari peserta didik. Jadi peserta didik duduk berdampingan dengan walinya. 

Setting tempat duduknya memanjang ke belakang sesuai dengan urutan nomor absen. Satu kelas hanya satu baris ke belakang. Wali kelas duduk paling depan, disusul di belakangnya peserta didik dengan nomor absen 1. Di belakangnya dua kursi untuk peserta didik dengan nomor absen 2 beserta wali, dan seterusnya.

Acara berjalan sangat hidmat dan syahdu. Terutama saat pelepasan peserta didik oleh Kamad. Banyak diantara mereka menangis dan bersimpuh di pangkuan orang tua mereka. Mereka menangis sambil meminta maaf kepada orangtua. Orang tua/ wali pun larut dalam suasana yang sulit penulis lukiskan dengan kata-kata. 

Acara demi acara berjalan lancar. Sampai acara doa penutup, nyaris tidak ada peserta didik atau orang tua wali yang pulang duluan. Mereka nampak larut dalam suasan perpisahan yang syahdu.

Setelah acara perpisahan selesai dilanjutkan dengan pengambilan SKHU sementara dan  Surat Keterangan Lulus. Acara ini dilakukan di ruang kelas masing-masing dengan dipandu oleh wali kelas. 

Semua wali sudah menerima surat dokumentasi kelulusan. Para wali pun diperbolehkan pulang.

Acara dilanjutkan dengan sesi foto-foto. Banyak lokasi yang dijadikan tempat pilihan untuk mengambil gambar. Wali kelas kebanjiran job untuk pengambilan foto bareng bersama peserta didiknya. Buat kenang-kenangan mereka saat mereka sudah besar nanti katanya.

Wali kelas mendapat hadiah sekuntum mawar merah dan juga coklat. Hadiah yang tak seberapa bila dilihat dengan uang. Tapi maknanya yang jauh lebih mahal dari harganya. Sebuah bentuk penghormatan dan perhatian peserta didik terhadap gurunya. 

Selamat jalan anak-anakku, selamat berjuang. Teruskan langkah menggapai masa depan. Gantungkan cita-citamu setinggi langit.  Masa depan negara ada di tangan kalian. Jangan surutkan langkah walau harus meneteskan darah dan air mata (pesan Pak Ibnu pada sambutannya dalam acara perpisahan ini). 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun